Jungkook yang sedang mengetik tiba-tiba berhenti karena mendengar suara panggil entah ke berapa kalinya. Jungkook menoleh ke bawah, menatap seorang anak kecil yang sedang bermain lego di atas karpet berbulu.
"Ada apa Joonie?."
"Joon young haus." Joon young mengerjap-ngerjap kan matanya lucu.
"Bukankah Joon young baru saja minum?"
Dia baru saja minum dan sekarang ingin minum lagi, bagaimana bisa ia hangus secepat itu?. Jungkook menggeleng heran. Apakah anak kecil memang seperti itu?. Tanya Jungkook dalam hati.
"Tapi Joon young haus lagi."
Jungkook menghela nafas sambil berjalan pergi ke dapur.
Beberapa menit kemudian, Jungkook kembali dengan segelas minuman di tangannya.
"Joonie." panggil Jungkook sambil duduk di samping Joon young.
Setelah memberi Joon young minum, Jungkook kembali ke meja kerjanya. Lelaki Jeon ini berniat kembali melanjutkan pekerjaan yang tadi sempat tertunda.
Sebelum tenggelam dengan beberapa dokumen di atas meja, Jungkook menoleh ke arah Joon young sekilas, memastikan bahwa anak itu tidak lagi meminta sesuatu.
Joon young sedang asyik bermain, itu artinya Joon young tidak akan meminta apa pun lagi seperti minum atau bahkan mainan tambahan.
Jari tangan Jungkook baru saja mengetik beberapa kata. Tiba-tiba....
"Paman." entah ini panggil yang ke berapa kali, yang jelas Joon young sudah lebih dari lima kali memanggil Jungkook.
Pertama, Joon young meminta mainan tambahan. Kedua, Joon young meminta minum. Ketiga entahlah Jungkook sendiri pun tidak ingat karena Joon young terlalu sering memanggil dirinya.
"Tunggu sebentar ne."
"Paman Kookie."
"Sebentar lagi."
"Paman"
"Kim Joon young tinggu sebentar." Ini hanya tinggal beberapa kata, di atas keyboard jemari Jungkook semakin cepat bergerak.
"Paman ppalli."
Sebelum berdiri, Jungkook memeriksa kembali beberapa kata yang tadi ia ketik, takut nya ada kesalahan karena tadi Jungkook mengetik sangat cepat.
"Ada apa lagi hmm...?" Jungkook berjalan menghampiri Joon young.
"Yah...paman terlambat, jadi Joon young pipis di sini." Joon young menatap celananya yang ternyata sudah basah.
Dengan cepat Jungkook menghampiri Joon young setelah mengetahui bahwa anak lelaki itu buang air kecil di celana.
"Kenapa Joon young tidak mengatakan ingin pipis hm...?"
"Tadi paman terus mengatakan 'tunggu sebentar' padahal Joon young sudah tidak tahan, jadi Joon young pipis di sini." Joon young menunduk takut di marahi Jungkook.
Jungkook tersenyum, ini bukan salah Joon young. Bagaimana pun juga ini salah dirinya sendiri karena tidak langsung menghampiri Joon young.
Coba saja jika tadi ia langsung menghampiri Joon young mungkin ini tidak akan terjadi.
"Tidak apa-apa, pipis di celana bukan suatu kesalahan yang besar, setiap orang pasti pernah pipis di celana ketika masih kecil. Paman juga pernah pipis di celana ketika se usia Joon young."
Setelah Jungkook mengatakan itu, Joon young kini berani mengangkat wajahnya.
"Paman tidak marah?." tanya Joon young.
"Tentu saja tidak, kenapa paman harus marah? Ini salah paman sendiri karena tidak langsung menghampiri Joon young." Jungkook mengelus puncak kepala Joon young sayang.
"Tapi karpet berbulunya." Joon young kembali menunduk.
"Tidak apa-apa, lupakan tentang karpet bulu. Sekarang ayo, Joon young harus ganti baju." sebelum menggendonh Joon young, Jungkook menggulung lengan baju nya sampai sikut.
"Bagaimana kalau sekalian kita mandi?." perkataan Jungkook berhasil membuat Joon young mengangguk sambil tersenyum.
"Let's go."
*****
Sebagian Chapter telah di hapus
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]Happy With You [End]
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Eunbi tidak suka pada Jeon Jungkook seorang lelaki tampan yang berasal dari keluarga baik-baik, lalu kenapa Eunbi menerima lamaran lelaki itu. Neneknya pernah mengatakan. "Kau harus menikah dengan orang yang menyayangimu dan suka p...