Sorry for comment i didn't reply
🙏🙏Sorry for typo
Poppooo!!! For heal me
Chuuu~~~
😘😘
Apakah sunyi itu menyenangkan? Tidak, sunyi itu belum tentu menyenangkan karena dalam kesunyian belum pasti ada ketenangan.
Untuk waktu yang lama, aku tidak tahu apa yang tidak seimbang dengan jalan pikirku. Untuk waktu yang tak bisa ku hitung lagi, sudah berapa lama aku terkurung di sini. Bukan mereka yang menahan ku, tapi aku yang mengurung diri ku sendiri. Untuk hari yang terus berganti dan tidak ku ketahui sampai kapan aku akan begini.
Cahaya matahari bagai jarum tajam yang menusuk permukaan kulit. Terang adalah sesuatu yang belakangan aku hindari. Lalu keramaian akan semakin membuat kepala ku pusing. Sedangkan keheningan justru mengundang rasa sakit semakin menghimpit. Aku tak punya ruang tenang untuk bernafas.
Apa yang terjadi pada ku?
Mata ku pedih dan pegal, berapa lama aku menangis? Tubuh ku lemah dengan persendian yang kaku. Terjebak karena keinginan ku sendiri, dalam ruang putih yang berkali-kali membawa sepi yang menghantui. Tusukan jarum suntik sudah menjadi teman sehari-hari.
Sekarang, aku tenang dalam buai seseorang. Dari beberapa saat yang lalu, ketika aku tak tahan dengan bisikan kematian, lengan ku nyeri setelah seseorang menusukkan ujung jarum disana. Lalu seseorang lain berlari dan memelukku sangat erat.
“Adek kuat ya, Adek lawan pikiran jahat itu, Adek tidak bersalah, jangan menangis lagi jangan takut lagi, Ada Kakak disini,”
Aku tak melihat wajahnya. Tapi aku mendengar suaranya. Punggungku berhimpit dengan dadanya. Lalu lengannya melingkar di dadaku. Dengan satu tangan lain mengusap kepala ku tak berhenti. Dia menyebut dirinya Kakak dan untuk sejenak aku melupakan sesuatu yang penting dalam hidup ku. Tapi apa?
“Tidak ada yang menginginkan Adek pergi, apalagi mati, Kakak Yoon mohon jangan katakan itu lagi, Kakak butuh Adek tetap disini, karena Adeklah nafas Kakak, mengerti,”
Dia terus berbisik pada ku, tepat di telinga ku, dengan suara rendahnya yang entah mengapa sangat ingin ku dengar terus dan terus. Dia bercerita tentang diri ku yang selama ini menjadi semangat hidupnya. Lalu dia menginginkan aku bahagia. Siapa sebenarnya orang ini. Aku tak mengenal wajahnya tapi dia terasa begitu dekat. Dekat dengan jantung dan hati ku.
Dia mendekapku diatas ranjang pesakitan ini, merengkuh tubuh ku yang terbalut dingin berubah menjadi hangat. Mataku memberat perlahan, usapan tangannya dikepala semakin memperparah kantuk. Dia bersenandung lirih dan hanya aku yang bisa mendengar. Aku masih ingin sadar lalu aku ingin melihat wajahnya. Tapi aku bahkan tak punya kekuatan tersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenade ( vkook / Brothership )
FanfictionKau tau seberapa indah cahaya rembulan? saat ku dengar kembali suara lembut mu ditengah heningnya malam dengan guyuran sinar rembulan lalu kau senyum temaram Sehangat senja pertama kala musim semi masih diawal