1

5.7K 290 7
                                    


Mon maaf kalo masih banyak typonya, yang ini belum sempat aku revisi

Dengan terburu-buru Eunbi memasuki rumahnya, gadis itu berlari cepat menaiki tangga karena dia ingin segera bertemu dengan sang ibu yang saat ini tengah menunggu di lantai atas.

" eomma " panggil Eunbi sambil membuka pintu rungan tersebut cukup keras.

Wanita paruh baya yang tengah duduk di depan jendela tersebut lantas menoleh kearah putrinya, terlihat begitu jelas jika wanita paruh baya itu sangat bahagia dengan kedatangan putrinya. Dia berdiri dan berjalan kearah putrinya yang tengah berdiri dengan wajah kesal nya.

" kau sudah pulang sayang?. " Tanya sang ibu, menghiraukan tatapan sang putri yang nampak begitu kesal.

Tanpa basa-basi Eunbi langsung mengatakan bahwa ia menolak perjodohan yang telah di rencanakan oleh kedua orang tuanya. Dan itu membuat sang ibu terlihat sangat kecewa.

" Eunbi- ya dia pria yang baik-baik sayang, ibu yakin kau akan bahagia jika menikah dengannya. Dan bukankah ini juga salah satu keinginan nenekmu?. " Nyonya Hwang menangkup kedua pipi Eunbi sambil tersenyum.

Nyonya Hwang terus berusaha membujuk putrinya agar mau menerima perjodohan tersebut, namun sang putri sama sekali tidak terbujuk dan malah semakin menolak mentah-mentah.

" jadi kalian menyuruhku pulang karena perjodohan konyol ini?." kedua mata Eunbi berkaca-kaca. Ternyata selama ini pemikirannya salah, dia pikir orang tuanya menyuruh pulang karena mereka merindukan dirinya, tapi ternyata bukan.

" apa maksudmu sayang?. " tanya wanita paruh baya yang bernama lengkap Seo Hyun Jin yang tak lain adalah ibunya Eunbi.

Eunbi menggigit bibir bawahnya dengan kedua mata terpejam, nafasnya tersenggal-senggal dengan bahunya yang terlihat naik turun. Tanpa menjawab pertanyaan sang ibu Eunbi berlari ke kamarnya yang ada di samping ruang tersebut sambil membanting pintu kamar dengan keras.

Kilauan bening di matanya turun semakin deras bersamaan dengan tubuhnya yang ia jatuhkan ke atas ranjang king size miliknya. Eunbi menenggelamkan seluruh wajahnya keatas bantal, tangisannya masih terdengar walaupun ia sudah menekan wajahnya keatas bantal.

Selama beberapa menit Eunbi masih menangis, merasa dadanya sesak Eunbi mengangkat wajah dan mengubah posisi tidurnya. Kedua mata Eunbi yang masih basah, kini menatap langit-langit kamar.

Ingatan Eunbi kembali ke masa lalu, dimana kedua orang tuanya lebih memilih bekerja dari pada mengurus Eunbu kecil yang saat itu sedang sakit.

Flash back

" halmeonim kenapa eomma tidak pernah datang menjenguk " kata Eunbi yang sedang berbaring.

" dia pasti akan datang sayang. Sekarang Eunbi tidur ya, ini sudah larut malam. Besok pagi pasti ibu mu datang. " wanita tua itu tersenyum sambil mengusap puncak kepala cucunya.

" tapi Eunbi ingin menunggu eomma. " rengek Eunbi.

" jika Eunbi ingin bertemu eomma, Eunbi harus sembuh ne. "

Eunbi kecil mengangguk sambil tersenyum, wanita tua yang duduk di samping Eunbi ikut tersenyum. Telapak tangannya membelai kepala cucunya yang terlihat mulai mengantuk.

' Besok pagi dan seterusnya eomma tidak datang menjengukku, hanya ada apa yang datang sesekali melihat keadaanku' ia kembali menangis, sampai akhirnya Eunbi terlelap tidur karena merasa lelah terus terusan menangis, di tambah lagi matanya yang terasa berat karena mengantuk.

****

Eunbi sama sekali tidak berniat membuka kedua matanya ketika mendengar suara ketukan pintu dari luar. Gadis itu lebih memilih melanjutkan tidurnya yang tadi sempat terganggu.

" agasshi, anda harus bersiap-siap, sebentar lagi keluarga Jeon akan datang. " kata maid tersebut sambil mengetuk pintu kamar, berharap nona mudanya segera bangun dan bersiap.

Bukan nya bangun, Eunbi malah semakin menenggelamkan tubuh mungilnya di balik selimut. Sedangkan di luar kamar maid itu masih mengetuk-ngetuk pintu berusaha membangunkan Eunbi.

" aish... " Eunbi bangun dari tidurnya, kemudian ia mengambil gelas diatas nakas.

Prang.

Eunbi melemparkan gelas kearah pintu, secara bersamaan maid itu berhenti mengetuk pintu karena merasa takut. Di atas kasur Eunbi hanya tersenyum dengan mata setengah terbuka, ia kembali melanjutkan tidurnya.

****

Mendengar suara pecahan kaca dari kamar putrinya, Hyun Jin segera berlari keatas. Di depan pintu Hyun Jin menemukan seorang maid berdiri di depan pintu kamar Eunbi, kepalanya menunduk dengan tubuhnya yang sedikit bergetar.

" apa yang terjadi?. " tanya sang nyonya besar.

" sepertinya nona muda kesal dan melemparkan gelas ke arah pintu. " jelas maid tersebut.

" apakah pintunya di kunci?."

" saya tidak tahu nyonya. "

Tanpa pikir panjang Hyun Jin membuka pintu tersebut yang ternyata tidak di kunci.

" hati-hati nyonya di lantai banyak pecahan kaca. " maid tersebut berhasil mencegah sang nyonya besar yang hampir menginjak pecahan kaca di lantai.

" terima kasih ahjuma, kalau begitu apa ahjuma bisa membersihkannya. " kata Hyun Jin ramah.

Hyun Jin memang terkenal memang terkenal ramah dan sangat sopan kepada siapapun. Sangat berbanding terbalik dengan Eunbi putrinya yang selalu berbicara seenaknya kepada siapapun tanpa memikirkan perasaan orang tersebut.

" Eunbi- ya. " nyonya Kim duduk di tepi ranjang, menatap Eunbi sambil mengelus rambut halus Eunbi dengan sayang.

" bangun sayang, keluarga Jeon akan datang sebentar lagi. "

Sebenarnya Eunbi sudah bangun dari tadi, tapi ia masih ingin memejamkan matanya karena malas melihat wajah ibunya.

Ah...Eunbi mengakui dirinya memang terlihat seperti anak durhaka yang membeci ibunya.

" Eunbi- ya mianhae eoh... " nada suara dari Hyun Jin tiba-tiba berubah menjadi penuh penyesalan.

Mendengar isak tangis dari sang ibu, Eunbi membuka kedua matanya dan mengubah posisi tubuhnya menjadi duduk.

" untuk apa eomma meminta maaf?." tanya Eunbi tanpa menatap ibunya.

" untuk semuanya sayang, eomma benar-benar merasa sangat bersalah karena dulu tidak bisa mengurusmu." jawab wanita paruh baya ini.

Eunbi tersenyum miring, tersirat begitu jelas gadis itu benar-benar membenci sang ibu. Eunbi menyingkap selimut yang menutupi kakinya, kemudian ia menurunkan kakinya ke lantai. Eunbi menghentikan langkah kakinya ketika mendengar ibunya semakin terisak hebat.

" tidak bisa mengurusku? bukankah eomma memang sama sekali tidak berniat mengurusku? Ah... Aku lupa, aku ini anak yang tidak di inginkan, pantas saja eomma ku tidak mengurusku. Dia lebih memilih bekerja dari pada mengurus anaknya sendiri. "

Nyonya Hwang semakin sakit mendengar perkataan Eunbi barusan. Eunbi membalikan tubuhnya dan kembali berjalan dengan air mata kembali jatuh di kedua pelupuk matanya.

****

[2]Happy With You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang