15

1.2K 155 9
                                    


"Katanya kita seperti orang asing
yang tinggal serumah. Dan dia juga bertanya apakah sebenarnya kau ini menyukaiku atau tidak? Kalau tidak kenapa menerima lamaran dariku?. "

[flash back]

"Jungkook- ah sebenarnya Eunbi itu menyukaimu atau tidak? Kalau tidak kenapa dia menerima lamaran darimu? Dan kenapa dia bersedia menikah denganmu? Seharusnya jika dia tidak menyukaimu dia tidak perlu memaksakan diri untuk menikah denganmu. " ucap Hye Sun merasa sedih.

Jungkook hanya diam ketika ibunya berkata seperti itu.

[Flash back end]

Jungkook terdiam, ia tidak mengatakan apa yang di katakan ibunya tadi siang.

[jadi yang pake huruf tebal semua di atas itu nggak Jungkook ceritain ke Eunbi]

*****

Setelah menyelesaikan makan malamnya Eunbi kembali ke kamar dengan pikiran yang di penuhi oleh kata-kata Jungkook barusan. Itu memang benar, seharusnya ia tidak perlu mengiyakan jika ia tidak mau.

Eunbi menjatuhkan tubuhnya di atas kasur dengan tatapannya yang langsung tertuju pada langit-langit kamar. Saat ini tubuh Eunbi benar-benar terasa sangat nyaman namun tidak dengan hati dan pikirannya. Bagaimana pun juga Eunbi merasa tak enak hati.

Gadis ini mencoba memejamkan matanya dan mencoba untuk tidur. Namun tetap saja tidak bisa karena pikirannya masih terganggu dengan perkataan Jungkook.

Sepuluh menit berlalu, Eunbi kembali membuka matanya. Sekilas manik mata Eunbi melirik ke arah jam digital yang ada di atas nakas.

"Huh..." Eunbi menghela nafas sambil kembali duduk. Ia tidak bisa tidur, ini benar-benar mengganggu pikiran dan Eunbi tidak suka itu. Gadis ini ingin secepatnya menyelesaikan masalah ini. Ia harus bicara dengan Jungkook.

Ya, ia harus bicara dengan Jungkook. Eunbi berdiri dan berniat untuk menemui Jungkook, namun ketika sampai di depan pintu Eunbi malah mundur dan kembali duduk di tepian kasur.

"Aku harus bicara apa?." Eunbi malah berjalan kesana kemari di depan lemari pakaian. Sebelum menemui pria itu ada baiknya Eunbi memikirkan terlebih dahulu apa yang harus ia katakan.

"Mari kita menjadi suami istri yang sebenarnya. Ah... Suami istri yang sebenarnya? Bukannya kita memang sepasang suami istri?. Baiklah Jangan katakan itu."

Sulit, hanya kata itu yang ada di pikiran Eunbi saat ini.

"Kita harus pura-pura berdamai. Pura-pura berdamai? Memangnya aku dan Jungkook bermusuhan?. Aku rasa kami tidak bermusuhan. Lalu apa? Aku harus bicara apa? Aish..." Eunbi mengacak rambutnya frustasi.
Gadis ini kembali menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur.

Eunbi menenggelamkan wajahnya pada bantal kemudian berteriak sekeras-kerasnya. Ketika merasa sesak Eunbi kembali mengangkat kepala, mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya sambil mengibas-ngibaskan tangan dengan gerakan yang cukup konyol.

Setelah meyakinkan hatinya, Eunbi kembali berdiri dan berjalan ke arah pintu. Kali ini tidak ada keraguan, Eunbi akan mengatakan apa saja yang terlintas di pikirannya.

Dengan gerakan pelan, Eunbi membuka pintu dan mencoba berjalan diam-diam menuju kamar Jungkook yang ternyata pria itu sama halnya dengan Eunbi, lebih memilih kamar lantai bawah di bandingkan dengan kamar lantai atas.

[2]Happy With You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang