Blooming Day

481 56 0
                                    

"Aku menyukaimu, Son Wendy"

Kata-kata itu masih terngiang jelas di ingatan Wendy. 3 hari lalu, Kyungsoo menyatakan perasaannya. Bukan di restoran mewah nan romantis. Tidak ada pula buket bunga ataupun cokelat besar berbentuk hati. Namun kata-kata sederhana, sorot mata yang menunjukkan ketulusan, dan genggaman hangat dari seorang Do Kyungsoo sudah mampu membuat debaran di dada Wendy berpacu lebih cepat dari sewajarnya.

Sayangnya Wendy tidak tahu untuk menjawab seperti apa. Hingga pada hari itu ia melepas genggaman Kyungsoo dan meminta waktu untuknya berpikir. Dan sampai saat ini, setelah 3 hari pasca pernyataan cinta dari Kyungsoo ia masih bingung dengan perasaannya.

Gadis itu merasa nyaman dengan Kyungsoo tapi tidak yakin apakah rasa nyamannya itu karena ia merasakan hal yang sama dengan Kyungsoo atau sekedar pelarian patah hatinya semata. Tapi sepertinya dia bukan orang yang sejahat itu dan lagipula ia bukan tipe orang yang mudah jatuh hati. Mungkin juga karena ia terlalu takut, takut akan mengganggu karier Kyungsoo yang baru saja debut dan pasti akan mengecewakan para fansnya. Wendy bingung, apakah ia harus mengikuti hatinya dan menerima Kyungsoo? Atau mengikuti pikirannya untuk menolak dan mementingkan karier Kyungsoo?

Wendy menghela nafasnya panjang. Menyenderkan kepalanya yang mulai terasa pening di sofa. Ia memejamkan matanya, selalu saja bayang-bayang Kyungsoo muncul.

"Jadi bagaimana?" Wendy masih memejamkan matanya ketika seseorang duduk di sampingnya. Tanpa menolehpun ia sudah tahu siapa yang bertanya.

"Hmm entahlah KangSeul, aku bingung" jawabnya. Wendy memang sudah menceritakan kepada Seulgi tentang pernyataan cinta Kyungsoo. Seulgi yang mendengarnya malah lebih heboh sedangkan Wendy masih bimbang dengan hatinya sendiri.

"Yah, Wan-ah. Mencintai bukanlah sebuah dosa" Wendy mengerjap mendengar ucapan Seulgi. Ia menatap langit-langit dormnya. Suatu jawaban mulai mendominasi pikirannya.

Apakah boleh aku menjadi orang egois untuk kali ini saja?

🍁🍁🍁

"Baik, pertanyaan selanjutnya untuk D.O-ssi. Bagaimana tipe ideal mu?" Salah satu DJ radio kini menatap Kyungsoo di iringi para member yang lain. Hari ini EXO sedang memiliki jadwal untuk tampil di radio. Dan hari ini pula adalah hari pertama Kyungsoo kembali melakukan shooting setelah demam 3 hari yang lalu. Kyungsoo berpikir sejenak, setelah ia pikir sebenarnya ia tidak memiliki tipe ideal. Tapi pada akhirnya beberapa bayangan muncul di otaknya.

"Pertama, dia harus orang yang baik. Aku juga menyukai gadis yang cantik saat tersenyum. Hanya dengan tersenyum saja ia terlihat bersinar. Juga gadis yang makan dengan baik. Dan karena aku suka memasak aku ingin kami nantinya bisa memasak bersama." Kyungsoo tersenyum. Pikirannya kembali pada gadis yang telah mengisi hatinya beberapa bulan ini. Yang kini masih ia tunggu kepastiannya.

"Baiklah, untuk yang terakhir. Nyanyikan sebuah lagu untuk gadis impianmu." pinta DJ radio tersebut yang di balas anggukan oleh Kyungsoo. Ia pun meminta Chanyeol untuk membantu mengiringi nyanyiannya. Kyungsoo berdeham sebentar sebelum memulai bernyanyi. Kemudian Chanyeol mulai memetik gitarnya.

"Kerja bagus semuanya" ujar Suho atau Junmyeon mengakhiri jadwal hari ini. Para member pun berjalan menuju parkiran mobil mereka berada. Kyungsoo menyempatkan dirinya mengecek ponsel dan di buat kecewa karena belum ada notifikasi dari gadis itu. 3 hari lalu, ia menyatakan perasaannya pada Wendy, dan gadis itu meminta waktu untuk menjawab. Kyungsoo pun menyetujui.
"Hubungi aku jika kau sudah punya jawaban" katanya kala itu. Tapi ia tidak mengira bahwa butuh beberapa hari untuk memikirkannya. Mungkin memang tidak mudah jika sudah menyangkut masalah hati dan Kyungsoo mencoba memaklumi hal itu.

"Hei Do D.O, tipe ideal mu tadi si Wendy kan?" Baekhyun merangkul pundak Kyungsoo yang di balas anggukan.
"Yah begitulah" Kyungsoo tersenyum tipis.
"Wah kau pandai sekali memberi kode eoh? Jadi, bagaimana dia?" senyuman tipis Kyungsoo pun memudar menjadi rengutan bak bocah kecil yang kehilangan mainannya.
"Dia belum menghubungiku" Kyungsoo mengusap ponselnya. Berharap gadis itu segera memberinya kepastian.
"Wanita memang sulit di tebak. Sabar saja, pasti kabar baik yang akan datang" Baekhyun menepuk-nepuk pundak Kyungsoo, mencoba memberikan harapan dan semangat.
"Yah, semoga saja"

Kyungsoo menempatkan dirinya di kursi depan, tepat di samping manajernya yang mengemudikan mobil.  Ia menyenderkan kepalanya, matanya memandang jauh keluar. Matanya siap terpejam ketika terinterupsi dengan ponselnya yang bergetar. Ada sebuah pesan, pesan yang berhari-hari lalu ia tunggu pengirimnya. Jantungnya benar-benar berpacu sangat cepat kali ini walaupun ia tidak tahu apakah isi pesan itu merupakan kabar bahagia atau sebaliknya. Kyungsoo mengatur nafasnya untuk menghilangkan rasa gugup, sedetik kemudian pesannya sudah terbuka.

Aku ingin bertemu denganmu, Oppa. Nanti setelah jadwal mu selesai, hubungi aku.

🍁🍁🍁

Kyungsoo menapakkan kakinya di tangga terakhir. Ia membuka pintu, melongokkan badannya dan mendapati seorang gadis tengah berdiri membelakanginya memandang hamparan lampu dari atas gedung. Kyungsoo tersenyum sambil berjalan perlahan mendekati gadis itu. Ketika jaraknya semakin dekat, Kyungsoo melepaskan jaketnya lalu menyampirkannya pada bahu gadis itu dan membuat si empunya menoleh.
"Kau sudah menunggu lama, Wen?" kata Kyungsoo mencoba mengikis kegugupannya sendiri.
"Ah, tidak Oppa. Aku juga baru sampai" Wendy tersenyum tipis. Wajahnya sangat cantik walaupun hanya di terangi cahaya remang-remang di balkon lantai atas gedung agensi mereka. Ya, setelah menerima pesan Wendy ia langsung menghubunginya. Mereka pun sepakat untuk bertemu disana karena di rasa tempat yang aman.

"Ehmm, jadi... bagaimana?" Kyungsoo menatap manik mata gadis itu yang kini mulai bergerak mencari tumpuan pandangan.
"Emm itu..." Wendy menggaruk pelan hidungnya. Suatu kebiasaan yang gadis itu lakukan saat gugup dan Kyungsoo tersenyum menyadarinya. Perlahan Wendy mengatur nafasnya sembari memikirkan kata-kata yang tepat. Wendy mencoba menatap Kyungsoo yang kini balas menatapnya lembut. Beruntung saat itu sudah malam dan cahaya lampu tidak terlalu terang sehingga wajahnya yang sekarang sudah sangat merah tidak terlihat.

"Aku juga menyukaimu, Oppa. Tapi, apa kau siap semisal nanti hubungan kita diketahui publik dan kemungkinan kau kehilangan fans mu?" tanya Wendy hati-hati memperhatikan raut Kyungsoo yang senyum nya semakin melebar.

"Tentu saja aku siap. Sejak aku menyatakan perasaanku padamu, aku sudah siap menerima apapun" Kyungsoo meraih tangan Wendy dan di genggamnya tangan mungil itu dengan lembut. Wendy sedikit terkejut walaupun ia tidak mencoba menarik tangannya kembali. Ia menyukai kehangatan yang disalurkan genggaman Kyungsoo.

"Aku juga berjanji akan melindungi mu dari hal apapun yang akan membuatmu terluka..." dada Wendy berdesir mendengar ucapan Kyungsoo. Sangat manis dan mampu membuat Wendy semakin jatuh dalam pesona Kyungsoo.

...bahkan jika itu fans ku sendiri. Aku akan tetap melindungimu meskipun aku yang mungkin terluka.

 Aku akan tetap melindungimu meskipun aku yang mungkin terluka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang