Chapter 9

1.6K 65 5
                                    

"Hah?!" Ersya melongo,saat membaca surat dari Fandi.

Hai, Sya?
Sebelumnya sorry nih, minggu depan gue mau berangkat ke Canada. Gue mau lanjutin sekolah disana, jadi lusa gue mau adain acara perpisahan dirumah. Datang ya ajak temen lo juga.

-FandiRenald

"Dia gila?! Kenapa mendadak banget sih!" oceh Ersya sambil memasukan surat tadi kedalam amplop dan menaruhnya di meja belajar.

Hujan masih mengguyur kota Jakarta, membuat suasana malam bertambah dingin dari sebelumnya.

Ersya berjalan menuju balkon kamarnya, ia duduk di ayunan yang terbuat dari rotan. Disitu ia bisa melihat jelas, jalan raya yang dilalui banyak kendaraan. Ia mengingat kejadian beberapa jam lalu.

"Kok gue ngerasa jadi orang ketiga antara Aldo sama Meila? Apa lebih baik gue nyerah aja?" tanya Ersya, sambil memejamkan matanya.

"Sia sia dong usaha lo selama ini? Dulu aja, pengen selalu dilirik sama Aldo, pengen bisa deket sama Aldo, pengen bisa dianterin pulang sama Aldo, dan sekarang lo udah dapat itu semua, eh lo mau nyerah? Pacaran aja belum, udah nyerah duluan. Gimana kalo udah pacaran, baru jadian langsung minta putus kali" Ersya membuka matanya kembali, saat mendengar Tegar berbicara.

"Ya, lo bayangin deh. Tadi gue rela nungguin dia di gerbang sekolah satu jam, eh pas dia datang, dia malah mau jemput cewek yang namanya Meila. Dan gue dibiarin kehujanan dipinggir jalan, kalo gak ada Kak Fandi, mungkin gue sekarang belum sampe dirumah. Bayangin Gar, sejam gue nunggu!" ucap Ersya menggebu.

"Dan gue rasa, Meila itu pacarnya Kak Aldo" sambung Ersya.

"Hahahaha, Meila itu anak SMA Kastriyuda. Dia kelas sebelas, Meila bukan pacarnya Aldo tapi mantannya Aldo. Mereka pacaran karena terpaksa, paksaan dari fansnya Aldo yang terlalu fanatik" ucap Tegar yang berhasil membuat Ersya membelalakan matanya.

"Beneran?"

"Iya, Ersya jamet!" jawab Tegar kesal.

"Eh, nanti lo ikut sama gue" ajak Ersya, ehm lebih tepat nya pernyataan.

Tegar menaikan salah satu alisnya. Ersya menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya gusar.

"Minggu depan Kak Fandi berangkat ke Canada, lusa dia mau ngadain acara perpisahan. Dan lo diundang untuk hadir" jelas Ersya, sedangkan Tegar hanya manggut manggut.

***

Sesuai dengan isi surat dari Fandi, hari ini Ersya berangkat kerumah Fandi bersama Tegar dan Neza.

"Lo aja sana, gue sama Tegar disini aja" titah Neza sambil menunjuk kearah Fandi yang sedang memainkan ponsel.

"Yaudah deh"  Ersya menyerah, ia menghampiri Fandi.

"Kak" panggil Ersya sambil memegang bahu Fandi.

Fandi membalikan tubuhnya dan mendapati Ersya yang sedang tersenyum kepadanya. Dengan gaun biru selutut dan make up yang sangat natural. Cantik. Itu yang ada di benak Fandi.

"Eh, lo cantik" puji Fandi sambil mengusap rambut Ersya.

Ersya mulai salah tingkah dan pipinya memerah. Fandi yang menyadarinya langsung terkekeh dan mengacak acak rambut Ersya kembali dengan gemas.

"Sya" Ersya dan Fandi menengok keasal suara yang memanggil nama Ersya.

Aldo, dia datang bersama seorang perempuan. Fashionnya terlalu mirip dengan fashion tante tante. Perempuan itu menatap Ersya sinis. Fandi yang melihat perubahan raut wajah Ersya langsung merangkul nya.

KAKAK KELAS [SELESAI]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang