sudah tiga minggu donghyuck bekerja di restoran ayam milik teman jeno. dan sudah tiga minggu juga mark tanpa absen menyambangi tempat kerja anak itu. dengan dalih membeli ayam nyatanya mark diam-diam mengawasi donghyuck.
"ini ayammu, sudah pulang sana!" usir donghyuck setelah membanting sekotak ayam ke atas meja tempat mark menunggu pesanannya. omega itu mendelik sambil berkacak pinggang, tingkahnya terlihat sok galak namun di mata mark justru terlihat makin menggemaskan.
mark mendengus. "memangnya siapa juga yang mau lama-lama di sini." katanya jelas sekali tidak sesuai dengan perasaan alpha itu.
"oh ya?" donghyuck menyahut dengan sarkastik. "kalau begitu tunggu apalagi? kenapa masih di sini?"
"aku menunggu jaemin."
padahal kenyataannya jaemin hanya menitip ayam goreng saja. tidak tahu kenapa tiba-tiba beta itu ingin ayam goreng, padahal biasanya dia sering mengomeli mark kalau makan makanan cepat saji.
kini giliran donghyuck yang mendengus. dia melengos pergi meninggalkan mark untuk membersihkan meja lain yang baru saja ditinggalkan pembeli.
kling
lonceng berbunyi saat seorang pemuda seumuran donghyuck memasuki restoran. mark yang melihat kehadiran pemuda itu mengerutkan hidung, matanya memincing saat donghyuck menyapa pelanggan yang baru saja datang.
"selamat datang!" lihatlah senyuman itu! kenapa saat dengannya donghyuck justru bersikap galak sekali? mark kan juga seorang pelanggan di sini. dia membeli ayam dengan uang juga. ini namanya diskriminasi. mark tidak terima!
oh andai saja mark tahu betapa muaknya donghyuck melihat mark mendatangi restoran hina nona setiap hari dan mengganggunya. karena bagi donghyuck diawasi sedemikian intens oleh sepasang manik tajam sang alpha dominan memanglah sangat mengganggu. apalagi saat dirinya berinteraksi dengan pelanggan alpha atau beta lainnya, jika tatapan bisa membunuh mungkin restoran ayam ini akan memenangkan rekor dengan jumlah pelanggan meninggal terbanyak karena tatapan mata.
"donghyuck? kau lee donghyuck bukan?" dari tempatnya duduk mark dapat mendengar pemuda tadi memanggil nama donghyuck.
donghyuck terlihat mengerutkan dahi sebelum satu senyuman lebar menghiasi wajahnya. "kau!" omega itu menepuk pundak lawan bicaranya. "kau si bodoh hayoung itu kan?!"
pemuda itu tertawa. "dunia sempit sekali ya? bagaimana kabarmu?" tanya hayoung ramah.
"seperti yang kau lihat." donghyuck menunjuk dirinya. "setelah putus sekolah aku mencoba berbagai pekerjaan, dan akhirnya berakhir di sini. kau sendiri bagaimana?"
"aku kuliah dan menyewa appartemen di dekat sini. kebetulan saat lewat tadi aku melihatmu sedang marah-marah dengan pria itu." dagu hayoung menunjuk mark yang sudah mengeluarkan laser dari matanya. "sepertinya dia tak suka melihatku berbicara denganmu."
donghyuck mendengus. "abaikan saja dia." kata yang lebih pendek kesal. "ayo duduk dulu, sudah lama kita tidak bertemu. kau tidak sedang buru-buru kan? kita bisa mengobrol sebentar jika kau mau."
"tentu saja." pemuda bermarga choi itu menyahut dengan senang. bagaimana tidak senang jika di hadapannya kini ada sosok yang dulu sempat mengisi hatinya?
mark masih menyimak pembicaraan donghyuck dengan pemuda yang diketahui bernama hayoung itu. matanya terus menatap tajam dua manusia di meja sebrang. ketika pada akhirnya donghyuck pergi meninggalkan hayoung, pemuda itu membalas tatapan mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] half | markhyuck ✔
Fanfictioni don't wanna get just half of you. 💌 markhyuck [au!omegaverse.lowercase.baku]