Chapter 11

1.5K 55 0
                                    

Happy readings🎉

***

Seperti hari Senin biasanya, upacara sedang berlangsung di SMA Bhakti Pelita. Sudah hampir 30 menit, amanat yang diberikan oleh Pak Yono belum juga selesai.

Dibarisan kelas XII, ada seorang murid laki laki yang maju kehadapan Pak Yono sambil mengacungkan telapak tangannya keudara.

"Pak, udah tiga puluh menit nih. Kami pegel Pak berdiri terus, lagian ceramahnya lama amat" ucap murid itu, dan mengundang perhatian semua orang yang ada di lapangan.

"Sya, liat deh pacar lo" bisik Neza sambil menyenggol lengan Ersya.

Ersya melihat kearah depan dan benar, disana ada Aldo dengan wajah yang bercucuran keringat. Pak Yono melihat arloji yang melingkar ditangannya.

"Eh iya, yasudah saya akhiri, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab semuanya serempak dan langsung meninggalkan lapangan.

***

Ersya dan Neza langsung pergi menuju kantin. Kantin sangat ramai pagi ini, ada yang membeli minum, sarapan, dan ada yang sedang membully Cici.

Ersya dan Neza memilih meja paling depan, karena dekat dengan gerobak bakso Mang Asep. Saat mereka akan menyantap bakso yang baru saja dihidangkan oleh Mang Asep, Tasya dan kedua dayangnya menghampiri meja Ersya dan menggebraknya.

BRAAKK

Suara gebrakan itu mengundang perhatian para pengunjung kantin dan menatap kearah meja yang ditempati oleh Ersya.

"Ersya, gue minta sama lo. Putusin Aldo sekarang juga!" pinta Tasya sambil menunjuk wajah Ersya.

"Aldo itu milik gue, CUMA MILIK GUE!" Tasya menjerit jerit seperti orang kesurupan.

Pengunjung kantin yang sedang duduk, langsung berdiri. Neza tidak terima kalau sahabatnya dipaksa oleh orang lain, yang bahkan bukan siapa siapa Ersya. Neza langsung menjambak rambut Tasya dan membuat Tasya meringis kesakitan.

"Kak Tasya terhormat, ya kali sahabat gue mau mutusin Aldo, hubungan mereka baru aja jalan dua minggu. Harusnya lo itu sadar, kalo Aldo itu gak suka sama lo!" ucap Neza dengan tangan yang Masih menjambak rambut Tasya.

"Sshh, lo gak usah ikut campur deh. Lo itu siapa sih?!" gertak Tasya.

"Gue? Siapa? Gue sahabatnya Ersya, ya wajar dong kalo gue belain Ersya!" jawab Neza sambil melepaskan tangannya dari rambut Tasya.

"Gue aduin lo ke bokap gue!" ancam Tasya.

"Silahkan lo aduin gue sama Neza ke bokap lo, tapi inget. Habis ini lo gak bakal sekolah disini lagi, jadi jangan salahin gue!" kini Ersya angkat bicara sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Tasya yang mulai memerah.

Murid murid yang berada dikantin menatap kejadian ini serius, karena bagi mereka semua. Kejadian seperti ini adalah tontonan gratis yang jarang terjadi.

"GUYS, GUE KASIH TAU YA! PEKERJAAN BOKAPNYA TASYA ITU TERGANTUNG SAMA KELUARGA GUE, JADI GUE BAKAL MINTA MAMA GUE BUAT NYORET NAMA BOKAPNYA TASYA DARI PERUSAHAAN ALMARHUM PAPA GUE, DAN TASYA BAKAL JADI MISKIN!" beber Ersya yang kini sedang berada diatas meja kantin.

Wajah Tasya yang tadinya memerah, kini langsung berubah menjadi pucat. Sedangkan kedua dayangnya sudah kabur sejak tadi. Semua anak yang ada di kantin mulai membicarakan Tasya, merasa dirinya dipermalukan oleh Ersya. Tasya langsung berlari keluar dari kantin menuju kelas.

"Padahal coret aja, biar dia miskin"

"Gak tau malu!"

"Kakak kelas biadab!"

KAKAK KELAS [SELESAI]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang