Waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Kyungsoo tengah bersiap menuju ke agensi untuk berlatih karena waktu debutnya tinggal beberapa bulan lagi. Ia sedang mengencangkan tali sepatunya saat Baekhyun dengan usil menendang-nendang kakinya.
"Yak! Berhenti atau ku pukul?" ancam Kyungsoo dengan mata melototnya.
"Hehe ampun hyung-nim. Kau mau sarapan dulu tidak?" Baekhyun duduk disamping Kyungsoo.
"Eung, nanti saja di cafetaria."
"Okey". Kyungsoo bangkit mengambil ransel coklatnya. Baekhyun menyusul dari belakang. Kali ini mereka tidak hanya berdua, mereka bertemu dengan Chanyeol."Hei hei, kau lihat dia? Eoh gadis yang rambutnya di gerai. Cantik sekali." ujar Chanyeol heboh ketika mereka sampai di Cafetaria.
"Ah, Bae Joohyun. Dia trainee baru. Asal Daegu, kelahiran tahun 1991 dan seorang ulzzang. Jadi memang cantik." Baekhyun berkata dengan cepat hingga Chanyeol tidak berkedip.
"Wah, kau bisa tahu hal seperti itu?" Chanyeol terkesiap dan Baekhyun tersenyum bangga.Kyungsoo masih sibuk mengambil makanan dan tidak memperhatikan celotehan dua manusia tidak penting tersebut. Namun setelah mereka selesai mengambil makanan masing-masing, Chanyeol memaksa mereka agar duduk di dekat meja Joohyun (dasar lelaki kardus). Kyungsoo yang tidak mau menjadi perhatian banyak orang pun mengiyakan Chanyeol yang semakin heboh.
Kyungsoo melihat sekilas ke meja gadis itu, ternyata ia tidak sendirian. Di depannya juga ada seorang gadis, rambutnya di cepol dan mengenakan kacamata bulat. Gadis yang familiar. Kyungsoo memicingkan matanya untuk memperjelas penglihatannya.
"Ah, gadis itu." Kyungsoo berseru pelan, sangat pelan. Tapi telinga besar Chanyeol dapat menangkap seruan Kyungsoo.
"Wae Kyungsoo-yah? Kau tertarik dengannya? Yah, gadis itu lumayan juga."
"Wah jinjja? Tak pernah ku duga Kyungsoo bisa tertarik dengan perempuan." goda Baekhyun dan Chanyeol yang akhirnya di lempari hujan tinju dari Kyungsoo.Benar, gadis itu yang tidak sengaja bertabrakan dengannya beberapa hari yang lalu.
"Dia juga trainee baru. Namanya Son Wendy, kelahiran tahun 1994 asal Canada." Entah Baekhyun mendapat informasi itu darimana dan dari siapa, yang pasti, sekarang Kyungsoo mengetahui nama gadis itu, Son Wendy."Tapi, kalau dia orang Canada, berarti dia tidak bisa bahasa Korea?" bisik Chanyeol sambil melahap makanannya.
"Ah, dia kelahiran Korea, hanya saja ia pindah ke Canada. Jadi tentu saja ia bisa dan lancar Bahasa Korea."
"Hmm, menarik juga" balas Chanyeol singkat. Kyungsoo menyimak dalam diam lalu sesekali melirik ke arah gadis itu.
Yah, menarik juga.
.
.
.
"Wen-ah" Joohyun menghampiri Wendy di Cafetaria.
"Ah Joohyun eonni, mau makan?"
"Tentu saja. Kau sendirian? Dimana Seulgi?"
"Ah ia masih latihan dance. Aku kesini duluan karena lapar, hehe"
Wendy dan Joohyun melanjutkan obrolan mereka. Joohyun juga trainee baru, sama dengan Wendy. Mereka se dorm meskipun berbeda kamar dan jadwal latihannya kadang berbeda.Awal pertemuan mereka sedikit lucu. Kala itu Wendy sedang berada di toilet agensi ketika bertemu Joohyun. Wendy sangat senang hingga menjabat tangan Joohyun karena mengira bertemu seorang artis. Joohyun yang kebingungan dengan sikap Wendy pun hanya diam. Hingga beberapa hari setelah kejadian itu mereka tidak sengaja bertemu lagi di dorm. Wendy merasa malu karena ternyata Joohyun juga masih trainee. Meskipun sedikit memalukan tetapi hal itu malah membuat mereka jadi dekat.
"Wen-ah, setelah ini kau ada latihan?"
"Iya, ada kelas vocal. Eonni?"
"Aku juga ada kelas dance, tapi aku lupa tidak bawa baju ganti, jadi aku mau pulang sebentar."
"Ah, begitu. Hati-hati eonni."
"Eoh, kau juga semangat." Wendy dan Joohyun beranjak dari meja mereka. Wendy melirik sekilas ke meja di dekat mereka, ada 3 orang laki-laki. Dan ia tidak sengaja bertatap mata dengan salah satunya. Laki-laki itu menatapnya datar dengan mata bulat besar. Entah sadar atau tidak laki-laki itu menghentikan aktivitas mengunyahnya. Meninggalkan sehelai ramyeon di bibirnya. Wendy tersenyum kecil, lalu menunduk sekilas kepada laki-laki itu.Laki-laki itu membalasnya dengan senyum canggung.
.
.
.
Esoknya Wendy bangun terlalu pagi dan tak bisa kembali tidur. Akhirnya ia memutuskan untuk membuat kue kering selagi menunggu teman-teman lainnya bangun. Ia menyiapkan bahan-bahan lalu mulai membuat cookies. Setelah jadi, ia memasukkan 2-3 cookies dalam 1 plastik kecil yang ia beri pita."Eonni..." terdengar suara serak khas bangun tidur memanggil Wendy.
"Eoh Sooyoung-ah, kau sudah bangun?"
"Emm, aku mencium bau wangi, makanya aku bangun. Eonni buat cookies?"
"Iya, sini. Ini untukmu" Wendy menyerahkan 1 plastik cookies.
"Yeay, gomawo eonni."Saat kegiatan membuat kue nya selesai, waktu telah menunjukkan pukul 8 pagi. Wendy segera membereskan peralatan memasaknya dan membawa cookies-cookiesnya ke dalam 1 tas totebag. Ia berencana membagikannya ke orang-orang di agensi nanti.
Wendy telah bersiap untuk berangkat ketika Seulgi masih sibuk menguap dan menahan kantuknya. Padahal ia sudah mandi. Wendy menyibakkan tirai kamar mereka. Terlihat awan kelabu bergelayut di angkasa.
"Hei Seul, ayo cepat berangkat, sebentar lagi hujan." Wendy mengambil payung lipatnya yang bermotif bintang-bintang kecil.
"Eoh, kajja".Wendy dan Seulgi berlatih di kelas dance. Terkadang Seulgi akan melakukan freestyle di sela-sela istirahat. Hal itu menjadi pemandangan indah bagi Wendy. Cara Seulgi menggerakkan badannya terlihat sangat ringan. Berbeda dengan dirinya yang masih kaku karena ia sama sekali belum pernah menari. Lalu saat di kelas vocal, giliran Wendy yang mengisi waktu istirahat. Ia akan memainkan gitar dan bernyanyi bersama teman-temannya. Terkadang saat latihan pun Wendy sering ditunjuk oleh pelatih untuk membantu mengiring lagu.
"Wen, ayo pulang" Seulgi meneguk habis minumannya lalu memasukkan botolnya ke dalam tas.
"Eoh, kajja." Wendy dan Seulgi berjalan menuju pintu utama agensi. Langit tampak sangat gelap. Tetesan air dari langit gelap itu turun disertai angin yang sedikit kencang. Kilat-kilat kecil terlihat menyelusup.
"Hmm sepertinya kita menunggu reda saja, eoh?" Wendy sedikit bergidik karena suhu udara yang mendingin.
"Yah daripada kita basah kuyup dan sepertinya payungmu tidak akan berguna. Ah iya, aku mau ke toilet sebentar."
"Baiklah, aku tunggu disini."Wendy duduk di lobby agensi. Sudah hampir 15 menit tetapi Seulgi belum kembali. Akhirnya Wendy mencoba menyusul ke kamar mandi. Seulgi berdiri di depan kaca, wajahnya tertunduk.
"Hei Kang Seul, kenapa kau lama sekali?"
"............"
"Seulgi?"
"............"Seulgi bergeming. Wajahnya semakin tertunduk. Wendy tahu ada yang tidak beres telah menimpa Seulgi. Wendy pun menarik paksa Seulgi agar mau menatapnya. Mata Wendy melebar saat ia lihat pipi kanan Seulgi terdapat bekas tamparan. Hatinya semakin panas saat Seulgi menangis. Tanpa Wendy bertanya pun ia telah tahu siapa pelakunya.
"Hei Kang Seul, akan ku balas perlakuan sunbae itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story ✔
Fanfiction"Apa kau siap semisal nanti hubungan kita diketahui publik dan kemungkinan kau kehilangan fans mu?" - 🐿 "Tentu saja aku siap. Sejak aku menyatakan perasaanku padamu, aku sudah siap menerima apapun" - 🐧 Tapi kenyataan tidak selalu indah bukan?