"Kau tidak pergi liburan?." Tanya Jimin yang baru saja masuk ke dalam ruangan Jungkook.
Jungkook hanya menggeleng, tatapannya masih fokus ke arah berkas yang ada di tangannya.
"Pergi sana, ajak nyonya Jeon berlibur." Jimin merebut berkas di tangan Jungkook dan berhasil membuat lelaki Jeon ini berdecak kesal.
"Ah.... Hyung kembalikan."
Jungkook bangkit berdiri kemudian mengambil jas yang ada di sandaran kursi. Jungkook beranjak pergi sambil mengenakan jas tersebut.
"Ya?! Eodiga?."
"Pergi berlibur." jawab Jungkook asal.
Jimin memiringkan kepalanya menatap ke pergian Jungkook tadi. Sungguh? Pria Jeon itu akan pergi berlibur? Jimin masih tidak percaya. Jimin tidak peduli mau Jungkook pergi liburan atau tidak itu bukan urusannya.
Tiba-tiba Jimin merasakan getaran di saku celananya, Jimin mengambil ponsel di saku celananya tanpa melihat siapa yang menelpon Jimin langsung mengangkat telpon tersebut.
"Ya dengan siapa?. " Jimin berjalan pergi meninggalkan ruangan Jungkook.
"Ya?! Park Jimin kau lupa kepada kekasih mu sendiri huh?." teriak Seulgi di sebrang telpon. Jimin menjauhkan ponsel dari telinganya ketika mendengar teriakan keras dari Seulgi.
"Ah... Mian tadi aku tidak melihat siapa yang menelepon. Ah...Seulgi- ya ada apa?." Jimin tersenyum setelah mendengar apa yang Seulgi katakan, namun senyumannya kembali pudar setelah mengingat bahwa saat ini pekerjaannya menumpuk.
"Sepertinya tidak bisa, hari ini aku banyak pekerjaan Jungkook pergi liburan jadi mau tidak mau aku harus menggantikannya disini." balas Jimin kecewa.
"Gadis cantik tidak baik mengumpat." ujar Jimin setelah mendengar Seulgi mengumpat dan mengutuk Jungkook.
"Malam ini kita ada rencana kenapa kau membatalkannya dan memilih menggantikan Jungkook." rengek Seulgi. Jimin tahu apa yang Seulgi lakukan ketika merengek, gadis itu akan duduk sambil menghentak-hentakan kakinya dengan kedua sudut bibirnya tertarik ke bawah.
"Kita bisa kencan besoknya lagi hmm...bagaimana?." Jimin berusaha membujuk Seulgi, berharap kekasihnya itu bisa mengerti.
"Baiklah kalau begitu besok kau harus janji."
"Mm...janji."
"Lihat saja nanti jika aku bertemu dengannya aku akan menusuk kedua matanya." geram Seulgi. Jimin tertawa.
"Kau harus mengerti sayang, Jungkook pengantin baru tentu saja dia butuh liburan dan berbulan madu bersama istrinya. Bagaimana jika kau berada di posisi istri Jungkook, kau pasti akan kecewa ka-"
"Aku tidak sudi jadi istri Jungkook." potong Seulgi cepat.
"Ah... Ini hanya contoh, kenapa kau menganggapnya serius lagi pula aku tidak akan membiarkan Jungkook menikahimu." Jimin memijit pelipisnya. Sudah pasti kedua pipi Seulgi memanas dan muncul rona merah, namun Jimin tidak bisa melihat itu.
"Kenapa harus dengan Jungkook? Kenapa tidak dengan kau saja." gerutu Seulgi menyembunyikan kegugupannya. Lagi-lagi Jimin di buat tersenyum mendengar perkataan Seulgi.
"Baiklah aku ganti, misalnya ji-"
"Ah...nanti saja bicaranya sekarang klien ku sudah datang, jangan lupa besok malam eoh..."
Sambungan terputus ketika Jimin hendak berbicara.
kebiasaan buruk, dia selalu memotong ucapan Jimin bukan hanya itu bahkan dia menutup telpon secara sepihak, begitu pikir Jimin. Untung Seulgi kekasihnya, jika itu orang lain ah...sudahlah tidak usah di pikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]Happy With You [End]
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Eunbi tidak suka pada Jeon Jungkook seorang lelaki tampan yang berasal dari keluarga baik-baik, lalu kenapa Eunbi menerima lamaran lelaki itu. Neneknya pernah mengatakan. "Kau harus menikah dengan orang yang menyayangimu dan suka p...