XII

6.3K 988 166
                                    

WARNING!!! TYPO(s), AU, OOC, OC, Abal-abal.

All Bangtan's member belong to Bang Shin Hyuk PD-nim.
.
Other Cast © Hankook-ie
.
Conciliate © Hankook-ie
.
Enjoy the story(:
.
»»●●««
.
Next chap bisa dipublish ketika chapter ini nyampe 400 vote dan 150 komen.
.

Berteman dengan Saeron membuat Joe familiar dengan bermacam jenis candaan. Saeron adalah pribadi ceria yang terlalu ceplas-ceplos dalam banyak hal. Tak segan-segan mendoakan guru cepat ubanan jika diberi banyak tugas, membuat lelucon soal teman sekelas mereka yang selalu mencomot jajan orang lain, atau bahkan menyindir cabai kiloan di dalam kelas dengan cara yang tidak bisa dilawan balik.

Walau berisik, setidaknya Saeron adalah sahabat yang baik. 

Walau kadang mulutnya memang perlu ditampar agar berhenti mengoceh. Tapi Joe sayang Saeron, kok. Yah, walau dia tidak pernah mengakuinya.

Berteman dengan Saeron membuatnya tahu kualitas candaan yang baik. Tidak receh. Tidak merasa lucu dengan sembarang tingkah yang sebenarnya tidak layak ditertawakan.

Tapi entah kenapa, ucapan pria yang sudah menyandang status sebagai suaminya ini terdengar seperti lelucon di telinga Joe. Wajah pria itu saat mengatakan hal itu cukup menyebalkan. Seringaian itu membuat tangan Joe gatal untuk mendaratkan satu tamparan keras. 

Namun kembali lagi pada apa yang dikatakan om mesum yang satu ini, dia hanya meminta hak nya. Kenyataan itu berbalik menampar Joe. Ya, dia sudah jadi istri orang sekarang. Dan sebagai istri, pasti dia harus memberikan itu pada suaminya, kan?

Itu kewajibannya. Kewajiban yang harus dia lakukan. Kemudian sebagai timbal balik, Kim Taehyung memberikan hak-hak yang selalu diidamkan oleh Joe, yakni kebebasan.

Ini tawaran yang cukup baik, sebenarnya. 

"Just sex?" Joe berujar pelan. Tapi suaranya masih terdengar di telinga si Om Tampan.

Taehyung mengangguk, "Normal sex. Gue butuh itu dan kayaknya lo orang yang tepat. Entah kenapa gue bisa nahan gejolak liar dalam diri gue kalo ngelakuin itu sama lo. Sebenarnya itu juga alasan kenapa gue mau nikahin lo, pinky."

Joe tidak bisa menahan diriya untuk tidak terkekeh miris, "Lo nikahin gue cuma untuk sex?"

Taehyung sama sekali tidak berniat untuk menyembunyikan apapun. "Bisa dibilang gitu. Tapi gue bukan tipe orang yang suka main-main dengan pernikahan, kok. Lo istri gue dan tanggung jawab gue. Gue bisa menjamin kalau hidup lo sama gue gak bakal seburuk hidup lo di tangan bokap lo. Gue juga nggak nuntut banyak hal dari lo. Sebaliknya, lo bisa minta banyak hal dari gue. Pinky, gue sama sekali nggak berniat buat bikin lo susah."

Joe diam, memikirkan dengan baik tentang penawaran Taehyung yang berat sebelah. Ini jelas berat sebelah. Joe untung banyak. Dia tidak akan kehilangan apapun, lagi pula Taehyung suaminya dan sudah sewajarnya Joe memberikan tubuhnya untuk Taehyung, kan?

"Gue punya syarat," kata Joe cepat. Dia mengangkat wajah, menatap mata tajam pemilik senyum kotak itu.

"Apa?"

"Jangan tidur sama orang lain. Selama lo masih berniat ngelakuin hal itu sama gue, jangan pake cewek lain. Gue gamau tidur sama bekasan orang," putus Joe final.

Taehyung tersenyum. Pria itu mengacak rambut Joe gemas. Tidak tampak keberatan dengan syarat yang Joe ajukan. "Okey. Bukan syarat yang berat. Jadi, kita deal?"

Joe mengangguk, "Deal."

Taehyung menarik diri. Bangkit dari sisi ranjang dan mulai membuka kancing kemejanya. "Yaudah, tidur gih. Gue mau mandi. Lo capek, kan?"

***

Dua hari setelah resepsi melelahkan yang mereka lakukan, Joe sudah merasa mengenal Taehyung lebih banyak.

Om-om mesum ini tingkahnya seperti anak-anak. Tidak mau memakan kacang, suka bingsoo yang banyak strawberry,  suka sarapan dengan sereal berbentuk gorilla, juga suka susu strawbery. Taehyung senang memainkan gelembung sabun cuci piring, senang menonton pororo, juga terlihat bahagia saat memakan jjangmyeon yang mereka pesan.

Euntah karena murah senyum atau apa, yang pasti kebahagiaan om-om yang menjabat status suami sah Ahn Joe-A itu sangat sederhana.

Kesepakatan mereka berlangsung sejak malam itu. Paginya Joe dibangunkan dengan cara yang tidak biasa, tubuhnya dijamah lembut dan berakhir dengan pergulatan yang tidak bisa dia tolak. Sesuai dengan janjinya, Taehyung memberi kebebasan yang terarah untuk Joe.

Membiarkan Joe malas-malasan tanpa menyentuh bukunya, membiarkannya menonton drama hingga tertidur di sofa hingga akhirnya Taehyung harus menggendongnya ke kamar, dan membiarkan Joe makan di ruang santai sembari menonton film action, dengan kaki dilipat di atas sofa. Yah, semua itu adalah hal sederhana yang tidak pernah dilakukan Joe karena peraturan rumahnya dan Kim Taehyung membiarkannya.

Joe tidak dapat memungkiri, kalau pernikahan ini membuatnya bisa membuatnya bernapas sedikit lebih baik.

Sudah lazimnya sifat manusia tidak akan pernah merasa puas. Begitu pula Joe yang telah lama mendamba kebebasan yang tak pernah dia dapat. Hal-hal kecil yang di setujui Taehyung membuatnya ingin merasakan lebih. Dan hari ini, dia akan mencoba peruntungannya.

"Om?" panggil Joe pelan.

Taehyung baru pulang dari kantor. Sedang memakan bibimbab dengan lahap. Masih dengan pakaian kerja yang sudah berantakan karena kusut sana sini. Katanya lapar, jadi akan mandi setelah mengisi perut.

"Hmm?" Taehyung hanya bergumam sembari menatap Joe dengan alis menukik. Mempertanyakan kenapa Joe memanggilnya tanpa suara karena mulutnya penuh dengan makanan. 

Tangan si istri yang tengah menggenggam sumpit kian mengerat. Sedikit takut akan mendapatkan penolakan. Tapi tak apa bila dicoba, kan?

"Gue ... mau ikut kelas dance, boleh?" tanya Joe setelah memberanikan diri. Dia menatap Taehyung takut-takut. Mengambil kelas dance ketika dirinya berada di kelas tiga itu bukan hal yang bijak. Bahkan sejak Joe berada di menengah pertama, dia tidak diizinkan mengikuti kegiatan yang dianggap ayahnya buang-buang waktu.

Di luar dugaan, Taehyung malah tampak santai. Dia mengangguk mengiyakan sembari menyumpit kimchi dan mengunyahnya seakan itu adalah lembaran kimchi yang tidak boleh disia-siakan.

Joe melongo. Semudah itu?

"Bener boleh? Nggak bohong?"

Taehyung menelan makanannya. Mengambil minum dan meneguk beberapa mili agar serpihan makanan yang tersisa tidak terbang saat dia berbicara. Tidak keren.

"Emangnya kenapa nggak boleh?" tanya Taehyung heran. Kenapa juga Joe harus mempertanyakan izinnya.

Joe diam, memikirkan sejenak dan berkata, "Eum.. Karena gue udah kelas tiga?"

Taehyung terkekeh, "Masuk kelas dance nggak bakal bikin lo tinggal kelas, kan? Kalo lo suka dan lo seneng sama hal itu, ya lakuin aja. Punya pakaian training nggak? Kalo kurang beli aja lagi. Sekalian sama sepatu yang nyaman. Soalnya kalo dance pake sepatu yang salah, nanti kaki lo bisa lecet."

Wah, Taehyung benar-benar tidak main-main dengan kesepakatan mereka.

Manik Joe berbinar, sebuah senyum tulus terukir di wajahnya.

Senyum yang membuat Taehyung tertegun beberapa saat.

Karena semenjak mereka bertamu, ini adalah pertama kalinya Taehung melihat Joe tersenyum tulus. Senyum sederhana karena kebahagiaan. Bukan senyum miris yang dia untuk menertawakan takdirnya sendiri.

TBC


Sejauh ini, ada yang bisa nebak konflik kedepannya?

Aku kasih tau aku soal spekulasi kalian di baris ini~

[M] Conciliate .KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang