Hiroki membuka matanya perlahan, merasakan sinar matahari menusuk netranya. Manik kelamnya menatap hamparan langit biru diatasnya.
Dreamland- it's place of yours.
Itulah yang tertulis di papan kayu dekat kolam ikan. Melihat artinya saja, Hiroki sudah bisa menebak bahwa hanya ada ia disini. Ia bebas melakukan apapun tanpa ada yang menghalanginya.
Aah, tapi itu juga tidak berarti ia sendirian disini.
Tapi itu bukanlah masalah besar bagi Hiroki. Toh disini dia bisa mengendalikan segalanya. Lihatlah, baru tiga jam ia disini, ia sudah mempunyai rumah kecil dan seekor kucing. Bahkan kucingnya bisa berbicara, kalau-kalau nanti ia kesepian.
Tapi Hiroki rasa kucing itu hampir tidak ada gunanya. Sekarang makhluk berkaki empat itu malah asyik bermain dengan ikan-ikan di dalam kolam. Hiroki lalu menjentikkan jarinya. Kucing besar berwarna putih itu lalu berubah menjadi anak kucing berbulu abu-abu. Sungguh menggemaskan.
Hiroki berdiri, lalu melangkahkan kakinya menapaki rerumputan hijau di bukit tersebut. Semilir angin menerbangkan rambut hitamnya perlahan. Udaranya sejuk. Membuat Hiroki kembali dimanjakan oleh pemandangan alam didepannya.
Pemuda itu amat sangat senang tinggal disini.
Saat tengah asyik berjalan-jalan, tiba-tiba netranya menangkap sesosok wanita dengan dress putih tengah duduk di tepi sungai. Hiroki menyipitkan matanya, mengamati sosok wanita yang tengah asyik memainkan air sungai.
"Mama.." teriak Hiroki saat menyadari bahwa sosok itu adalah Naomi, ibu kandungnya. Sosok yang selama ini selalu Hiroki rindukan setiap hari.
Wanita berambut sebahu itu pun menoleh ke arah Hiroki. Ia lalu terperangah mendapati Hiroki berdiri tak jauh darinya sambil tersenyum.Wanita itu masih menatap Hiroki heran. Pasalnya tempat ini bukanlah tempatnya, tapi kenapa anak itu datang seolah sedang menyusulnya?
"H-Hiro? Kamu kenapa bisa disini sayang?" Naomi beranjak lalu menghampiri anaknya. Ia memang merindukan anak itu, tapi melihatnya ada disini malah membuatnya merasa sedih.
"Hiro kangen sama Mama, jadi Hiro nyusul kesini." Jawab Hiroki lalu memeluk Naomi erat.
"Disini Hiro gak ngerasain sakit lagi, Ma. Hiro suka disini, Hiro juga pengen disini bareng Mama." Lanjutnya yang masih memeluk Mamanya.
"Nggak, sayang! Kamu gak boleh disini, kamu harus pulang. Disana ada papa yang kangen sama kamu. Mama anter pulang ya?" Naomi melepaskan pelukannya, lalu membelai kepala anaknya lembut.
"Gak mau! Hiro gak mau minum obat lagi, Hiro gak mau di suntik lagi, Hiro gak mau diem terus di rumah sakit lagi, Ma. Hiro capek. Hiro nyerah, Ma. Hiro mau ikut Mama aja." Anak itu mulai terisak, lalu kembali memeluk Naomi.
"Nggak! Kamu gak boleh nyerah gitu sayang. Kamu boleh ikut Mama, tapi bukan sekarang waktunya."
"Kalau bukan sekarang, terus kapan Ma? Hiro udah bener-bener gak kuat." Naomi mengusap punggung anaknya, mencoba menenangkan tangisan Hiroki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Growing Up (Vol. 03)
FanfictionTak peduli seperti apa hidupmu, kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baik atau buruknya.