Part 5

8.4K 1.2K 371
                                        

Memorise

*
*
*
*
*
*****

Malam ini terjadi hujan yang sangat lebat disertai petir yang menyambar -nyambar seakan akan sedang mengamuk pada dunia ini. Didepan pelataran rumah sakit terlihat Jaehyun keluar dari mobilnya dan membuka dengan kasar pintu penumpang disampingnya.

"Turun." Bentaknya pada Taeyong yang sedari tadi sibuk menangis sambil memeluk perutnya yang membuncit besar, seakan akan berusaha melindungi pelita hatinya dari kejamnya dunia ini.

"Hiks....hikss..." Taeyong hanya bisa menangis tersedu sedu mendengar bentakan dari orang yang paling dicintainya didunia ini.

Merasa tak mendapat jawaban yang diinginkan dengan kasarnya Jaehyun pun segera menjambak rambut Taeyong dan menyeret tubuhnya untuk turun dari dalam mobil.

Disepanjang perjalanan terlihat Jaehyun yang terus saja menjambak rambut Taeyong dan menyeretnya dengan kasar agar mengikuti langkah kakinya yang lebar. Terlihat dari wajahnya sepertinya Jaehyun sedang marah besar kepada matenya itu.

"Sakit hiks kumohon hiks Jaehyun hiks lepaskan rambutku hiks." Tangis Taeyong sambil berusaha melepaskan cengkeraman tangan Jaehyun pada rambutnya. Jujur saja cengkeraman tangan Jaehyun sangat kuat sampai-sampai ada beberapa helai rambutnya yang rontok .

Jaehyun tiba-tiba berhenti berjalan dan menghempaskan wajah Taeyong ke lantai yang dingin dibawahnya. Taeyong yang diperlakukan sehina ini oleh matenya hanya bisa menangis tersedu-sedu meratapi nasibnya dan nasib bayinya.

"Hey jalang." Panggil Jaehyun pada Taeyong yang terus saja menundukkan pandangannya. Taeyong yang mendengarnya pun hanya bisa memejamkan kedua matanya dengan airmata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya.

Jaehyun yang merasa tidak mendapatkan respon dari matenya pun mendudukan tubuhnya disamping tubuh Taeyong dan mencengkeram dagunya agar mendongak menatap wajahnya.

"Kau mendengarku kan bitch." Bentak Jaehyun tepat didepan wajah Taeyong yang sudah dipenuhi memar dan airmata.

"Jae hiks kumohon hiks jangan lakukan ini padaku hiks." Mohon Taeyong sambil mencium dengan sayang tangan pria yang sangat dicintainya itu.

Jaehyun yang mendapat perlakuan seperti itu pun dengan segera melepaskan cengkeraman tangannya dengan kasar dari wajah Taeyong yang terlihat sangat kacau.

Tiba tiba datanglah para perawat dan dokter yang berlari membawa bangkar kosong kearah mereka dan berhenti dihadapan Jaehyun.

"Alpha semua sudah siap." Lapor sang dokter sambil membungkuk kearah alphanya itu.

"Lakukan." Perintah Jaehyun dengan berjalan menjauhi matenya yang sedang memandang tak percaya kepadanya.

"Baik alpha." Patuh sang dokter sambil mengalihkan pandangannya ke arah para perawat yang berada dibelakangnya untuk segera melakukan tugas mereka.

Setelah itu ada 3 orang perawat yang berusaha membuat Taeyong bangun dari duduknya dan menutunnya ke arah bangkar rumah sakit.

"Lepas hiks Jaehyun kumohon hiks tolong lepaskan aku hiks." Tangis Taeyong sambil berusaha melepaskan dirinya dari genggaman ketiga perawat yang berusaha membawanya keatas bangkar itu.

Taeyong mengigit salah satu tangan perawat yang sedang menggenggamnya yang membuat genggaman tersebut terlepas dari tangannya. Setelah terlepas dari genggaman sang perawat Taeyong segera berlari kearah Jaehyun. Saat ini dia sedang berlutut dibawah kaki alphanya yang hanya menatapnya dingin. Diciuminya kaki alpha yang sangat dikasihinya ini dengan harapan mendapatkan belas kasihan dari dirinya.

Jung's mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang