Distance

443 56 2
                                    

"Ah aku harus pakai baju apa?" Wendy sedang mematut dirinya di depan cermin. Merasa buntu ia pun menghempaskan tubuhnya di ranjang yang sekarang sudah dipenuhi baju-baju yang telah ia coba sejak 1 jam yang lalu. Namun dari sekian baju yang ia coba rasanya tidak ada yang cocok. Wendy menatap langit-langit kamarnya, mendesah lalu bergumam pelan.

"Apa aku berlebihan? Toh ini bukan kencan" meski begitu, dada nya berdebar sejak semalam. Tepatnya setelah Kyungsoo menghubunginya dan meminta untuk bertemu. Wendy sendiri tidak tahu penyebab debaran di dadanya yang semakin menjadi. Mungkin karena ia terlalu bersemangat bertemu dengan Kyungsoo, mengingat hampir 2 bulan mereka tidak pernah bertemu karena kesibukan Kyungsoo yang telah debut. Tapi mengapa debarannya terasa seperti saat ia bertemu dengan Mark? Wendy menggeleng kuat, menepis pikirannya yang semakin berkelana jauh.

Drrt.. drrt

Notifikasi pesan muncul dari ponsel Wendy. Ia membukanya, pesan dari Kyungsoo!

Jam 5, di tempat biasa

Wendy kembali memegang dadanya dan dirasakan nya debaran nya semakin kencang. Ia mengatur nafas.
"Relax Wendy, calm down, fyuhh.." Wendy melirik jam dindingnya, masih tersisa 1 jam lagi sebelum janji temunya.

"Kenapa kamarmu berantakan sekali?" Wendy terlonjak mendengar suara dari arah pintu kamarnya. Ternyata Seulgi, bersender di pintu kamar sembari memakan camilan di tangannya.
"Yak! Lain kali ketuk pintu dulu" Wendy bersungut sambil mengambil baju-bajunya dan dikembalikan ke lemari. Seulgi pun memasuki kamar Wendy dan duduk di salah satu sisi ranjang.
"Kau mau kencan ya?" tanya Seulgi to the point, semu merah muncul di wajah Wendy.
"Tidak, bukan kencan. Hanya bertemu teman" sanggahnya masih membelakangi Seulgi.

"Hmm teman? Temanmu kan sedikit. Tidak mungkin Joohyun eonni karena kau tidak mungkin ribet dandan begitu. Lalu Mark? sepertinya juga tidak mungkin karena dia sudah punya kekasih-"
"Yak, kau cerewet sekali" potong Wendy sebal namun anehnya tidak ada rasa sakit lagi mendengar nama Mark di sebut.
"Atau mungkin... Kyungsoo Sunbae?" Seulgi mengerlingkan matanya ke Wendy yang kini wajahnya sudah seperti kepiting rebus, sangat merah!
"Ahaha, wajahmu adalah jawabannya Wan-ah." Wendy menutupi wajahnya, masih enggan menatap Seulgi yang kini sudah memegang pundaknya.
"Baiklah, ku beri saran, jadilah dirimu sendiri. Pakai baju yang menurutmu nyaman. Selamat berkencan, kau hutang cerita denganku" Seulgi tersenyum jahil lalu berlari menghindari lemparan bantal dari Wendy.  Akhirnya Wendy pun setuju dengan ucapan Seulgi. Ia memilih baju yang menurutnya nyaman, disambarnya atasan turtleneck hitam dan rok sebetis dengan warna senada juga jaket coklat. Memoles sedikit make up diwajahnya dan merapikan rambutnya. Tak lupa sebelum pergi ia menjinjing totebag yang berisi kue buatannya sebagai ucapan selamat atas debut Kyungsoo.

 Tak lupa sebelum pergi ia menjinjing totebag yang berisi kue buatannya sebagai ucapan selamat atas debut Kyungsoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wendy berjalan sedikit gugup. Menyusuri jalan sembari menyapa orang-orang yang berpapasan dengannya. Wendy memasuki salah satu lift yang tidak terlalu penuh dan menekan tombol lantai yang ditujunya. Kini ia sedang berusaha bersikap biasa, menghilangkan rasa gugup sekaligus debaran yang tak kunjung hilang.
"Ah aku ini kenapa sih?" gumamnya pelan.

Our Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang