Sorry for typo
Ini senyum terindah Adekk!
Selamat Jalan sayang
💜🐰💜Waktu adalah media penyembuh yang paling ampuh. Dalam denting waktu yang tak pernah berhenti berputar, tersimpan racikan pembunuh rindu. Ketika waktu menjadi satu-satunya sandaran untuk bertumpu. Waktu akan memberikan sejumput harapan dalam heningnya bisu.
Waktu bergelung dalam ruang yang sendu. Hangat tapi sangat menyakitkan. Nyaman tapi juga mengkhawatirkan. Ruangan yang terbalut wangi Lavender segar. Ruangan dimana sosok manis terbaring dengan wajah yang tegar.
Kedua mata bulatnya terbuka memandang entitas lain yang kini duduk menatapnya. Keduanya terhanyut dalam diam. Saling menelaah arti sorot mata masing-masing tanpa kata. Lalu genggaman mengerat dan lamunan terbuyarkan seketika.
“Ayah Kim, tidak ada manusia di dunia ini yang tidak ingin merasakan kebahagiaan dalam hidupnya,”
Dia berucap lirih dengan tatapan terpaku pada sosok paruh baya yang bertahan pada heningnya sendiri.
“Aku ingin bahagia, aku ingin melepaskan semua beban, lalu merebut kembali apa yang harusnya aku miliki sejak awal,” Sambungnya, masih dengan tatapan yang sama.
Kim Hwan, mengusap punggung tangan Jungkook sangat lembut. Tangan yang terbebas dari selang infus itu bebas untuk ia remat kapanpun. Tangan itu terkulai lemas di sisi tubuh si manis, tergenggam olehnya tanpa perlawanan yang berarti. Dan kondisi Jungkook jelas belum bisa di katakan baik.
“Ayah Kim mau tidak membantuku meraih kebahagiaan yang ku inginkan?”
“Kenapa kau lakukan ini pada Ayah?”
“Maafkan aku jika mendadak menjadi egois seperti ini, maafkan aku yang terus memaksa Ayah berkorban perasaan tanpa henti, kan sudah ku bilang sejak awal tolong berhentilah mencintai ku atau Anda akan menyesal, sekarang baru paham kan?” Si manis terkekeh lirih, menertawakan wajah Tuan Kim yang terhenyak, menggemaskan.
“Padahal kita masih punya banyak waktu tersisa jika kau tidak menjadi seegois ini Nak,”
“Lalu membiarkan semuanya begitu saja seolah tidak terjadi apa-apa? Anda kejam sekali,”
“Kau yang kejam Kookie,”
“Ayah, ini keputusan terbaik yang ku ambil sepanjang hidup ku,”
“Tidak ada kebaikan dalam sebuah tindak keegoisan Nak,”
“Maaf Ayah, tapi aku tidak bisa menerima negosiasi, dan juga jangan marahi Kak Namjoon, dia hanya menuruti keinginan ku tidak lebih dan tidak berniat menyakiti hati mu Ayah,”
“Cihh!”
Sikap merajuk sosok Kim Hwan yang akhirnya membuat senyum terbit di wajah pucatnya Jungkook. Pria paruh baya yang selama tiga bulan terakhir menjadi sandarannya. Menyayanginya tanpa henti dan terus memberinya kasih sayang yang sangat berarti. Membuat Jungkook pada akhirnya jatuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenade ( vkook / Brothership )
FanfictionKau tau seberapa indah cahaya rembulan? saat ku dengar kembali suara lembut mu ditengah heningnya malam dengan guyuran sinar rembulan lalu kau senyum temaram Sehangat senja pertama kala musim semi masih diawal