Taekook moment!!
Sorry for typo 😉
I can't~~~
😥😥😥Jika ada yang bertanya, apa yang membuatmu bertahan dalam penderitaan. Maka akan ku jawab, karena aku punya keyakinan dan cinta.
Dalam hati, ku percaya masih ada cinta dari mereka untuk ku. Aku percaya aku akan mendapatkan kebahagiaan dari yang selama ini ku dambakan. Itulah kekuatan ku selama ini. Mengapa aku begitu percaya diri sedangkan kenyataan yang terjadi selalu membuat ku sakit hati? Jawabannya hanya satu, karena mereka satu-satunya keluargaku.
Walau harus ku sebrangi lautan api, ku daki gunung berduri, menapaki padang gersang yang panas, asal aku tetap bersama mereka aku bahagia. Walaupun hanya ada rasa sakit yang tersisa. Mereka tetaplah keluarga ku yang akan selalu bersama ku sampai akhir hayat nanti.
Aku belajar untuk mencintai mereka, walau aku tak tahu apakah aku akan mendapatkan cinta yang serupa.
Sampai ku sadari apa yang ku doakan selama ini sedikit menemukan titik terang. Aku tak percaya tapi ini nyata. Aku tak menyangka sedangkan itu sudah terjadi. Mungkin Tuhan tahu, aku punya batas lelah.
Tadinya, aku ingin menyerah. Aku sudah tak sanggup. Ketika tubuhku membentur dinginnya lantai kamar mandi. Ketika mata ku bersitatap dengan dinginnya sorot mata Ayah. Ketika beberapa ember air itu mengguyur tubuhku tanpa jeda. Saat itu aku rasakan, gunungan cinta Ayah pada ku runtuh seketika. Aku ingin Tuhan mencabut nyawa ku.
Aku tak melawan, aku tak takut mati. Aku lupa bahwa aku masih punya satu kewajiban pada Tuan Kim. Aku lupa, karena dasar hati ku sakit luar biasa. Aku ingin melakukan hal baik, hanya itu saja. Tidak ingin menjadi orang jahat yang egois dengan hidup ku sendiri.
Jika saja aku mau, aku bisa memelas dan merayu Tuan Kim untuk membawa ku bersamanya. Dia orang luar biasa, dan sangat berkecukupan. Ku rasa memelihara ku seorang sebagai anak pungutnya, tidak akan membuat hartanya terkuras. Lagi pula, dia hanya punya satu anak. Bukankah hari tua nya akan sangat sunyi jika Kak Namjoon nanti menikah dan berumah tangga sendiri.
Aku mampu melakukan itu dan aku pasti bisa menjadi bagian dari Tuan Kim. Tapi aku tidak ingin melakukannya lalu meninggalkan keluargaku.
Ingat, bagaimana jungkir baliknya Ayah, merawat dan membesarkan ku dari kecil, membiayai sekolah ku dan juga Kakak. Kerja keras banting tulang demi masa depan anaknya yang gemilang. Pantaskah ku balas dengan penghianatan lantas menghilang. Aku tidak sekejam itu, namun aku nyaris saja menyerah.
Tapi ku rasa Tuhan bicara pada ku meminta untuk ku bertahan sebentar lagi. Ku rasa Tuhan menyiapkan hal-hal baik untuk ku yang tak ku mengerti. Karena di balik kacaunya hujan badai akan selalu ada pelangi. Aku percaya, suatu saat aku akan mendapatkan itu, sesuatu yang disebut damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenade ( vkook / Brothership )
FanfictionKau tau seberapa indah cahaya rembulan? saat ku dengar kembali suara lembut mu ditengah heningnya malam dengan guyuran sinar rembulan lalu kau senyum temaram Sehangat senja pertama kala musim semi masih diawal