Tepat satu bulan dari vonis penyakit yang di deritanya, sekarang Hiroki sudah menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Meskipun obat-obatan tidak pernah lepas, dan seminggu sekali ia harus bolak-balik ke rumah sakit untuk transfusi darah. Ia masih bersyukur, karena sampai saat ini ia masih bisa menjalani dan menikmati hidupnya.
Dan semenjak vonis itu, Hiroki lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Ia sudah di larang untuk ikut kegiatan-kegiatan sekolahnya, meskipun kesal akhirnya ia harus menerimanya. Karena ia tak mau membuat kedua orang tuanya semakin khawatir.
Seperti hari minggu ini, Hiroki hanya berdiam diri di rumah. Papa dan bundanya sudah pergi dari tadi pagi, mereka hanya bilang kalau mereka ada urusan. Jadi disinilah ia sekarang, bersama pria tinggi berambut hijau. Yang tak lain adalah Toru, Daddy-nya.
"Daddy, jangan nyenggol mobil Hiro.." teriak anak lelaki itu yang tak terima mobilnya di salip Toru. Mereka tengah bermain playstation di ruang TV.
"Idiiihhh siapa yang nyenggol? Kamu aja yang gak bisa main. Wleee.." ejek Toru sambil menjulurkan lidahnya, lalu dibalas dengusan kesal dari Hiroki.
"Yeah Daddy menang!!" Toru berteriak heboh saat mobil yang di kendalikannya di game tadi mencapai garis finish lebih dulu dari mobil Hiroki.
"Aahh Daddy mainnya curang, daritadi cuman nyenggolin mobilnya Hiro!" tak terima dirinya kalah Hiroki malah menyalahkan pria berwajah datar di sampingnya.
"Kalah ya kalah aja, gak usah ngomel. Ahahaha .." balas Toru diakhiri tawa mengejeknya.
"Udah gih, sana kamu bikinin Daddy kopi. Sesuai perjanjian dong, kan kamu kalah. Kalu kamu kalah, kamu bikinin Kopi buat daddy." Lanjut Toru.
"Iya iya Hiro bikinin." Hiroki berdiri lalu berjalan menuju dapur.
Sepeninggal Hiroki, Toru sekarang sedang fokus membuka beberapa chat yang masuk di ponselnya. Namun fokusnya buyar ketika tiba-tiba mendengar suara benda pecah dari arah dapur. Ia lalu bergegas berdiri lalu melangkah menuju dapur, dan disana ia mendapati Hiroki jatuh terduduk di samping pecahan gelas yang berserakan. Wajahnya terlihat pucat dan nampak sedang memfokuskan pandangannya. Kedua telapak tangannya bertumpu pada lantai seakan takut terjatuh lagi. Toru panik lalu memegang tubuh anak lelaki itu.
"Ki, kamu kenapa?" tanya Toru panik.
"Kepala Hiro pusing Daddy, perut Hiro juga rasanya tiba-tiba mual, pengen muntah. Kaki Hiro lemes, Dad, gak bisa berdiri." Hiroki masih memejamkan matanya. Ia terlalu takut untuk membuka mata, karena tiap kali melakukannya, pandangannya mengabur dan apa yang ada di hadapannya seperti berputar.
"Yaudah Daddy gendong ya?!" tawar Toru yang masih memegang lengan pemuda itu.
Hiroki hanya mengangguk. Toru segera menggendong anak sahabatnya itu di punggungnya. Ia rasakan kepala Hiroki bersandar lemas dibahunya. Toru bergegas menuju kamar Hiroki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Growing Up (Vol. 03)
FanfictionTak peduli seperti apa hidupmu, kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baik atau buruknya.