Remaja Gaul, Taat Islam

3.4K 133 0
                                    

Hari ini hari jum'at, ada kegiatan LDK kami yang diadakan setiap hari spesial dalam islam itu. Namanya obrolan kajian jum'at muslimah (OKJM) , kami mengajak mahasiswi yang tidak ada kelas untuk bergabung bersama kami berdiskusi soal agama sebelum memasuki waktu shalat jum'at.

Biasanya, disana kami dapat anggota baru yang ingin bergabung di LDK kami untuk mengkaji islam lebih dalam lagi.

Dan tugas ku bersama teman LDK lainnya mencari mahasiswa dan mengajak mereka untuk ikut. Seperti yang ku lakukan saat ini.

"Kak Masya"

Aku berbalik kearah suara itu, seorang gadis cantik berdiri tepat dibelakangku. Dia menggunakan kerudung maroon dengan kemeja kotak-kotak serta celana jeans yang cukup menampakkan lekuk tubuhnya.

"Iya?" Aku memandang wajahnya yang tidak pernah ku lihat sebelumnya itu.

Dia tersenyum" Aku mau ikut kajian Jum'at, dimana yah tempatnya?" Pertanyaannya membuatku bersemangat.

"Oh.. boleh, sini aku antar" Jawabku dengan semangat 45, lalu mengantarkan dia ke secret tempat kami mengadakan kajian 

Sepanjang jalan menuju secret aku banyak bertanya padanya.

"Namanya siapa?" Tanyaku

"Aku Mirza, mahasiswi semester 2 jurusan Psikolog" Jelasnya tanpa kuminta seolah dia tahu pertanyaanku selanjutnya.

Aku mengangguk merespon penjelasannya.

"Kamu baru pertama kali ikut kajian?" Tanyaku penasaran.

"Tidak, ini untuk kedua kalinya" Jawabnya membuatku memutar otak mengingat wajahnya.

"Oh yah?" Tanyaku Penasaran

"Iya" Jawabnya " Kakak kenal salah seorang anggota LDK ikhwan bernama kak Gilang?" Lanjutnya bertanya.

"Gilang?" Tanyaku merasa asing dengan nama itu.

"Iya, dia teman se LDKnya kakak, tepatnya dia wakil ketua LDK ikhwan"

Aku berfikir sejenak, aku tidak mengenal anggota ikhwan lainnya. Selain ketua LDK kami, Malik. Tapi aku sering melihat Malik bersama seorang temannya, mungkin saja itu dia.

"Kakak tahu dia?" Tanya Mirza lagi.

"Oh..tidak, kami tidak pernah berkenalan ataupun berbicara dengan anggota LDK ikhwannya jadi kami tidak saling kenal" Jelasku." Memangnya dia kenapa?" Tanyaku

"Dia yang memintaku untuk ikut kajian ini" Jawabnya membuatku sedikit heran.

"Dia Siapanya kamu?" Tanyaku lagi penasaran  dengan harapan mereka tidak pacaran.

Engga mungkinkan ada anggota LDK yang pacaran?! Pikirku.

Tapi dia tidak sempat menjawab rasa penasaranku karena saat itu kami tiba di secret dan kak Hijrah menyambut kami lalu menyuruh kami masuk ke secret.

"Assalamualaikum " Sapanya sambil menyambut Mirza dengan ciuman pipi kanan dan kiri.

" Waalaikumusalam" Jawabku bersamaan dengan Mirza.

Secret sudah hampir penuh, ada sekitar 20 mahasiswi yang sudah siap ikut kajian. Yah, aku tahu itu jumlah yang sangat sedikit dibandingkan jumlah ribuan mahasiswi yang ada dikampus. Tapi apalah daya terkadang mengajak orang ke kajian itu tidak segampang mengajak mereka nonton konser.

"Kita mulai saja" Ujar Kiki yang ditugaskan untuk menjadi MC hari ini. Sementara Kak Hijrah ketua LDK akhwat yang membawakan materinya.

"Baiklah" Ujar kak Hijrah yang sudah duduk dihadapan kami siap memberikan materi tentang Hijrah dan Hijab.

Aku paling antusias membahas soal ini karena masih banyak diantara kalangan mahasiswi yang tidak paham cara berhijab yang syar'i.

Skip.

Aku keluar dari secret saat kajian kami sudah selesai. Aku berbagi nomor dengan Mirza. Sebelum dia kembali kekelas mengikuti kuliah. Melihat dia begitu antusias mengikuti kajian aku yakin kalau dia ingin bergabung bersama kami.

"Kak, aku duluan yah?" Ujarku meminta diri pada kak Hijrah. Hari ini kelasku kosong jadi aku memilih pulang untuk membantu ibu dirumah.

"Oiya, hati-hati dijalan"

"Ki, Nur, semuanya aku duluan" Ujar ku pada teman LDK lainnya.

"Iya, hati-hati" Ujar Nur mengingatkan

"Assalamualaikum"

"Waalaikumusalam" mereka menjawab salamku serentak.

Saat berjalan menuju halte depan kampus. Aku melihat kak Malik berjalan bersama temannya ku pikir itu benar Gilang. Mereka mungkin baru selesai kajian jum'at bersama teman-teman LDKnya.

Aku segera mengalihkan pandanganku dan kembali melanjutkan langkahku.

***
Dirumah

Suara radio masjid sudah berbunyi saat aku tiba dirumah. Bapak sudah didepan pintu siap-siap untuk berangkat shalat jum'at.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumusalam" Jawab bapak

Aku mencium punggung tangan kanannya lalu berjalan masuk kerumah. Sementara dia melanjutkan langkahnya menuju masjid.

"Kamu sudah pulang?" Tanya Ibu saat melihatku berjalan memasuki dapur.

"Iya Bu " Jawabku.

"Dinda belum pulang?" Tanyaku ttg keberadaan saudaraku itu

"Dia sorean baru pulang" Jawab ibu

"Kemarin dia pulang malam yah bu?" Tanyaku. Aku kesal dengan kelakuan adikku yang satu itu.

Ibu tidak menjawab pertanyaanku. Ibu terkesan terlalu memanjakan Dinda. Dia selalu menutupi kesalahan gadis SMA itu.

"Aku shalat duhur dulu, bu" Ujarku saat tidak mendapat jawaban dari ibu

"Iya, shalat sana, ibu lagi engga shalat" Ujar Ibu.

Akupun berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu lalu kembali untuk menunaikan kewajibanku kepada Robbku saat adzan telah berkumandang.

Setelah selesai shalat aku kembali kedapur untuk membantu ibu. Aku bisa mendengar dengan jelas suara indah milik Adam yang sedang bertindak sebagai imam melantunkan Ayat-ayat suci al-qur'an.

" Suara Adam memang bagus banget yah? Ibu Jadi merinding" Ibu berkomentar lagi sambil mengaduk masakannya.

Aku tidak berkomentar. Aku hanya diam mendengarkan suara merdu milik sahabat kecilku itu. Memang indah!

***

Shalat jum'at pun berakhir saat aku dan ibu selesai menghidangkan makan siang.

"Assalamualaikum" Suara bapak lirih memberi salam memasuki rumah.

"Waalaikumusalam" Jawabku bersamaan dengan ibu.

"Ayo pak makan" Ajak Ibu saat bapak memasuki rumah.

Bapak mendekat ke ruang makan. Lalu duduk disalah satu dari ke-4 kursi yang tersedia disana.

"Oyah bu, dapat salam dari Adam" Ujar Bapak membuatku sedikit terkejut.

Aku melihat kearah bapak yang sedang menunggu ibu menyendokkan nasi kepiringnya.

"Apa katanya pak?" Ibu yang terlihat senang.

"Dia cuman titip salam" Jawab bapak

"Masya engga dapat salam?" Tanya ibu mencoba menggodaku

Bapak melihat kearahku.

"Ibu apaan sih?" Ujarku sedikit tidak suka.

"Engga, dia tidak menanyakan soal Masya" Jawab Bapak.

Entah kenapa jawaban bapak membuatku sedikit kecewa.

Apa mungkin dia sudah tidak mengingat tentang aku sedikitpun. Pikirkku.

***

Cinta Diam Dalam Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang