11🌸Kematian

245 16 0
                                    

"To-tolong, jangan sakiti aku."

–Mika–

💜

"MAAF, Del, gue ngerepotin lo," ucap Rania tertunduk lesu merasa tidak enak menumpang di rumah sahabatnya beberapa hari terakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MAAF, Del, gue ngerepotin lo," ucap Rania tertunduk lesu merasa tidak enak menumpang di rumah sahabatnya beberapa hari terakhir. Tampak Rania sedang duduk di ranjang pink dengan dinding dominan perpaduan merah muda dan putih.

"Dih, lo ini. Kayak sama siapa. Santai aja, anggep seperti rumah lo sendiri," sahut Dela yang sedang mengeringkan rambutnya di depan meja riasnya.

Rania menanggapi dengan cengengesan sambil menggaruk pelipisnya. Ia lalu meraih ponsel dari atas nakas dan membuka galerinya. Ia mendapati foto-foto suaminya yang sangat tampan dan manis di matanya. "Kangen ...," gumam Rania.

Dari depan kaca rias, Dela dapat melihat Rania yang berkutat dengan ponsel. Ia tahu bahwa Rania pasti merindukan suaminya. "Lo ... apa nggak sebaiknya rujukan aja?"

Rania tidak menjawab dan tetap terpaku dengan gawai. Ia merasa canggung juga bingung mau melakukan apa. Ia menggigit bibir menahan semua rasa gelisah.

Dela membalikkan tubuh dan menatap intens pada Rania. "Rujuk aja, gue tau lo kangen 'kan sama dia? Gue bantuin rujuk, deh. Gimana?"

"Ehm, tapi ...," kata Rania yang masih memiliki keraguan dalam hati.

"Enggak usah tapi-tapian. Oke aja gimana?"

Rania akhirnya mengangguk setuju. Bagaimanapun dirinya masih istri sah Mifune Shinji. Meski takut, ia juga tidak bisa mengabaikan perasaan rindu dan kewajiban seorang istri untuk melayani suaminya. Rania pun berkemas akan pulang. Ia bertekad menyelesaikan masalah, bukan lari dan bersiap menghadapi konsekuensi yang ada.

(✿ ♡‿♡)

Terdengar suara napas memburu dari seorang gadis mungil bersurai panjang yang tidak lain adalah Mika. Wajahnya pucat, ia terus berlari dalam suatu lorong dan sesekali menoleh ke belakang. Mika sedang dikejar-kejar oleh seseorang.

Mika tidak fokus akibat ketakutannya hingga akhirnya terantuk batu dan terjatuh. Gadis model itu segera berdiri, sayang kakinya terkilir. Dengan menahan rasa sakit, ia memaksa tetap berjalan terpincang pergi dari tempat itu. Kakinya tidak mau diajak bekerjasama untuk lari lebih cepat, malah kembali menyentuh tanah akibat tidak kuat menopang rasa nyerinya.

"Mau ke mana?" tanya sosok pria yang tidak terlihat jelas wajahnya karena tertutup bayangan malam.

Mika makin panik, tubuhnya gemetaran. Netra kelamnya berusaha mencari orang lain, tetapi nihil. Tidak mungkin ada seseorang berkeliaran malam-malam di pabrik terbengkalai seperti ini. Mika merasa sangat bodoh telah menyetujui ajakan orang itu. Ia berharap dia akan mendengarkan permintaannya. "To-tolong, jangan sakiti aku."

Flower Husband✓ (Tamat)🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang