Unfair

516 53 2
                                    

"Hyung, kau sudah siap?" Jongin merangkul pundak Kyungsoo di depan restoran. Kyungsoo mengatur nafasnya, mengurangi rasa gugup yang menjalar tiba-tiba. Sebenarnya tidak tiba-tiba juga. Sejak kemarin, setelah Jongin memberitahunya bahwa Wendy mau untuk pergi makan dengan mereka, debaran di dada Kyungsoo tidak berhenti. Bahkan jika ia di vonis terkena penyakit jantung mungkin ia akan percaya.

Semalaman Kyungsoo terjaga karena pikirannya dipenuhi oleh Wendy. Dia memikirkan apa yang harus ia lakukan besok? Apa yang harus ia kenakan? Apa yang harus ia katakan di depan gadis itu? Hal-hal itu membuat Kyungsoo frustasi hingga beberapa kali mengacak-ngacak sebal rambutnya. Ia berguling-guling di ranjangnya mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Tapi tetap saja bayangan Wendy tidak bisa hilang dan ia tetap tidak bisa tidur.

"Tapi bagaimana bisa?" Kyungsoo menoleh kepada Jongin. Sejak tadi malam Kyungsoo juga penasaran bagaimana cara Jongin dapat mengajak Wendy. Tapi Jongin tidak mau menjawab, seperti sekarang, ia malah menunjukkan senyum miringnya.
"Nanti hyung juga tahu."

Kyungsoo menapakkan kakinya di restoran tersebut. Suasananya lumayan ramai hingga ia harus menyipitkan matanya untuk mencari gadis itu. Matanya berhenti ketika ada seorang gadis yang melambaikan tangannya kepada mereka. Bukan, dia bukan Wendy. Tapi temannya... Seulgi. Kyungsoo menatap Jongin yang kini ikut melambaikan tangannya.

"Ayo hyung" Jongin menarik tangan Kyungsoo yang masih terlihat bingung.
"Kau sudah lama menunggu?" tanya Jongin pada gadis itu yang di balas gelengan.
"Tidak, baru 10 menit" Jongin pun duduk di depan Seulgi tapi Kyungsoo masih ragu. Kyungsoo menatap mata Jongin, meminta penjelasan. Jongin hanya tersenyum dan menepuk-nepuk kursi di sebelahnya mengisyaratkan Kyungsoo untuk duduk. Akhirnya Kyungsoo pun menurut dan menundukkan kepalanya sekilas untuk menyapa Seulgi.

Kyungsoo menatap kursi kosong di depannya. Ia terlalu fokus hingga tidak sadar Jongin dan Seulgi memperhatikannya.
"Tenang saja sunbae, dia sebentar lagi datang. Tadi dia mampir ke mini market sebentar" Seulgi tertawa kecil melihat reaksi Kyungsoo yang tersenyum canggung. Dan benar saja, tak lama kemudian Seulgi sudah melambaikan tangannya ke arah pintu masuk. Dia datang! Dengan senyuman menghiasi wajahnya, senyum yang selalu Kyungsoo pikirkan tiap harinya. Wendy menghampiri meja mereka dan Kyungsoo segera menegakkan posisi duduknya.

"Maaf saya terlambat" Wendy menarik kursi di depan Kyungsoo yang kini telinganya sudah semerah api.
"Tidak apa-apa Wen dan santai saja bicaranya. Iya kan hyung" Jongin menyenggol pelan lengan Kyungsoo yang kini sedang berpura-pura sibuk membaca buku menu.
"Hah? E-eoh" jawabnya canggung yang membuat Jongin tersenyum puas.

"Haha baiklah" tawa renyah dari gadis itu membuat dada Kyungsoo kembali berdebar. Diam-diam Kyungsoo mencubit lengannya sendiri, memastikan sosok didepannya ini bukanlah sekedar mimpi. Dan bersyukurnya ia merasakan sakit akibat cubitannya sendiri. Ia pun perlahan melirik Wendy yang sekarang sibuk melihat buku menu. Wendy sangat cantik. Matanya berbinar seperti bisa menarik Kyungsoo ke dalamnya kapan saja. Dan tentu saja yang paling cantik adalah senyumnya. Entah bagaimana setiap gadis itu tersenyum, bibir Kyungsoo ikut tertarik mengikutinya.

Wendy masih menatap buku menu saat ponselnya bergetar menunjukkan sebuah panggilan masuk.
"Ah maaf aku harus menerima telfon" Wendy beranjak dari kursinya. Kyungsoo melemaskan punggungnya yang sedari tadi tegang akibat berhadapan dengan Wendy. Jongin dan Seulgi tertawa melihat Kyungsoo yang terlihat sangat gugup.
"Hyung, tugasku sudah selesai. Kami pergi dulu ya." Jongin menepuk pundak Kyungsoo lalu berdiri diikuti Seulgi.
"Ya! Kalian mau kemana? Lalu aku harus bagaimana?" Kyungsoo terdengar panik.
"Berjuanglah sunbae, jangan gugup!" Seulgi tertawa dan Jongin menunjukkan senyum yang menurut Kyungsoo sangat menyebalkan. Mereka pun meninggalkan Kyungsoo sendirian.
"Ah... aku harus bagaimana"

Our Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang