4

52.6K 5.5K 1.5K
                                    

"hyung, semalam aku menyelesaikan sebuah lagu." mark menepuk bahu hweseung saat melewati member tertua bandnya di ruang santai studio tempat bandnya biasa berlatih.

"benarkah?" tanya hweseung yang langsung diangguki mark.

mark membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah cd berisi demo lagu ciptaannya semalam. hweseung sang vokalis utama mendekat. dari arah dapur changbin datang membawa dua mug dengan asap yang masih mengepul di atasnya.

"ah, changbin kemarilah. mark membawa demo lagu." panggil hweseung. changbin yang mukanya mirip papan talenan itu mendekat tanpa ekspresi.

mark mulai memutar demo lagunya saat dino, jaemin dan kangmin datang secara bersamaan. "woah." dino berseru di belakang punggung mark memdengar lantunan lagu yang terputar.

kini mark menatap satu persatu member bandnya. "bagaimana?"

kangmin memberikan tepuk tangan.

"hyung, aku tidak tahu kau sedang mengerjakan lagu baru." jaemin menatapnya bingung. "kapan kau mulai membuatnya?"

"sejujurnya aku mengerjakannya hanya dalam semalam."

"KAU BERCANDA?!" tiba-tiba hweseung memekik. mark mengangkat bahunya.

"jadi bagaimana menurut kalian?"

dino mengusap dagunya. memasang wajah serius yang sangat tidak cocok dengan kepribadiannya, "sejujurnya lagu ini tipeku sekali." aku dino. "tapi bukankah sangat berbeda dengan lagu-lagu kita yang sebelumnya?"

kangmin mengangguk menyetujui. "terdengar seksi dan... berbahaya?"

"mark, kau habis kerasukan atau bagaimana?" tanya hweseung.

"mungkin dia sudah punya omega." changbin menyaut datar sambil menyeruput kopinya. meletakan mug satunya ke atas meja.

alis camar mark menukik tajam. "omong kosong apa yang kau bicarakan?" tanyanya dingin. namun masih lebih dingin respon changbin.

"lantas jalang mana yang menghangatkan ranjangmu semalam?" sudut bibir changbin terangkat memberikan seringaian kurang ajar.

hampir lima tahun masuk dalam lingkar pertemanan yang sama dengan pria bermulut pedas macam changbin membuat mark tahu betul bagaimana watak sahabatnya itu. mark hanya melengos sebagai respon meskipun keinginan untuk melayangkan bogem mentah ke wajah changbin begitu besar.

"hyuuuung!" jaemin memekik tidak terima. "apa alasanmu pulang lebih dulu semalam itu melakukan hal tak senonoh dengan orang asing?!"

"diam, jaemin." jaemin melengkungkan bibirnya ke atas. mark tidak suka saat ingatan tentang kejadian semalam mengejeknya dengan berputar-putar bak kaset rusak. mark juga benci mengakui ini, mengakui bagaimana inspirasinya bisa datang setelah kejadian itu.

"terlepas dari mark punya kekasih atau tidak, lagunya sangat bagus. aku suka." tandas hweseung menatap satu persatu membernya.

"aku juga." kangmin menyetujui.

"baguslah kalau begitu." mark menyandarkan punggungnya pada kursi putar yang diduduki. "kita bisa mulai berlatih lagu ini sekarang."

"dan menampilkannya nanti malam!" dino bersorak heboh.

"yakk! kita akan menampilkannya begitu kita siap!" jaemin memprotes.

"amatir sepertimu memang tak selevel denganku, kupastikan aku sudah menguasai bagianku sebelum penampilan kita nanti malam." cibir dino yang langsung mendapat protesan kesal dari jaemin dan pukulan bertubi-tubi dari pemuda na.

-

donghyuck menggeret koper berisi beberapa potong pakaiaan dan benda-benda tak berharga lainnnya ke dalam bar di kawasan hongdae. ya kalian tidak salah baca. donghyuck memang pergi ke bar, bukan untuk menjual diri. tenang saja. meskipun otaknya merosot hingga dengkul, donghyuck masih cukup waras untuk tidak menjual tubuhnya ke tua bangka hidung belang.

[M] half | markhyuck ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang