Chapter 25

1.1K 43 0
                                    

Hari ini,memasuki hari ke-tiga Ujian Kenaikan Kelas. Ersya bersyukur bisa mengerjakan soal-soal dengan lancar. Tinggal dua hari lagi,Ujian akan berakhir. Ini membuat Ersya tambah semangat belajar. Ia ingin bisa naik kelas, lalu lulus sekolah dengan nilai yang bagus.

Tapi,ada yang aneh pada teman-teman Ersya. Sejak hari pertama Ujian dimulai. Semua teman sekelas Ersya bersifat dingin padanya, bahkan sampai ada yang bersifat jutek pada Ersya.

Ersya bingung, padahal dirinya tidak melakukan kesalahan apa-apa.

Saat ini, Ersya tengah duduk di depan lapangan basket. Sambil membaca buku rangkuman yang sudah ia tulis beberapa hari lalu.

"Hai,Ersya" sapa Dito yang tiba-tiba muncul dihadapan Ersya.

"Eh,Kak Dito. Kenapa Kak?" tanya Ersya sambil menutup buku rangkumannya.

Dito duduk disebelah Ersya, dengan kepala yang disandarkan pada dinding dibelakangnya.

"Gue mau nanya sesuatu nih,boleh gak?" Dito langsung mengubah duduknya menjadi tegak menghadap Ersya.

"Ya boleh lah"

"Oke. Lo beneran putus sama Aldo?" tanya Dito hati-hati.

Ersya tertawa sebentar. Lalu ia tersenyum pada Dito. Dito mengira,kalau Ersya akan memarahinya karena sudah bertanya soal Aldo.

"Soal itu lagi. Hahaha,udah jelaslah Kak. Gue sama Aldo udah putus" Ersya kembali tertawa sambil menutup mulutnya, takut ada cicak yang masuk.

Dito heran. Biasanya kalau perempuan yang baru saja diputus oleh pacarnya, dan ada orang yang menanyakan tentang si MANTAN pacarnya. Pasti akan menangis,karena teringat pada si MANTAN.

"Alesannya apaan,dia mutusin elo?" Ersya langsung menghentikan tawanya. Tapi,ini bukan suara Dito. Ini suara perempuan.

"APA ALESAN ALDO MUTUSIN LO?!" Tasya,berteriak didepan Dito dan Ersya.

"Eh,kok lo pengen tau sih. Toh,ini juga gak ngusik hidup lo kan. Sekarang lo bebas deh,mau deketin Aldo" sergah Ersya sengit.

"Oke, gue bakal dapetin Aldo!" ucap Tasya sambil berjalan meninggalkan Dito dan Ersya.

"Kalo lo bisa" ucap Ersya dalam hati sambil menyunggingkan senyum miring.

***

Ersya berpamitan pada Mamanya untuk pergi ke supermarket. Ia akan membeli semua perlengkapannya seperti, bedak, liptint, lipbalm,parfume,dan lainnya.

"Kamu berangkat sama siapa?" tanya Indri sambil menyalakan televisi.

"Sen-"

"Ersya berangkat sama aku Tante" tukas Fandi yang tiba-tiba datang di sore hari ini.

Fandi langsung menyalami tangan Indri, lalu memeluknya dengan sayang. Ia sudah menganggap Indri seperti ibunya sendiri.

"Yaudah, hati-hati ya" ucap Indri.

Mereka berdua segera menaiki mobil Fandi.

***

Setelah selesai berbelanja di supermarket,Fandi mengajak Ersya ke kafe yang ada di sebrang supermarket tersebut. Berhubung Ersya juga belum makan.

Ersya memesan spaghetti bolognese,dan frappucino. Sedangkan Fandi,ia hanya memesan salad buah dan segelas apple cooler.

"Lo cuma makan itu doang? Emang kenyang?" tanya Ersya sambil menunjuk ke arah piring salad Fandi.

Fandi terkikik geli. "Ya, enggak. Gue kan lagi menjaga pola makan gue,biar badan gue tetep bagus. Gak kayak elo,gembrot,babon" ledek Fandi sambil memegangi perutnya yang sakit akibat tertawa.

Ersya berdiri,lalu ia memperhatikan setiap anggota tubuhnya. Ia merasa kalau ucapan Fandi itu benar.

"Tau ah,marah gue" ucap Ersya sambil menyilangkan tangannya didepan dada.

"Marah kok bilang-bilang" ledek Fandi sambil menoyor kepala Ersya.

Setelah selesai makan,mereka memutuskan untuk pulang. Berhubung langit juga sudah mulai gelap,dan tak lupa membayar total makanan yang telah mereka makan.

Didalam mobil Fandi terjadi kebisingan yang luar biasa. Sebab Ersya yang sedari tadi tak henti-henti menyanyi mengikuti alur lagu yang keluar dari radio mobil,dengan suaranya yang sangat pas-pasan.

"Well you done done me and you bet I felt it,
I tried to be chill but you're so hot that I melted,
I fell right through the cracks,
and now i'm trying to get back,
Before the cool done run out,
I'll be giving it my best-est,
And nothing's going to stop me but divine intervention,
I reckon it's again my turn,
To win some or learn some,
But I won't hesitate,
No more,no more,
It cannot wait,
I'm yours" Fandi langsung mematikan radio mobilnya.

"Suara gue enak ya?" sombong Ersya sambil membuka lockscreen ponselnya.

"Enak? Enek iya" Fandi menoyor kepala Ersya.

Setelah 7 menit perjalan,akhirnya mobil Fandi sampai dirumah Ersya. Ersya langsung menuruni mobil Fandi.

"Bilang ke Tante Indri, gue langsung pulang" ucap Fandi sambil menyalakan mesin mobilnya.

Ersya mengacungkan jempolnya sambil berlari masuk kedalam rumahnya.

***

"Ersya, sarapan dulu yuk" ajak Indri agak berteriak.

Ersya segera menuruni tangga menuju ruang makan,dimana Mamanya sedang mengoleskan selai blueberry pada selembar roti.

Dimakannya dua lembar roti yang ditumpuk menjadi satu oleh Ersya. Di teguknya segelas susu coklat hangat sampai habis.

"Ma,Ersya berangkat" pamitnya sambil menyalami tangan Indri.

***

"Aldo. Ayo bangun, kamu kan lagi ujian" ucap Vera,sambil mengetuk pintu kamar Aldo.

"Anjing!" desis Aldo saat mendapati Mama tirinya yang sedang ada didepan pintu kamarnya.

Hanya dengan membasuh muka,Aldo segera memakai seragam sekolahnya. Di semprotkannya parfume bermerk AXE itu ketubuh kekar yang terbalut seragam sekolah.

"Gue berangkat" pamit Aldo, tanpa menyalami tangan kedua orang tuanya.

Segera ia nyalakan mesin motor kesayangannya itu. Dengan kecepatan sedang,Aldo langsung melesat pergi menuju sekolah.

Sampailah Aldo diparkiran sekolah. Ia mendapati Dito yang tengah berjalan bersama Ersya menuju ruang ujian masing-masing. Senyum simpul tersungging dibibirnya yang sedikit menghitam akibat kebanyakan merokok belakangan ini.

"De'javu!" desis Aldo meninggalkan parkiran.

***

Tbc

KAKAK KELAS [SELESAI]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang