13

44.2K 4.4K 1.3K
                                    

jaemin menghilang. benar-benar hilang bagai ditelan bumi. saat mark mencoba bertanya pada orangtua jaemin, mereka mengatakan kalau putranya pamit setelah mendapat panggilan pekerjaan dari salah satu perusahaan otomotif di jepang. mark yang tidak mau membuat kedua orangtua jaemin khawatir berusaha untuk tidak membahas lebih lanjut masalah menghilangnya pemuda na.

"dasar bodoh." mark membenturkan kepalanya di kemudi. "kau pikir ini lucu jaemin?" monolog pria akhir dua puluhan ini. "dasar bocah menyebalkan, tidak bisakah kau tak membuatku khawatir?"

tanpa sadar pegangan mark pada kemudi mengerat hingga buku jarinya memutih. bagaimanapun meski dia sering mengabaikan bahkan memerintah anak itu sesukanya, sejujurnya mark begitu menyayangi bocah menyebalkan itu. bahkan rasa sayangnya lebih besar daripada adik kandungnya sendiri. karena mark tahu betul betapa beratnya hidup jaemin.

mark sudah menelusuri seluruh tempat yang biasa jaemin kunjungi, namun tak ada tanda-tanda kalau jaemin ke sana. mark bahkan bertanya pada semua anggota foxxasteen. tidak ada yang tahu, hanya saja dino yang paling sering beradu mulut dengan jaemin mengatakan kalau dua hari lalu jaemin mengirimkan pesan aneh padanya.

"kupikir otaknya habis terbentur atau apa. tidak ada angin ataupun hujan tiba-tiba dia mengirimiku pesan untuk berhenti minum alkohol terlalu banyak, dia juga meminta maaf atas sikap kasarnya padaku. dia bilang meskipun aku menyebalkan tapi baginya aku tetap temannya begitupun sebaliknya. dia berterima kasih hanya karena aku mau berteman dengannya."

sekarang tidak hanya mark, hyunjin dan yang lainnya ikut membantu. tidak seperti jeno yang punya banyak anak buah mengingat dia yang memegang kendali kerajaan bisnis keluarga lee. mark memang punya saham yang besar di sana, tapi dia bukan jeno yang butuh banyak pengawalan. mark hanya bisa mencari sendiri dan meminta bantuan teman-temannya.

larut dalam emosinya, pikiran mark terdistraksi saat ponsel yang dia letakan di dashboard bergetar. akhirnya jeno menghubunginya.

"kau menemukannya?" tanya mark datar.

"orangku sudah melacak seluruh penerbangan sejak kemarin hingga sekarang, tidak ada nama na jaemin di sana."

mark terdiam selama beberapa detik sebelum menimpali.

"ada dua kemungkinan, jeno." kata mark memandang lurus keluar jendela mobilnya. "jaemin tidak benar-benar pergi atau dia pergi dengan identitas lain."

sekarang giliran jeno yang terdiam.

"mungkin kita bisa mencoba melihat dari rekaman cctv--tapi kita juga tak tahu pasti apa jaemin benar-benar pergi menggunakan identitas lain. aku tahu siapa pilihanmu, jadi kali ini kau harus benar-benar berusaha keras untuk menemukannya."

"aku tahu."

"aku akan memulai dengan menemui renjun dan sebaiknya kau segera menyelesaikan urusanmu dengannya." hening kembali tercipta, mark menghela napas. "kututup teleponnya."

"hyung... tunggu."

"ya?"

"jaemin..."

dahi mark mengerut. dia masih menunggu jeno menyelesaikan kalimatnya.

"jaemin hamil anakku."

"kau--" tenggorokan mark tercekat. "jangan bercanda jeno, ini sama sekali tidak lucu."

"hyung... kalau kau lupa kakak kita juga beta, taeyong hyung sempat hamil dulu."

"dan akhirnya keguguran! kau tahu pasti bukan kalau beta bukanlah carier yang baik?! jika omega resesif sulit untuk hamil--setidaknya saat dia hamil, dia tidak dalam kondisi yang berbahaya.

[M] half | markhyuck ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang