Part 18

5.8K 833 124
                                        

Maafkan untuk typo yang bertebaran ya guysss !!!


Balas dendam

*
*
*
*
*
*****


Entah bagaimana ceritanya sehingga dia kini bisa berbaring disamping sosok tampan yang telah menggoreskan banyak sekali luka dihatinya yang sangat rapuh bahkan tangan yang dulu sering sekali menyakiti fisiknya kini terlihat memeluk pinggangnya dengan erat seakan akan takut kehilangan raganya. Dibelainya dengan lembut pipi yang dulu begitu sulit untuk disentuhnya.

"Dulu seperti apapun aku memohon pasti kau tak akan pernah membiarkanku berada diatas ranjang yang sama denganmu seakan akan kau jijik jika aku berada disekitarmu..." Bisiknya sendu sembari menyentuh dengan lembut surai halus mate yang begitu dirindukannya selama ini.

"Namun lihatlah sekarang... " Bisiknya lirih sembari meremas dengan lembut tangan kekar yang tengah melingkari pinggang rampingnya. Tanpa bisa dicegahnya kini airmata yang selama ini ditahannya telah mengalir membawa seluruh kesedihan akan seluruh penolakan yang selama ini diterimanya.

"Saat ini kita berada diatas ranjang yang sama mate... " Bisiknya bertambah lirih sambil membawa lengan yang semula memeluknya kearah bibirnya untuk kemudian dikecupnya dengan lembut punggung tangan yang pernah menghantam pipi halusnya.

"Dulu hanya demi dirinya kau tega menghantam wajahku dengan tangan ini..." Desisnya dingin sembari menaruh tangan kekar itu keatas perut matenya yang terlihat naik turun dengan teratur menandakan matenya itu tengah terlelap dialam mimpinya.

"Sampai sekarang pun kau masih saja melakukan semuanya hanya untuk dirinya... " Gumamnya sendu sembari beranjak dari rebahannya diatas ranjang matenya itu. Dia tak sudi menyebut ranjang ini sebagai ranjang mereka setelah apa yang dilakukan oleh matenya dengan sahabat sialannya itu diatas ranjang mewah ini.

Dia beranjak dari atas ranjang empuk itu. Dia dikagetkan dengan rasa lembut yang menyapa kaki telanjangnya, dengan perlahan dialihkannya tatapan matanya kearah kedua kakinya yang kini tengah menapak diatas sebuah permadani berwarna baby blue yang dulu pernah dibelinya saat dia mengandung buah cintanya bersama suaminya.

Dia menatap dengan sinis permadani itu sembari mengarahkan sebelah tangannya yang kini menguarkan cahaya kebiruan yang sangat menakutkan kearah permadani indah yang menyimpan banyak sekali memorinya bersama dengan janin yang dulu pernah mendiami rahimnya. Seketika itu juga bulu bulu permadani yang semula berwana baby blue berubah warna menjadi sehitam arang yang ditengahnya terbentuk sebuah bunga mawar merah yang kelopaknya tengah terbakar.

Dia menatap dengan dingin permadani yang kini tengah berubah menjadi sehitam arang sama seperti hatinya yang kini telah dipenuhi oleh kebencian. "Jika kau tak pernah menerimanya kenapa kau masih menyimpan semua kenangan tentangnya... " Desisnya datar sembari melangkahkan kedua kakinya menjauhi ranjang yang saat ini masih ditempati oleh matenya yang masih betah untuk memejamkan kedua matanya.

"Aku tak pernah menyesal karena menjadi matemu tapi... " Bisiknya parau sembari melangkahkan kedua kakinya menuju pintu keluar dari kamar yang akan selalu menjadi ruangan yang paling dibencinya di mansion ini.

"Aku menyesal karena telah mengenalmu... " Desisnya sangat dingin sambil mengibaskan sebelah tangannya kearah tubuhnya yang seketika itu juga tertutupi oleh sebuah jubah berwarna hitam yang membalut dengan sempurna tubuh mungilnya.

"Jung Jaehyun. "


~~~~~~~~~~


Jung's mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang