[50] His Bruise

259 30 70
                                    

Akira masih berkutat dengan beberapa bahan masakan di dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akira masih berkutat dengan beberapa bahan masakan di dapur. Tangannya lihai memasukan beberapa sayuran ke dalam sebuah panci. Ia tengah membuat sayur bayam untuk makan malam, akhir-akhir ini Akira memang lebih banyak memasukan menu sayuran untuk keluarganya. Terlebih untuk Hiroki, karena anaknya itu butuh banyak asupan makanan yang bisa menambah darah.

"Bundaa.."

Suara cempreng Hiroki sedikit membuat Akira terlonjak, beruntung dirinya tak sedang memegang pisau. Kalau saja tadi ia sedang memotong sayuran, mungkin sekarang tangannya sudah teriris.

"Bunda masak apa sih?? Wangi banget."
Hiroki menghampiri bundanya yang berdiri di depan kompor.

"Yaah kok sayur bayem lagi, bun? Kan kemarin bayem juga." sambung Hiroki dengan nada sedikit kecewa.

"Eeh masih syukur Bunda masakin, lagian papa kamu belom ngasih bunda uang belanja. Ya jadi bunda masak aja yang ada!"

Sebenarnya bukan masalah Taka yang belum memberi ia uang belanja, melainkan memang minggu-minggu ini Akira tengah sibuk dengan rapat di sekolahnya yang kadang membuat Akira harus pulang malam, jadi karena itu lah ia belum sempat berbelanja.

Menyuruh Taka berbelanja?

Oh ayolah, itu adalah ide terburuk! Jangan pernah menyuruh Taka berbelanja kebutuhan dapur, jika tidak mau list belanjamu hancur berantakan. Kenapa? Karena semua list belanja yang kamu tulis akan berubah jadi barang-barang yang tidak dibutuhkan. Mungkin contohnya seperti kecap manis yang berubah jadi Tauco, gula jadi garam, kacang panjang jadi buncis, wortel jadi lobak dan masih banyak lagi. Jadi itulah alasannya Akira tidak mau lagi menyuruh suaminya untuk belanja.

"Yaudah nanti Hiro pintain uangnya, biar besok kita belanja ya bun? Udah lama Hiro gak belanja sama bunda. Lahiya, si papa mana bun? Bukannya udah pulang ya?" Hiroki masih setia berdiri di samping bundanya sambil sesekali memainkan beberapa helai daun bayam yang tersisa di atas meja.

"Tuh masih ngebo di sofa, udah bunda bangunin dari tadi gak bangun-bangun. Yang ada malah ngigo manggil nama jametnya." jawab Akira kesal mengingat kelakuan suaminya yang tidak pernah lepas dari wanita-wanita seksi koleksinya.

"Bunda banguninnya kurang ahli. Gini nih, Hiro tunjukin cara ampuh buat bangunin papa."

Akira memperhatikan anaknya yang berjalan menuju ruang TV. Karena dapur dan ruang TV bersebelahan dan tidak bersekat, Akira masih bisa memperhatikan Hiroki dari tempatnya berdiri sekarang.

Hiroki berjongkok di samping kepala papanya, lalu membisikan sesuatu ke telinganya. Selang beberapa detik Taka langsung terlonjak kaget, matanya melotot horor.

"Astataaang.. Eeh Astagfirullah, Asyhadualla illaha illalohu..." Racau Taka panik.

"Tuhkan bun, langsung bangun." pemuda bersurai hitam itu tersenyum bangga ke arah bundanya.

Growing Up (Vol. 03)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang