Warn : part yg sangat panjang dan melelahkan 😅
Sorry for typo
Goodbye Ma!!
Adekk otewe surga
Yang salpok ke bicep, adekk jitakk!!
🐰😇🐰Derap langkah seiring dengan kecemasan, menyusuri tiap lorong bangsal yang lengang. Titik tangisnya enggan terhenti walau banyak pasang mata memandang. Kakinya terus melangkah menuju pada seseorang untuk sebuah pertolongan. Membawa seorang pingsan di kedua lengannya yang kini sudah bersimbah darah.
Relung hatinya terluka dengan keadaan kesayangan. Mungkin keduanya memang tidak punya sesuatu yang dinamakan dengan ikatan batin. Tapi seutas rasa sayang sudah cukup untuk membangun sebuah pertautan perasaan.
Asalkan salah satu atau bahkan keduanya saling memiliki rasa takut kehilangan, maka cukuplah itu akan membawa mereka pada satu perasaan kuat tak terpatahkan.
“Tolong selamatkan anak ku,” Pintanya pada dokter dan perawat yang ada di sebuah ruang tindakan.
Ricuh, riuh renyah, semua paramedis bergegas menempatkan diri untuk menolong nyawa malaikat kesayangan sang Tuan Besar Kim. Tidak ada yang tidak panik, semua sama-sama memiliki rasa khawatir saat melihat begitu banyak darah yang Jungkook keluarkan, entah itu dari hidungnya ataupun dari sudut bibir yang mungil.
Ruang tindakan di bangsal VIP menjadi ramai malam ini karena seseorang hampir saja kehilangan nafas berharganya.
Beberapa saat menegang dalam ketidakpastian. Beberapa saat terhanyut dalam kepanikan. Penuh kecemasan tak berbatas. Berkutat dengan ribuan kepanikan dna berujung pada menipisnya harapan.
“Volume darahnya berkurang sangat banyak ini mengejutkan, kondisinya menurun drastis, dan kita tidak bisa lagi mengandalkan tubuhnya sendiri, kita butuh yang namanya transplantasi bone marrow secepatnya,” Ucap Prof Jo yang baru saja memeriksa Jungkook setelah para dokter asistennya menangani pertolongan pertama pada kondisi Jungkook yang mendadak kritis.
“Tapi mengapa Prof? Bukankah kita sudah melakukan banyak cara, Anda sudah menerapinya dengan maksimal, bahkan saya tidak pilih-pilih atas metode apa saja yang Anda terapkan asal itu terbaik untuknya, lalu mengapa?” Hati Kim Hwan terluka seketika.
“Kita hanya sebatas berupaya Tuan Kim, terkadang ada satu kondisi yang tidak bisa kita jaga dengan kedua tangan ini, kondisi mental dan phsikis pasien sendiri, hanya dia yang bisa mengendalikannya, terlalu banyak hal yang membuat pikirannya tertekan dan itu diluar kemampuan kita, kecuali anak ini sudah sangat terbuka dengan Anda maka kita akan tahu jawabannya, sebab penyakit itu tidak hanya datang karena kelainan fisik saja Tuan, pikiran pun bisa memicu keadaan memburuk tanpa sadar,”
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenade ( vkook / Brothership )
FanfictionKau tau seberapa indah cahaya rembulan? saat ku dengar kembali suara lembut mu ditengah heningnya malam dengan guyuran sinar rembulan lalu kau senyum temaram Sehangat senja pertama kala musim semi masih diawal