"Kau khawatir padaku?." tanya Jungkook sesaat setelah keluar dari mobil.
Eunbi hanya diam, dengan gerakan cepat Eunbi mengetik password. Setelah pintu terbuka Eunbi melesat masuk, sebisa mungkin ia mencoba menghindari Jungkook yang tak henti-hentinya bertanya dan lebih parahnya lagi Jungkook terus mengulangi pertanyaan yang sama.
"Sekhawatir itukah? Sampai kau menangis seperti tadi." dan yang paling Eunbi benci adalah Jungkook kembali mengungkit tentang dirinya yang tadi menangis di rumah sakit. Memalukan memang, sungguh Eunbi ingin melupakan itu.
"Diamlah, kau tidak lelah dari tadi terus bicara? Kau sedang sakit kau harus istirahat." Eunbi menatap Jungkook yang duduk di sampingnya.
Wajah lelaki itu masih nampak pucat, namun sangat berbeda dengan tingkahnya saat ini. Dia sama sekali tidak terlihat seperti orang yang sedang sakit.
"Woah...istriku perhatian."
"Pergilah ke kamar! kau harus tidur dan beristirahat."
Jungkook hanya menurut saja, lelaki itu berjalan masuk ke kamar. Sedangkan Eunbi pergi ke dapur menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Jungkook.
Setelah beberapa saat kemudian Jungkook keluar dari kamar. Matanya menatap sofa ruang tengah yang ternyata tidak ada siapa pun di sana. Kemana perginya Eunbi?.
Jungkook mendengar suara-suara yang cukup berisik dari arah dapur. Sudah pasti Jungkook tahu siapa itu, Jungkook langsung melesat pergi ke dapur. Langka Jungkook tiba-tiba berhenti di ambang pintu, bibirnya tersenyum ketika melihat punggung Eunbi yang tengah sibuk memasak.
Tiba-tiba Jungkook ingat beberapa adegan dalam drama, jika dalam situasi seperti ini biasanya si pemeran utama lelaki akan memeluk pemeran utama wanita dari belakang. Itu sering terjadi dalam beberapa drama. Namun itu tidak mungkin terjadi pada Jungkook saat ini, mungkin suatu saat nanti tapi entah kapan Jungkook pun tidak tahu.
Jungkook tersadar dari lamunan nya ketika mencium wangi masakan.
Eunbi berhenti mengaduk bubur, gadis ini menoleh sekilas ketika mendengar suara langkah kaki mendekat."Duduklah kau tidak perlu membantuku." tentu saja Eunbi tahu apa yang akan Jungkook lakukan.
Belum sempat Jungkook bicara, Eunbi sudah terlebih dahulu bicara membuat Jungkook mengurungkan niat yang tadinya ingin membantu Eunbi, tidak jadi karena Eunbi menyuruhnya duduk.
Eunbi datang dengan semangkuk bubur hangat.
"Aku akan membantumu." Jungkook berdiri ketika Eunbi meletakkan semangkuk bubur di hadapan lelaki itu.
"Anja." Eunbi menekan pundak Jungkook agar kembali duduk di kursi.
"Itu pekerjaan mudah, aku tidak akan mati kelelahan hanya karena memindahkan beberapa lauk ke meja makan." Jungkook masih keras kepala.
"Anja." kali ini Eunbi bicara dengan nada sedikit mengancam.
"Alergiku tidak ada hubungannya dengan memindahkan lauk ke meja makan." benar-benar keras kepala, apakah Jungkook ingin membuat Eunbi semakin kesal?.
"Kau ingin aku ikat di kursi?." ancaman Eunbi kali ini membuat Jungkook diam. Bukannya takut Jungkook malah tersenyum senang.
"Kau senang ketika aku mengancammu seperti tadi?." memang pria aneh, begitu pikir Eunbi. Mana ada seseorang merasa senang ketika sedang di ancam, kecuali jika orang itu seorang psikopat.
"Mm...aku rasa begitu, ancamanmu terdengar sedikit menyenangkan."
"Kau memang orang aneh sepenuhnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]Happy With You [End]
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Eunbi tidak suka pada Jeon Jungkook seorang lelaki tampan yang berasal dari keluarga baik-baik, lalu kenapa Eunbi menerima lamaran lelaki itu. Neneknya pernah mengatakan. "Kau harus menikah dengan orang yang menyayangimu dan suka p...