Marsya Anis Sofea

12.4K 272 11
                                    

Namaku Marsya Anis Sofea yang kata ibu artinya peramah, tapi tak seperti namaku, aku bukanlah tipe peramah, tidak mudah akrab dengan orang karena aku sedikit kaku, susah bergaul dan juga tidak banyak bicara pada orang asing, tapi sekali akrab dengan orang aku akan banyak bicara.

Aku mahasiswa semester 6 fakultas pendidikan jurusan sastra Bahasa Indonesia, menjadi seorang guru bukanlah cita-citaku, tapi itu keinginan ibu. Jadi aku memilih jurusan itu, aneh bukan?

Di usiaku yang sudah 20 tahun aku belum pernah sama sekali merasakan namanya pacaran. Bukan karena aku tidak normal, aku juga merasakan jatuh cinta. Dulu, aku pernah berfikir untuk menjalin hubungan dengan beberapa orang pria tapi tidak pernah berhasil. Entahlah sulit menjelasannya.

Tapi sekarang aku bersyukur ternyata setelah masuk dibangku kuliah aku mulai mengerti tentang agama, hal yg tidak pernah ku ketahui dari keluargaku maupun  disekolah semua ku dapat disini. Disebuah organisasi Lembaga dakwah Kampus (LDK), aku paham bahwa pacaran dalam Islam itu engga ada, jadi mungkin aku sedikit berbangga diri karena itu.

Yah, di organisasi itulah aku tahu banyak hal dan banyak membawa perubahan dalam diriku. Dulu nya aku lepas tutup dalam berhijab, kain penutup kepala itu  hanya ku pake saat kekampus atau dalam keadaan tertentu. Tapi sekarang tidak lagi, aku sudah paham bahwa sehelai rambut seorang wanita itu aurat. Jadi harus ditutup jika keluar rumah.

Jadi aku merubah penampilanku saat itu, tidak hanya istiqomah menutup aurat, aku merubah penampilanku, pakaian ketatku ku museumkan dan ku ganti dengan pakaian longgar yang menutup auratku dengan sempurna.

Awalnya, aku sedikit tidak pede karena tidak sedikit temanku mencibirku, keluargakupun yang tidak paham agama begitu pada awalnya, banyak hal yang mereka katakan tentang perubahanku, sampai membuatku hampir goyah dan kembali ke masa jahiliyahku. Tapi untung saja aku punya banyak teman yang menguatkanku.

Dan ibu satu-satunya yang memahami kondisiku, meskipun dia tidak paham agama dengan baik tapi dia mendukungku bahkan membelikanku baju gamis.

Sekarang setahun sudah berlalu,orang disekelilingku sudah terbiasa dengan keadaanku. Aku semakin nyaman dengan penampilanku dan semakin sibuk dengan kegiatan LDK dikampus.

Aku berharap akan tetap istiqomah.

***

Author baru belajar nulis..

Maaf kalau ceritanya engga menarik.. 😅

Oh yah, setiap hari part-nya kadang ada perubahan tapi hanya sedikit. Soalnya kadang ada nambah-nambah dialog gitu. Tapi engga banyak kok alur ceritanya tetap sama. Cuman biasanya ide bagusnya baru muncul. 😁😁

Enjoy the story

Happy reading. ❤️

Cinta Diam Dalam Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang