CV Taaruf 2

2.5K 99 0
                                    

Masya POV

Setelah shalat subuh, aku sibuk memasukkan beberapa lembar pakaian kedalam koper serta beberapa keperluan lainnya yang aku butuhkan selama tiga hari ke depan.

Aku akan ke Semarang bersama teman se-LDKku untuk menghadiri acara tabliq muharram disana.Kami mengadakan event besar semacam itu setiap tahunnya. Sekalian ajang  silaturahmi dengan teman LDK yang berada diluar kota dan tahun ini kami mengadakannya di Semarang setelah tahun lalu di Bogor.

"Masya" Aku mendengar suara Ibu memanggil namaku dari luar kamar, sedetik kemudian kepala ibu muncul dari balik pintu dengan senyum diwajahnya tentu saja langsung aku balas senyuman itu. "Kamu jadi berangkat?" Tanya Ibu.

"Iya bu, ini Masya lagi siap-siap" Jawabku, lalu kembali fokus pada pekerjaanku.

"Loh, bukannya kemarin pak Burhan meminta kamu untuk datang ke sekolah?" Tanya ibu sambil berjalan mendekatiku.

Oyah, pak Burhan muadzin kami adalah seorang guru agama di sebuah madrasah tsanawiyah dekat rumah, tempatku dulu bersekolah. Beliau memintaku untuk mengajar disana kebetulan mereka butuh guru untuk mengajar mata pelajaran bahasa indonesia. Jadi dia memintaku untuk datang menemui kepala madrasahnya.

"Setelah dari Semarang yah bu? Nanti Masya bisa ketinggalan mobil" Ujarku sambil mataku sesekali kuarahkan pada ibu karena aku masih sibuk dengan pekerjaanku.

"Ya sudah, ayo sarapan dulu ibu sudah siapkan"

"Iya bu setelah ini slesai"

Ibu keluar dari kamarku setelah aku menjawab ajakannya. Dia sudah tidak kesal lagi padaku tapi jangan pikir sebuah hal mudah membuatnya tersenyum seperti itu lagi. Aku butuh waktu selama tiga hari untuk membujuknya. Tapi aku bersyukur setelah kejadian itu ibu sudah tidak membahas perihal jodoh lagi denganku. Mungkin dia sudah menyerahkan sepenuhnya padaku soal itu.

***

8.00

Mirza

Assalamualaikum,

Ka'kita bertemu dikampus yah ada yang ingin aku sampaikan.

Aku baru sempat membuka handphone dan langsung membaca pesan dari Mirza yang sudah masuk satu jam yang lalu . Kebetulan aku sedang dijalan menuju kampus karena kami disuruh berkumpul disana.

Sejam aku diatas angkot aku tiba dikampus, Nur, Kiki dan beberapa teman LDK lainnya sudah menunggu didepan sekret, kebetulan sekret kami sangat dekat dari pintu gerbang masuk. Jadi, aku tdk perlu bersusah payah berjalan jauh.

Aku segera menghampiri mereka namun langkahku berhenti saat aku melihat Mirza baru saja turun dari mobil bersama Siddiq, lelaki itu langsung berjalan kearah bagasi mobil dan mengeluarkan sebuah koper dari sana.

Itu milik Mirza. Pikirku.

Mirza langsung melambaikan tangannya kearahku sambil tersenyum. Kulihat dia mengambil koper yang tadi suaminya keluarkan lalu mencium punggung tangan lelaki itu. Siddiq kembali masuk kedalam mobil sementara Mirza berlari kecil kearahku.

"Assalamualaikum" Ujarnya lalu mencium pipi kiri dan kananku.

"Waalaikumusalam"  Aku langsung menyambut pelukan dan ciuman hangatnya dipipiku.

"Kita sudah mau berangkat?" Tanyanya

"Tunggu mbak dewi dulu, kitakan nebeng dimobilnya" Jawabku. Kemudian dia ber-oh riya. "Ayo kita kesekret" Ajakku untuk bergabung bersama kiki dan Nur yang sedari tadi melambaikan tangannya kearah kami.

"Tunggu kak" Mirza menahanku sehingga otomatis aku berhenti menghadap kearahnya. "Kita perlu bicara"  Lanjutnya. Aku langsung teringat pesan yang dia kirim tadi. Aku lupa akan hal itu.

Cinta Diam Dalam Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang