Bab IV - Yang Tersembunyi

6.8K 1K 314
                                    

Sy tidak menyangka
Hanya tiga scene di episode ini
Tapi kenapa bisa sampai 4K words
Apa 'Kookie' terlalu banyak ngoceh?
Kalau ini dibiarkan, FF ini akan sangat panjang jatuhnya ntar
Kkkk~~~
Entahlah
Kkk~~~


Sorry for typo 😁

Tega nyakitin??Yakin??Tega??🐰🐰🐰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tega nyakitin??
Yakin??
Tega??
🐰🐰🐰










Berat...

Panas...

Dadaku terasa berat, sesak dan sakit saat aku ingin bernafas. Udara yang melesak di hidung terasa seperti ujung duri yang menusuk. Tajam, pedih dan terasa panas, membuat ku semakin tersiksa. Aku harus bernafas, aku butuh oksigen untuk kelangsungan paru-paru ku. Tapi, ini jadi semakin sulit saat nafas pun berubah sangat sakit.

Ibu...

Dingin sekali rasanya hawa di sekitarku. Aku tidak tahu mengapa ada wajah Ibu tersenyum begitu cantik dalam bayanganku. Mataku tak dapat ku buka. Ku rasa aku mimpi. Tapi kenapa ini terasa sangat nyata.

Sakit di tubuh ku, hawa dingin ini, juga nafas yang terasa panas, semuanya begitu nyata. Aku ingin sekali terbangun. Aku ingin, lepas dari semua sesak ini jika memang benar ini hanya mimpi. Aku ingin memeluk Ibu, tak kuasa lagi ku tahan dingin ini sendiri.

Ibu, adek ingin di peluk...

Braakkk!!

Terbangun seketika dalam keadaan terkejut parah. Aku berjingkat bangkit dari rebah dan itu membuat kepala ku berdenyut hebat. Ringisan lirih tak bisa ku tahan. Suara yang mengejutkan ku rupanya adalah tumpukan kardus berisi berkas-berkas yang terjatuh hingga isinya berantakan.

Baju seragam ini basah, aku berkeringat banyak. Ya suhu tubuh meningkat dan ku pastikan keadaan ku tidak baik-baik saja. Persendian terasa begitu pegal belum lagi mual kembali menyerang. Aku butuh udara segar.

Siapapun tolong...

Waktu yang terus berjalan tak bisa terdeteksi karena diruangan ini tak ada jam. Aku juga bukan orang yang gemar mengenakan jam tangan. Belum ada tanda-tanda suara terdengar dari luar. Kemungkinan ini masih tengah malam. Sebab belum ada satu orang pun yang terbangun.

Terbangun dari tidur membuat ku hilang kantuk. Sendiri dalam kesepian, hening dalam kesunyian. Tak ada yang menemani ku bermalam di ruangan ini. Bahkan seekor tikus pun tak ada. Aku bersyukur karena rumah ku memang bersih pada kenyataannya. Setidaknya jika rumah dalam keadaan yang bersih, itu akan sangat bagus untuk pemulihan Kakak Jimin dari sakitnya.

Serenade ( vkook / Brothership )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang