Bab VIII - Kembali

7.7K 1K 594
                                    

Sorry for typo 😊

Adekk ada misiMau tebar-tebar kebahagiaanBukan tebar-tebar pesonaHihi~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adekk ada misi
Mau tebar-tebar kebahagiaan
Bukan tebar-tebar pesona
Hihi~~~



Pulau ini sangat indah, bentang alamnya sungguh mengagumkan. Udaranya pun sejuk, segar dan menenangkan. Tempat paling nyaman yang pernah ku kunjungi setelah kampung halaman Kakek dan Nenek.

Aku terbangun di pagi yang masih sangat berembun. Ku buka pintu kaca yang menembus kamar menuju ke kolam renang. Terasa sangat dingin saat udara ini menembus permukaan kulit yang hanya terbalut kaos tipis.

Baru sadar, mungkin aku terlalu lelah, sampai tidurpun jadi tidak terkontrol. Seingat ku, saat aku tiba di rumah ini hari belum terlalu petang. Lalu Kak Namjoon mengantar ku sampai ke kamar dan meminta ku beristirahat sambil menunggu Tuan Kim pulang. Tapi sialnya, aku tidur terlalu nyenyak. Sampai lupa untuk bangun dan melanjutkan tujuan utama ku berkelana.

Ya Tuhan, apa yang harus aku katakan pada mereka. Dalam sekali lihat, mereka pasti akan mengira aku anak yang malas. Terlalu banyak tidur dan pasti akan sangat merepotkan.

Entahlah, jika pun mereka marah, bukankah sudah sejak semalam aku di bangunkan. Tapi pada kenyataannya aku di biarkan bangun dengan kekuatan ku sendiri. Ku harap kesimpulan ku tidak meleset, mereka tidak marah.

Tidur semalam, adalah tidur paling nyenyak dan paling nyaman yang pernah ku rasakan. Selain ranjangnya yang empuk dan nyaman, selimut tebal yang lembut dan hangat. Serta suasana tenang yang jarang ku dapatkan. Tak ada teriakan yang mengejutkan. Tak ada ketukan pintu brutal tengah malam meminta ku mengerjakan sesuatu ketika aku masih sangat mengantuk.

Sebentar

Aku terdengar seperti sedang membandingkan keluarga ku dengan keluarga ini. Aduh! Aku jahat sekali. Tidak boleh, aku tidak boleh seperti ini. Senyaman apapun disini, tetap ini bukan rumah ku, bukan tempat tinggalku. Jelas, hati ku tidak disini. Dan seburuk apapun rumah di Seoul, disanalah seharusnya aku berada.

Aku kemari bukan untuk meminta kehidupan lebih baik untuk diri ku sendiri. Aku punya satu tujuan yang lebih penting dari pada menyamankan diri sendiri. Demi keluarga ku yang mungkin sekarang tengah kacau karena aku pergi tanpa pamit.

Ku hela udara sejuk pagi ini dalam-dalam membasuh paru-paru ku yang penuh dengan polusi. Seperti halnya pikiran ku yang belakangan terjungkir balik. Sakit di hati ku masih terasa, tapi aku tak ingin memeliharanya. Karena aku terlahir bukan untuk keegoisan belaka.

Sayangnya bukan aku menjadi tenang, justru mendadak kepala ku pusing tak tertahankan. Sangat pusing sampai aku harus bertopang tubuh pada pintu kaca. Pandangan sesekali memburam tak jelas. Dan aku tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh ku ini.

Serenade ( vkook / Brothership )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang