Chapter 23

1K 43 1
                                    

"ERSYA!!" teriak Neza yang baru saja memasuki kelas yang masih sepi.

Decakan sebal keluar dari mulut Ersya. Pagi-pagi sudah diberi teriakan oleh Neza. Di dudukan bokongnya di kursi yang ada di hadapan Ersya,dengan cengiran yang mirip seperti kuda yang baru saja diberi makan rumput.

"Lo–lo be..n..neran,huhuh fyuh–" napas Neza tersengal.

"Apaan sih lo? Ngomong yang jelas dong njir" protes Ersya kesal.

Dalam sekejap napas Neza kembali teratur lagi. Kini Neza berdiri sambil berjalan mondar mandir dihadapan Ersya.

"Lo kesambet apa Za?" tanya Ersya.

"Lo putus lagi sama Kak Aldo?" Neza bertanya balik.

Dengan santainya Ersya menganggukan kepala. Tangannya merogoh tas,bertujuan untuk mengambil novel yang sempat Ersya pinjam di kelas sebelah.

"Omegat,Ersya. Kenapa putus sih? Pasti lo yang mutusin dia?!" tuduh Neza sambil menunjuk wajah Ersya.

"Yeeh,gila lo. Tau ah,gue mau balikin novel ke kelas tetangga dulu bentaran" tanpa mempedulikan Neza yang sedang mencak-mencak tidak jelas.

***

Di dalam ruangan serba putih yang tidak terlalu besar, Ersya bersemayam. UKS. Tidak,Ersya tidak sakit. Dia hanya ikut istirahat sebentar saja.

Ia membolak-balikan buku paket biologi yang terbilang cukup tebal.

Ceklek

Pintu UKS terbuka lebar,menampilkan sesosok pria tampan. Bajunya nampak lusuh dan kotor. Disudut bibirnya terdapat luka dengan sedikit darah.

Ersya merubah posisi tidurnya menjadi duduk diatas brankar. Perlahan pria itu masuk dan langsung mendudukan tubuhnya didepan kotak P3K. Pria itu melirik kearah Ersya yang sedang membaca buku.

"Ersya kan?" tanya pria itu.

Sontak,Ersya menghentikan aktivitas membaca buku nya. Ia langsung membuang pandangannya kearah si pria itu.

"Eh,Kak Dito" ucap Ersya sambil turun dari brankar, dan langsung duduk disebelah Dito.

"Kamu sakit Sya?" tanya Dito dengan tangan yang memegang kening Ersya.

Ersya menggelengkan kepalanya mantap,membuat Dito yakin kalau Ersya memang tidak sakit.

"Loh,Kakak kenapa. Kok bisa luka kaya gini?" tangan Ersya menunjuk sudut bibir Dito.

"Gapapa" Dito meraih tangan Ersya yang sedang menunjuk sudut bibirnya.

Di elusnya punggung tangan Ersya dengan lembut. Tapi,Ersya langsung menarik tangannya kembali.

"Ehm,ini harus di obatin Kak. Biar gak infeksi" ujar Ersya sambil mengambil kapas dan alkohol di dalam kotak P3K.

"Eh,gak us–"

"Sstt,lo diem aja ya Kak. Biar gak infeksi,lagian gak sakit juga" cegahnya.

Tangan Ersya mulai bergerak untuk membersihkan luka disudut bibir Dito. Dito diam tak berkutik,ia pun bisa mencium wangi aroma tubuh Ersya.

"Udah" ucap Ersya sambil berjalan menuju tempat sampah yang ada didalam UKS.

Dito tersenyum,hingga membuat lesung pipinya terbentuk dengan sempurna. Ketambah,dengan gingsul yang dimilikinya membuat Dito bertambah tampan seratus kali lipat.

"Sya,makasih ya. Gue balik ke kelas dulu" pamit Dito sambil berjalan menghampiri Ersya.

Di acaknya rambut Ersya dengan gemas. Membuat tatanan rambut yang awalnya rapih,kini menjadi berantakan tak karuan.

"Ish,kan berantakan Kak" geramnya dengan tangan yang menjewer telinga kiri Dito.

Dito tertawa sambil berlari keluar UKS. Sementara Ersya, dia sedang merapihkan kembali tatanan rambutnya seperti awal.

Kring kring kring!

Waktunya pulang. Ersya segera berlari menuju kelasnya untuk mengambil tas. Namun sial,ia menabrak seseorang.

Brukk!

Jedug!

Kening Ersya terbentur dinding kantin,membuatnya sedikit memar dan merah.

"JALAN PAKE MATA DONG!" bentak perempuan yang ditabrak oleh Ersya.

Ersya kenal suara sok merdu ini. Suara Tasya.

"Eh,Kak Tasya. Maaf ya Kak gak sengaja aku. Lagian ya,kalo jalan itu pake kaki,bukan pake mata" jawab Ersya dengan penekanan di setiap katanya.

"Gila lo! Minggir!" Tasya mendorong tubuh Ersya kasar, lalu ia berjalan kearah toilet.

"Gila teriak gila! Edan. Hahahaha" Ersya tertawa mendengar kata 'Edan' yang keluar dari mulutnya.

Ersya kembali melanjutkan larinya menuju kelas. Dan saat sampai dikelas,ia sangat dikejutkan dengan keberadaan Cici yang sedang menyapu lantai kelasnya.

"Heh,ngapain lo?" tanya Ersya dengan nada yang membentak.

Cici tersentak kaget,kemudian ia berjalan mendekat kearah Ersya berdiri.

"Eh,eh. Mau ngapain lo,jangan deket-deket!" cegah Ersya, sebelum Cici semakin mendekat kearahnya.

Cici berhenti di depan papan tulis. Kemudian ia tersenyum pada Ersya yang sedang berdiri di ambang pintu.

"Gu–gue,d-di suruh bersihin kelas ini selama seminggu" Cici berucap dengan nada gemetar.

"Siapa yang nanya coba,cih" decih Ersya sambil memutar bola matanya. "Ambilin tas gue dong! Cepetan!" bentak Ersya.

Tanpa di perintah dua kali, Cici langsung berjalan menuju meja Ersya. Dan langsung mengambil tas kanken berwarna coklat berpadu dengan biru elektrik. Diberikannya tas itu pada Ersya.

"Sapu yang bersih ya,Nuranni!" Ersya langsung meninggalkan Cici yang tinggal sendirian didalam Kelasnya.

Cici mengusap dadanya miris. Matanya berkaca-kaca,hidungnya mulai ingusan. Dan perlahan angin dari kipas angin menerpa wajah hitamnya yang dilapisi oleh bedak padat,bedak cair,bedak gas.

"Ya Tuhan,apa salahku? Kenapa mereka memperlakukan ku seperti ini? Astaga,jahat sekali mereka pada diriku. Aku mengaku kalau aku ini jelek,hitam. Tapi apa salahnya sih, sekali-kali mereka mengakui kalau aku ini cantik. Seperti Syahroni,eh Syahrini. Sudahlah,lebih baik aku kembali bekerja saja" setelah mencurahkan unek-unek yang ada di dalam hatinya pada jin ifrit,Cici kembali menyapu kelas XI IPA1 sampai bersih.

***

Sementara di belahan bumi lainnya. Aldo sedang terdampar lemas diatas kasurnya. Botol obat-obat penenang sudah berserakan dimana-mana.

Tadi,setelah Aldo berkelahi dengan Dito. Ia langsung izin untuk pulang.

Flashback on

Baru saja Aldo melangkahkan kakinya menuju kursi tempatnya duduk. Dito langsung memberinya bogeman mentah yang di daratkan,di pelipisnya yang sebelah kanan.

"LO APA-APAAN NJING?!" Aldo bangkit berdiri, sambil menarik kerah baju Dito.

Anak-anak yang berada didalam kelas,langsung berdiri dan melerai kedua pria bersahabat itu.

"Lo kenapa mutusin Ersya tanpa alesan? Hah? Lo lebih dari Fandi! Lo anjing, lo brengsek! Mulai sekarang, lo gausah ngakuin gue sahabat lo lagi. Gue jijik punya sahabat brengsek kayak lo,gausah minta tolong apa-apa sama gue lagi. Bangsat!" Dito melenggang pergi menuju UKS.

Flashback off

"Arghh! Anjing!"

***

Tbc...

Gimana? Seru gak? Jangan lupa vote nya guys.

Instagram : zgrainn

Ily ♥️

KAKAK KELAS [SELESAI]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang