Bab III - Sebentuk Konsekuensi

7.2K 1K 375
                                    

Selamat malam sayang
Maaf ya baru bisa muncul sekarang
🐰🐰🐰🐰🐰

Sorry for typo 😊

Adekk pengen ituuuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adekk pengen ituuuu....









Pernahkah kalian terjebak dalam satu situasi yang menegangkan disepanjang kalian bernafas di dunia?

Aku tidak tahu dimana sekarang aku berada. Bangunan yang begitu asing dengan arsitektur kuno kental. Tembok yang begitu dingin dan sebuah perapian yang kuno kini membara. Mengapa aku harus disini malam ini? Bersama dengan orang yang tak ku kenal.

Perut ku lapar karena semenjak pulang sekolah sampai malam ini belum terisi. Tapi perasaan yang dirundung kegelisahan membuatku tak ingin mengunyah apapun. Terakhir aku hanya menyantap lunch box dari panitia pensi siang tadi.

Karena Ayah akan menjemput ku pulang, ku pikir aku akan makan malam dengan Ayah, Ibu dan kedua kakak ku di rumah. Tapi kenyataannya aku justru terdampar di tempat ini.

Bagaimana aku harusnya mengungkapkan perasaan hati ku. Baru saja aku merasa sangat terkejut setelah seseorang membawa kabur mobil Ayah bersama diriku didalamnya. Lalu dia mendadak pingsan dan menindih tubuhku.

Jaket kesayangan ku menjadi ternoda dengan darahnya. God! Aku benci darah, dan sekarang hoodie putih tercintaku mirip kasa yang tertempel di kening ku sekarang. Berdarah dan nampak mengerikan.

Kening ku sedikit terluka karena terpental di dalam mobil saat berusaha menghentikan si pencuri. Seorang wanita yang ku ketahui adalah biarawati di gereja ini mengobati ku. Tidak hanya itu, dia juga memberi ku selimut hangat dan membuatkan ku secangkir coklat panas. Terimakasih untuk ini tapi aku masih tidak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi.

Tadinya dia ingin memberiku makan karena pastinya aku sangat lapar. Dia tahu persis apa yang ku butuhkan, tapi sayangnya aku tidak ingin makan. Apakah dia tidak paham saat ini aku masih ketakutan. Aku ingin pulang dan memeluk Ibu sekarang. Sial, kenapa aku berubah menjadi anak manja hanya gara-gara ini?

“Dimana dia?”

Seseorang masuk ke dalam menjinjing sebuah ransel. Jelas aku yang tadinya duduk melamun di depan perapian menjadi terkejut. Ku rasa tamu itu juga sama terkejutnya dengan ku. Mata kami bertemu sejenak, sebelum ibu biarawati menuntunnya ke sebuah kamar.

Didalam kamar itu, terbaring sosok kakak yang membawa kabur mobil Ayah. Kasihan sekali dia, luka di pinggangnya tidak bisa dikatakan ringan. Bukan luka tembak atau bacok, memang hanya sayatan panjang, tapi berubah jadi mengerikan saat darahnya tak mau berhenti juga.

Serenade ( vkook / Brothership )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang