Flashback on
Malam semakin larut membuat angin yang berhembus terasa semakin dingin menusuk kulit. Takahiro Moriuchi, pemuda berperawakan kurus itu tengah berjalan di sekitaran perumahan elit di kota kelahirannya. Kedua tangannya masih setia memeluk erat bayi mungil yang tengah tertidur lelap di dalam gendongannya.
Langkah Taka terhenti di depan gerbang besar sebuah rumah bergaya klasik yang berdiri kokoh. Tangannya sedikit ragu saat membuka kunci gerbang tersebut, langkahnya juga terasa berat saat ia menapaki terasa rumah itu.
Taka menatap bayi digendongannya sendu. Ada raut penuh penyesalan disana. Bayi mungil tak berdosa itu membuat hati Taka semakin berkecamuk.
Bayi ini adalah kesalahannya, mau tak mau ia memang harus mengakuinya. Ia harus mengatakan semuanya pada orang tuanya.
Setelah berperang dengan batinnya sendiri, akhirnya Taka memberanikan diri membuka pintu rumahnya.
Sepi.
Suasana itulah yang menyambut Taka saat memasuki rumahnya, lampu ruang tamu pun sudah gelap.
Ahh.. mungkin Mama sama Papa udah tidur.
Taka melanjutkan langkahnya, setibanya di ruang TV ia dapat melihat kedua orang tuanya tengah duduk di sofa sambil menatapnya penuh selidik.
"Dari mana saja kamu, Taka?" Suara sang Mama yang menyambutnya membuat Taka sedikit menegang di tempat.
"Seminggu tidak pulang, kemana saja kamu? Dan apa itu yang ada digendonganmu?"
Taka meneguk salivanya susah payah. Ia tak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan mamanya barusan, lidahnya mendadak kelu, mulutnya pun enggan terbuka. Seperti ada ribuan gembok yang mengunci mulutnya. Ia tak sanggup mengatakannya.
"I-ini b-bayi, ma." Dengan terbata-bata akhirnya kalimat itu keluar juga dari mulut Taka.
"Bayi?"
Wanita yang Taka sebut Mama itu akhirnya menghampirinya, lalu melongokan kepalanya melihat apa yang ada di gendongan anaknya. Mata sang Mama membola saat melihat sesosok bayi mungil dengan kulit yang masih kemerahan tengah terpejam berada digendongan Taka.
"I-ini bayi siapa, Ka?" Tanya sang Mama yang nampaknya masih terkejut.
"I-i-ini b-bayi Taka, Ma. D-dia Anak T-taka." Taka merasakan tangannya semakin dingin. Ia dapat melihat ekspresi kedua orang tuanya tengah terkejut tidak percaya.
"Kamu bilang apa, Ka? Anak kamu? Maksud kamu apa?"Mamanya makin terlihat kebingungan, ia menatap Taka lekat mencoba mencari jawaban atas pertanyaanya.
"Taka udah ngelakuin dosa besar, Ma. Taka udah ngehamilin Naomi. Bayi ini anak Taka sama Naomi, dan Naomi meninggal kemarin pagi."
Mama dan Papanya terperangah di tempat masing-masing, mereka masih berusaha memahami apa yang dikatakan Taka barusan.
"Maaf, Ma. Maaf Taka udah ngecewain Mama sama Papa." suara lirih Taka berhasil menarik kesadaran Mama dan Papanya pulang.
Plaakk..
Taka hanya bisa memejam, menikmati ngilu yang menjalar setelah tangan halus mamanya menampar pipinya. Taka tak bisa menyangkal, karena apa yang dikatakannya memang benar. Semua memang salahnya. Kekacauan ini terjadi karena dirinya. Naomi yang hamil, Naomi yang harus meninggal karena pendarahan, dan bayi tak berdosa yang harus kehilangan ibunya pun adalah salahnya.
Semua terjadi karena kesalahannya.
"KAMU APA-APAAN SIH KA? KAMU BENER-BENER BIKIN MALU MAMA. MAMA KECEWA SAMA KAMU!!" suara lantang mamanya membuat Taka semakin bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Growing Up (Vol. 03)
FanfictionTak peduli seperti apa hidupmu, kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baik atau buruknya.