Something

447 49 3
                                    

Kali ini Wendy menatap terpaku pada layar televisi. Ia fokus melihat objek yang di tampilkan. Sebenarnya tidak hanya Wendy, tapi beberapa trainee juga ikut menonton dengannya. Debut EXO-K! Sub unit Korea dari EXO yang melakukan promosi di Korea dan Cina. Setelah interview singkat, kini sedang ditayangkan debut stage mereka. Lagu pertama adalah History. Gerakan dance iconic di pembuka membuat tawa bagi Wendy. Entah mengapa rasanya gerakan itu terlihat lucu. Tapi Wendy akui, lagunya bagus. Vocal para anggota juga kuat. Terutama Kyungsoo.

Ya, setelah makan malam itu mereka berdua menjadi dekat. Mereka saling bertukar pesan, lalu saat ada waktu luang, mereka akan makan bersama. Suatu kebetulan pula genre musik yang mereka sukai sama yaitu RnB. Tak jarang mereka berlatih vocal bersama, menyanyikan lagu kesukaan Kyungsoo, Billionaire dari Travie McCoy ft. Bruno Mars. Juga lagu-lagu lain yang mereka aransemen sendiri sesuai selera musik mereka. Mereka kadang bertukar cerita, menceritakan masalah masing-masing. Bahkan beberapa jam yang lalu Kyungsoo masih mengiriminya pesan dan mengatakan ia sangat gugup untuk debut stagenya. Tentu saja Wendy hanya bisa menyemangatinya dan mengatakan bahwa Kyungsoo pasti bisa melakukan tanpa kesalahan. Dan benar saja, kini Wendy di buat terpukau oleh high note Kyungsoo. Tak hanya di lagu History, tapi juga lagu utama mereka yang berjudul Mama.

"Kerja kerasmu pasti akan membuahkan hasil, Oppa" Wendy bergumam pelan sambil menyunggingkan senyumnya saat EXO-K sudah selesai membawakan lagu mereka. Memang beberapa minggu yang lalu, Kyungsoo meminta Wendy agar tidak memanggil sunbae lagi. Meskipun sebenarnya Wendy masih canggung untuk memanggil dengan sebutan oppa, toh tetap ia lakukan, apalagi saat tidak ada Kyungsoo.

Kini hari-hari Wendy pun lebih sering terisi oleh kehadiran Kyungsoo. Walaupun hanya ucapan selamat pagi atau selamat tidur nyatanya mampu membuat pikirannya teralih sejenak dari kisah patah hatinya, Mark. Seminggu yang lalu, secara tiba-tiba Mark mengajak Wendy untuk bertemu. Mark menjemput Wendy di dormnya, hal yang sangat jarang Mark lakukan karena biasanya mereka akan bertemu langsung di tempat yang dijanjikan. Malam itu Mark terlihat sangat tampan. Senyum tak pernah lepas dari wajahnya. Wendy berharap akan terjadi hal baik bagi rasa sepihaknya, namun ia salah. Saat mereka sampai di kafe, Mark berjalan di depannya dan menuju meja di sudut kafe. Tapi meja itu tidak kosong, seorang gadis cantik yang sekarang menatap Mark dan juga menatapnya duduk disana.

 Tapi meja itu tidak kosong, seorang gadis cantik yang sekarang menatap Mark dan juga menatapnya duduk disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Annyeong eonni, namaku Sana" tangan gadis bermata besar itu terulur kepada Wendy. Gadis itu tersenyum, sangat cantik. Wendy menerima uluran tangan gadis itu, berjabat tangan sekilas dan menunjukkan senyumnya senatural mungkin.
"Wendy-ah, perkenalkan dia trainee di agensiku, sekaligus.. pacarku"

Deg.. deg...

Jantung Wendy berpacu keras namun semakin lama denyutnya menyakitkan. Wendy sebenarnya sudah menduga, ketika gadis itu duduk disana dan betapa berbedanya Mark malam itu. Harusnya ia tahu dan tidak mengharap lebih, tidak ada akhir yang indah bagi cinta sepihaknya. Selama 1 jam pun Wendy hanya diam, ia akan menanggapi hal yang perlu dan sepertinya Mark tidak sadar akan sikap Wendy. Laki-laki itu terlalu berfokus menatap gadis di depannya. Dan gadis itu bukan Wendy.

Our Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang