Chapter 24

1.3K 44 1
                                    

Waktu berjalan begitu cepat. Besok,Ujian Kenaikan Kelas akan dilaksanakan diseluruh SMA di Indonesia.

Mulai dua hari yang lalu,Ersya menyibukan dirinya dengan merangkum pelajaran untuk dihafalkan lagi olehnya. Sudah tidak ada waktu untuk Ersya bermalas-malasan lagi.

"Hai" sapaan itu,membuat Ersya berhenti menulis sebuah rumus fisika.

Diliriknya orang itu dengan tatapan dingin. Tiba-tiba senyum di bibir Ersya merekah,dan begitu pun orang itu.

"Kak Fandi" Ersya langsung memeluk Fandi dengan sangat erat,membuat Fandi kesulitan untuk bernafas.

"Le-p..as–in,Sya! Gue g-gak bis..a napas" keluh Fandi sambil berusaha melepaskan pelukan Ersya.

Merasa kasihan,Ersya langsung melepaskan pelukannya. Ersya menyuruh Fandi duduk dikursi yang berada di hadapannya,lebih tepatnya kursi Dirga.

"Semangat yang besok Ujian" tangan Fandi terulur untuk mengusap puncak kepala Ersya.

"Makasih Kak Fandi. Btw,Kak Fandi ada acara apa ke sekolahan?" tanya Ersya sambil menumpu kepalanya dengan tangannya yang sebelah kiri.

Fandi terlihat berpikir sejenak. Kemudian ia mengubah posisi duduknya menjadi diatas meja.

"Gak ada acara apa-apa. Cuma pengen liat sekolah lama gue,dan liat lo aja" jawab Fandi sambil menoyor kepala Ersya.

"Ck, Emang,disekolahan lo gak Ujian?" tanya Ersya lagi.

"Udah selesai tiga hari lalu. Jadi, tinggal nunggu kelulusan aja" Fandi bangkit berdiri.

Ersya menyeret Fandi keluar kelas. Dibawanya Fandi ke kantin yang sedang sepi. Berhubung belum memasuki jam istirahat juga.

"Ngapain ke kantin?" Fandi terheran.

"Traktir gue ya Kak,udah lama gak dapet traktiran dari lo" jawab Ersya dengan puppy eyesnya.

Fandi mengangguk setuju,lagi pula apa salahnya ia mentraktir adik kelas sok polos ini.

Setelah memesan satu porsi nasi goreng dengan telur mata kebo,ralat telur mata sapi. Ditambah sosis,kornet,dan paha ayam Upin&Ipin.

Dimakannya nasi goreng spesial itu dengan lahap. Tanpa mempedulikan Fandi yang memperhatikannya makan. Tidak sampai tiga menit,nasi goreng spesial itu langsung habis. Ersya segera meneguk teh manis hangat,yang juga ia pesan.

"Udah?" tanya Fandi dengan satu alis yang terangkat.

"Hehe,udah kok. Bayar gih sana" Fandi mengernyitkan dahinya.

Di stand bakso Mang Asep,seorang pria yang duduk di bangku paling pojok memperhatikan Ersya dan Fandi sedari tadi. Wajah datar pria itu terlihat sangat menyeramkan. Aldo.

"Lo lebih pantes sama dia,dibanding sama gue" gumamnya sambil tersenyum miring.

Ia membayar bakso yang baru saja dimakannya,setelah itu ia langsung melenggang pergi menuju–entah menuju kemana.

"Aldo" spontan Aldo langsung memutar tubuhnya menghadap gadis yang memanggil namanya.

Dihampirinya gadis berambut sebahu yang agak ikal dibagian ujung rambutnya. Gadis itu nampak kegirangan, saat Aldo sudah berada di hadapannya.

Dipeluknya tubuh Aldo erat,oleh gadis itu.

"Lo,apa-apaan sih?" Aldo mendorong gadis itu sedikit kencang,hingga membuatnya terjatuh dilantai kantin.

"Please,Do. Kasih aku satu kesempatan,buat jadi pacar kamu" pinta gadis bernama Tasya Adiavanya itu.

Aldo berdecih jijik melihat aksi drama Tasya. Saat Aldo akan melangkahkan kakinya keluar kantin, Tasya langsung memeluk kaki Aldo sambil memohon.

"Anjing! Lepasin!" Aldo menarik kakinya,hingga tangan Tasya tersepak oleh kaki Aldo. Setelah itu,Aldo langsung pergi.

Tasya mengusap tangannya yang memerah. Tasya bangkit berdiri, dan langsung menghentikan tangis palsunya.

"Gagal!" gumam Tasya sambil berjalan menuju kamar mandi,dengan kaki yang dihentak-hentakan.

***

Sebuah bola basket melayang kearah Fandi yang sedang meneguk hydro coco yang barusan ia beli bersama Ersya, sebelum masuk kedalam gedung sport center.

Gedung sport center sangat sepi di sore hari ini. Hanya ada beberapa orang yang sedang bermain basket,senam,dan lainnya. Termasuk Ersya dan Fandi.

Dug!

Bola itu mendarat tepat di kepala Fandi. Sehingga hydro coco yang dipegang oleh Fandi,jatuh ke lantai gedung.

"Kak Fandi" Ersya berlari mendekati Fandi,yang sedang memegangi kepalanya.

Fandi berdiri,dengan mata yang penuh dengan kilatan amarah. Yang membuat Ersya langsung menghentikan langkahnya.

"Lo dalam masalah,Sya" gumam Ersya sambil berjalan mundur.

"ERSYA!" Fandi berteriak,sambil berlari mengejar Ersya yang sudah menjauh keluar gedung.

Ersya terus berlari keluar gedung,sambil sesekali menolehkan kepalanya ke belakang.

"Sya,AWAS!" Fandi berlari cepat mendekati Ersya.

Ersya bingung,mengapa Fandi meneriakinya sambil berlari. Ersya langsung melirik kedepan,dan betapa kagetnya saat ada sebuah mobil yang melaju kearahnya.

"AAAA!!!"

Citt!

Tin!

Fandi berhasil menyelamatkan Ersya. Dipeluknya tubuh Ersya dengan sangat erat. Tubuh Ersya gemetar luar biasa,keringat dinginnya bercucuran,wajahnya berubah menjadi pucat.

Si pemilik mobil membuka kaca mobilnya.

"Jalan hati-hati makanya!" marah sang pemilik mobil.

Fandi membantu Ersya berdiri, tubuhnya masih gemetar. Bahkan saat ini Ersya sudah menangis.

"Maaf Pak. Apa mobil Bapak ada yang rusak,atau lecet?" tanya Fandi sopan.

"Enggak. Teman kamu itu ada yang luka ga?" Bapak itu bertanya balik.

"Enggak Pak"

"Yaudah, saya permisi. Lain kali hati hati" Bapak itu kembali melajukan mobilnya.

***

Masih di depan area gedung sport center. Kali ini,Fandi dan Ersya sedang menikmati permen kapas rasa strawberry.

Dari sebrang gedung,Aldo memperhatikan. Aldo duduk di sebuah warung kopi.

Ersya melihat Aldo yang sedang memperhatikannya. Dengan cepat Aldo langsung membuang muka,begitupun Ersya.

"Kenapa?" tanya Fandi.

"Eh,g..gapapa kok" Ersya kembali memakan permen kapasnya.

"Pulang yuk Kak,udah mau malem nih" ajak Ersya sambil bangkit berdiri diikuti Fandi.

"Aku masih berharap semua akan berakhir dengan,aku dan kamu. Lalu,menjadi kita" gumam Ersya sambil melirik kearah warkop di sebrang gedung lagi.

***

Love you readers♥♥♥....

KAKAK KELAS [SELESAI]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang