"Kamu kenal mereka?" Adam baru kembali dengan es cream dikedua tangannya. 10 menit yang lalu dia pamit untuk membeli ice cream pada sebuah Cafe diseberang jalan. Saat kembali dia menemukan Marsya menatap kearah sepasang suami istri dengan buah hati mereka didalam stroller. Tatapan wanita itu begitu lekat hingga tak sadar kalau Adam sudah kembali dengan pesanannya.
"Eh? Mas" Marsya menoleh kesamping kirinya dimana Adam sudah duduk sambil menyodorkan es cream pada sebuah paper cup. Dengan antusias dia mengambil cup paper berisi bulatan es cream coklat dengan taburan kacang diatasnya.
"Mereka siapa?" Tanya Adam masih penasaran
"Eh? Itu, cuman teman kampus mas" Jawab Marsya jujur. Dia tidak membohongi suaminya kan? Malik memang teman kampusnya. Hanya saja dia menutupi satu fakta bahwa pria itu pernah sangat dia idamkan.
"Mau sapa?" Pertanyaan Adam tentu membuat Marsya terkejut. Apa jadinya kalau dia benar mengajak suaminya menyapa pria yang pernah dia suka itu? Walaupun Adam engga tahu sih.
"Ha? Engga usah mas, takut merusak suasana" Alasan Marsya.
Adam hanya mengangguk sambil menikmati ice cream vanillanya.
"Iihh..ini rasa apa sih mas, kok aneh?" Protes Marsya setelah mencicipi ice cream yang dibelikan Adam tadi.
"Coklat kacang kesukaan kamu lah sayang, kamu yang pesan kan?"
"Kok pekat sih mas?"
Adam mengernyitkan alisnya. Masa sih? Dia lalu mendekatkan bibirnya pada es cream milik Marsya untuk mencicipinya. Masa ada es cream rasa pahit? Ada yang salah sama lidah Marsya kayaknya deh.
"Manis kok kayak kamu" Ujar Adam setelah berhasil mencicipi ice cream itu dilanjutkan dengan kekehannya karena berhasil membuat Marsya tersipu malu.
"Mulai deh gombal recehnya" ledek Masya
"Lagian sih kamu, masa ice creamnya pahit sih?"
"Beneran mas" Marsya ingin mencicipi kembali ice cream itu untuk memastikan namun belum sampai ke mulutnya dia malah merasa mual dengan bau kacang yang menyengat dari makanan itu. Diapun bingung, biasanya rasa ice cream itu mampu mengusir rasa sakit kepalanya knapa sekarang malah buat dia pusing? Aneh-
"Loh?" Adam menatap Marsya heran yang kini sudah berjongkok disamping kursi taman. "Kamu enggan papah sayang?" Adam balik menepuk belakang Marsya pelan, dia jadi sedikit panik melihat wajah pucat Marsya. Wanita itu hanya menggeleng. "Engga usah dimakan kalau engga enak, biar mas yang makan" Sejujurnya sih Adam engga terlalu suka kacang bahkan dia jarang menyentuh makanan berbentuk biji itu.
"Kayaknya aku masuk angin mas, mungkin karena kelamaan duduk diluar" Marsya kembali duduk ditempatnya semula.
Iya juga sih, sudah sejak tadi Adam mengajak wanita itu keliling jalan-jalan. Bukan hanya Cafe dan Taman. Mereka sempat berbelanja di mall tadi. Tapi kenapa pertahanannya jadi selemah ini sekarang? Bukannya dulu saat kuliah kegiatan wanita itu hampir setiap hari di luar ruangan.
"Ya udah, kita balik rumah" Adam membantu Marsya untuk berjalan menuju parkiran mobil.
Marsya yang masih merasa pusing dan mual itu hanya bisa duduk lemas diatas jok mobil berharap mereka akan segera tiba. Dia hanya ingin berbaring dikasur sekarang.
"Kita ke rumah sakit yah?" Saran Adam. Melihat wajah pucat istirnya membuat pria itu jadi khawatir.
"Engga usah Mas" Jawab Marsya lemas. Tangan wanita itu sibuk memiijit pelipisnya guna mengusir rasa pusing yang menyerangnya.
Adam jadi bingung sendiri. Perasaan tadi Masya terlihat sehat bugar bahkan dia begitu bersemangat saat jalan bersamanya. kenapa hanya karena ice cream dia mendadak lemas. Bahkan dia sangat tahu kalau itu salah satu makan favorite Marsya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Diam Dalam Doa
RandomCinta yang kusimpan dalam diam kulukiskan dengan doa.. Kisah anak manusia yang memilih mencintai dalam diam untuk menjauhi fitnah. *** Aku menyebut namanya dalam doaku tapi Allah tidak memilih dia sebagai jawaban dari doaku. -Masya- *** Aku memilih...