Chapter 3

2K 84 2
                                    

Note: Buat chapter 5 nya ada setelah chapter 23 ya guys, jadi diloncat dulu kalo mau baca chapter 5:)

Happy reading 🎉

***

Ersya menginjakan kakinya di sekolah dengan ogah-ogahan. Matanya yang sembab dan bibirnya yang pucat,membuat setiap orang yang berpapasan dengannya bertanya-tanya.

"Ersya?" panggil seseorang dari arah belakang Ersya.

Ersya membalikan badannya, dan Ersya melihat seseorang yang dulu pernah Ersya tolak saat orang itu menyatakan perasaannya pada Ersya.

"Kak Fandi?" sapa Ersya dengan suara serak.

Fandi Renald Delvanto. Dia orang yang pernah berjuang demi mendapatkan cintanya Ersya. Saat Ersya kelas sepuluh dulu, Fandi menyatakan perasaaannya pada Ersya di taman sekolah,tapi Ersya menolaknya. Dengan alasan,bahwa dia tidak memiliki perasaan apapun pada Fandi. Sakit, itu yang dirasakan Fandi saat itu. Rasa penyesalan dan bersalah masih menyelimuti Ersya, dan sejak saat itu juga. Mereka berdua tidak pernah saling sapa lagi.

"Lo sakit?" tanya Fandi sambil menempelkan telapak tangannya di kening Ersya.

"No,i'm fine" jawab Ersya sambil menyingkirkan tangan Fandi dari keningnya. "Duluan kak" pamit Ersya sambil membalikan tubuhnya dan kembali berjalan menuju kelasnya.

"Sya" panggil Fandi, Ersya langsung menghentikan langkahnya. "Maafin gue Sya" ucap Fandi sambil menghampiri Ersya.

Ersya membalikan badannya lagi. Ia memegang bahu Fandi seraya tersenyum.

"Kak,lo gak salah. Yang salah itu gue dan yang harusnya minta maaf itu gue,bukan lo kak" ucap Ersya dengan mata yang mulai berkaca kaca. Ersya menjeda ucapannya sejenak,dan mengahapus air mata yang jatuh ke pipinya. "Jadi,maafin gue kak" sambung Ersya.

Fandi tersenyum kearah Ersya dan menganggukan kepalanya. Fandi memeluk Ersya erat dan membiarkan Ersya menangis di dalam pelukannya.

"Semoga lo bisa dapat cewek yang lebih baik dari gue kak" ujar Ersya masih dalam pelukan Fandi.

"Lo juga ya" jawab Fandi sambil mengusap lembut puncak kepala Ersya.

Ersya melepaskan pelukannya dan berjalan beriringan bersama Fandi menuju koridor kelas.

"Kak Aldo mau dikemanain?"

"Sana sini nempel mulu!"

"Lebih cocok sama kak Aldo!"

"Fandi, calon suami gue!"

Fandi mengedikan bahunya jijik,sedangkan Ersya terkekeh kecil.

"Kelakuan lo dari dulu gak berubah-berubah ya,ngebaperin cewek terus ditinggalin" sindir Aldo yang tiba-tiba datang dihadapan Ersya dan Fandi.

"Maksud lo apaan sih?" tanya Fandi tidak mengerti.

Kedua tangan Aldo mengepal,rahangnya mengeras,kilat matanya penuh dengan amarah. Ersya menghampiri Aldo dan memegang salah satu tangan Aldo.

"Kak ini-" ucapan Ersya terpotong.

"Diem lo!" bentak Aldo sambil menepis kasar tangan Ersya.

Ersya terjatuh ke lantai koridor dan membuat lututnya mengeluarkan darah. Ersya dibantu berdiri oleh beberapa siswa yang ada disitu.

"Eh,lo jangan kasar dong sama cewek!" bentak Fandi sambil mendorong kuat Aldo, hingga Aldo tersungkur ke lantai.

Aldo bangkit berdiri dan langsung memberi bogeman pada Fandi. Fandi membalas bogeman yang diberikan Aldo dengan tendangan,Aldo kembali tersungkur dengan darah di sudut bibirnya. Dan terjadilah adu jotos,antara Aldo dengan Fandi. Insiden ini mengundang perhatian murid-murid yang ada di sekitar koridor lab.IPA.

KAKAK KELAS [SELESAI]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang