[53] Hiroki's Diseases

253 33 67
                                    

Takeru's Room

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Takeru's Room.

"Anemia Sel sabit."

Taka dan Akira menegang di tempatnya. Pria yang sekarang duduk di hadapan mereka pun tampak menunduk, seraya menjelaskan hasil pemeriksaan sample darah dari Hiroki. Taka bergeming, memilih mendengarkan sampai tuntas apa yang coba dokter itu sampaikan. Ia sudah tahu penyakit anemia sel sabit itu seperti apa, tapi ia masih tak menyangka bahwa anak kesayangannya terjangkit penyakit yang sama dengan mendiang istrinya. Naomi.

"Anemia Sel Sabit adalah penyakit anemia turunan. Sel sabit adalah kondisi dimana tidak adanya sel darah merah yang segar untuk mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Sel darah yang normal berbentuk bulat dan dapat bergerak dengan mudah untuk mengantarkan oksigen. Sedangkan anemia sel sabit, sel darahnya berbentuk sabit, kaku dan lengket sehingga dapat memperlambat dan menghentikan darah dan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Kondisi ini memicu rusaknya jaringan organ lain karena tidak mendapat cukup darah."

Akira yang masih tak percaya, memandang lekat iris hitam kakaknya. Berharap apa yang di katakan kakaknya adalah sebuah kebohongan.

"Mas kamu bercanda? Kamu gak bohongkan?"

"Sayangnya mas serius, Ra. Memang itu yang mas temuin di dalam tubuh Hiro. Penyakit ini turunan, mungkin dari keluarganya ada yang mengidap penyakit yang sama." Mata Takeru kini beralih menatap Taka.

"Naomi." Nama itu meluncur dari mulut Taka.

"Ibu kandungnya Hiro mengidap penyakit yang sama." Sambungnya sedikit bergetar.

Akira melemas. Ia masih shock dengan kenyataan yang dihadapinya sekarang. Tak mau berputus asa, akhirnya Akira kembali mengangkat kepalanya.

"Langkah apa yang harus kita ambil sekarang, mas?"

"Tergantung sejauh mana penyakitnya. Untuk awal seperti sekarang mungkin kita bisa mengatasinya dengan obat atau transfusi darah secara berkala, atau mungkin transpalntasi sumsum tulang."

Taka menenggelamkan kepalanya, menangis tanpa suara. Kepalanya seperti mau meledak. Membayangkannya saja membuatnya hancur, bagaimana dengan Hiroki? Dia pasti akan sangat terpukul mengetahui semua itu.

"Aku harap kalian bisa menjaga Hiroki dengan baik, karena penderita anemia sel sabit rentan terkena infeksi jika sel sabit sudah menyerang organ-organ vital seperti limpa dan paru-paru." Lanjut Takeru memperingati.

Tak ada suara dari Taka maupun Akira. Keduanya masih tenggelam dalam kesedihan masing-masing.

"Aku tahu ini tidak mudah buat kalian, tapi ini bukan saatnya kalian murung. Kita hanya harus bertahan dan melawan."

Meskipun Takeru sempat tidak suka dengan Taka karena menikahi adiknya, tapi akhirnya ia luluh. ia sudah tak mau menganggu kehidupan adiknya, ia sudah merelakan Akira mendapatkan kebahagiannya sendiri. 

Growing Up (Vol. 03)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang