Hiroki Moriuchi, pemuda bersurai hitam legam itu tengah menuruni tangga dengan terburu-buru. Sambil merapikan baju seragamnya, bibirnya tak henti-hentinya mengomel."Papa sama bunda kenapa gak bangunin Hiro sih? Jadinya Hiro kesiangan kan!?" omelan itu tak kunjung berhenti hingga ia sampai di meja makan. Disana sudah ada papa dan bundanya yang siap untuk sarapan.
"Kok kamu jadi marahin papa? Yang gak bangunin kamu itu siapa? Orang dari subuh papa udah bangunin kamu, itu mah kamu aja yang tidurnya kayak kebo! Untung aja gak papa siram pake wipol." Jawab sang papa yang tak terima dirinya disalahkan.
"Emang hiro closet pa, disiram pake wipol? Ada juga otak papa tuh yang harus disiram wipol, ato kalo perlu Hiro tambah byclean biar otak papa bersih lagi." Dengusnya kesal sambil menarik kursi meja makan.
Akira hanya bisa geleng-geleng kepala melihat keributan dari dua orang laki-laki di depannya. Semenjak pernikahannya dengan Taka tiga bulan yang lalu, sekarang dia sudah mulai terbiasa dengan sifat suami dan anaknya itu.
"Sssttt.. udahan dulu debatnya! Hiro sayang, ayo buruan di makan sarapannya, nanti pulang sekolah kita ke supermarket beli byclean ya buat papa kamu. Biar tiap malem dia gak kepoin akun IG jamet-jametnya lagi."
Taka yang sedang meminum kopinya tiba-tiba tersedak dan langsung membelalakkan mata ke arah akira, Istrinya.
Hiroki yang mengerti akan maksud bundanya langsung tersenyum lebar, lalu mengangkat tangannya. Dengan pose hormat ia menatap ke arah Akira.
"Siap komandan!! Sekalian kita beli sikatnya juga bun, biar tambah bersih." Seru Hiroki senang.
"Ah iya betul, sikat apa nih bagusnya?"
"Sikat kawat aja udah. Hahahah.."
Setelah mendengar jawaban Hiroki, keduanya akhirnya tertawa. Taka hanya diam meneguk salivanya, ia bergidik ngeri membayangkan apa yang akan dilakukan oleh istrinya nanti. Taka sudah pasrah.
💊💊💊
Setelah sampai di sekolah, Hiroki buru-buru berlari ke arah kelasnya. Karena ia baru sadar, kalo tadi malam ia lupa mengerjakan PR geologinya.Sesampainya di kelas ia langsung menduduki kursinya dengan cepat. Ia menatap Teru yang duduk disampingnya. Seulas senyum jahil terlihat di wajah Hiroki, lalu ia memanggil pemuda gondrong di sampingnya.
"Ter.."
"Apaan?" jawab Teru tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel di tangannya.
"Udah ngerjain PR geologi?"
"Udahlah!"
"Mana?" Tanya Hiroki sambil meraih ransel Teru yang tergantung di kursinya.
"Mana apaan? Eeh, lo nyari apaan di tas gue?" pekik Teru saat tasnya sudah berada di pangkuan Hiroki, pemuda itu membuka resleting tas Teru. Tangannya mengaduk-aduk isi tas hitam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Growing Up (Vol. 03)
FanfictionTak peduli seperti apa hidupmu, kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baik atau buruknya.