07🌸Berbaikan

233 21 4
                                    

"Fake smile!"

-Dela-

💚

HARI-HARI Rania terasa makin sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HARI-HARI Rania terasa makin sepi. Kerenggangan hubungan dengan Shinji membuatnya lelah, putus asa, kesepian, dan sangat merindukan suaminya yang dulu. Ya, dulu. Setahun pernikahan pertama yang damai. Shinji masih menjadi sosok suami idaman yang sangat pengertian dan perhatian padanya. Bukan seperti akhir-akhir ini, berbicara pun bisa dihitung jari.

Pagi itu, Rania berbelanja bahan makanan di pasar. Seperti sebelumnya, ia telah kehilangan semangat. Kata orang, mencurahkan isi hati bisa meringankan beban. Namun nyatanya, hal tersebut hanya berlaku sebentar, mungkin karena permasalahannya jauh lebih berat.

Rania berjalan dengan lesu sambil menunduk. Ia sudah tidak bisa berpikir jernih hingga tidak melihat ada apa di depannya. Ia menabrak beberapa orang sambil terus meminta maaf. Sampai akhirnya, Rania menabrak seseorang lagi yang membuat kakinya berhenti. Entah mengapa ia merasakan sesuatu yang berbeda.

Rania menekuri sepatu high heels merah yang cantik, tampak tidak asing.

"Rania?"

Rania segera mendongak dan menutup mulutnya. Sudah hampir setahun ia tidak bertemu dengan wanita bersurai gelombang pendek di hadapannya.

"Dela?"

Memori Rania berputar seperti kaset dalam benaknya. Dela adalah teman semasa SMA sekaligus kuliah. Lantas, tepat setahun yang lalu wanita berhidung bulat itu diterima kerja menjadi pegawai bank di kota Bandung.

"Oh My God! Lo apa kabar, Rania? Lo tambah cantik aja!" sapa Dela sambil memuji Rania.

"Elah ... nggak perlu lebai, deh, lo!" elak Rania yang sedikit tersipu dengan pujian salah satu sahabatnya itu. Namun, ekspresinya mendadak kembali muram. Pikirannya masih kacau dan malah menekuri sepatu trendi Dela.

Dela menyadari keanehan Rania, ia pun menepuk pundak Rania. "Ran! Kenapa, sih, lo?"

Rania menggeleng lemas. Ia menunjukkan senyum palsunya. "Enggak apa-apa."

"Fake smile!" tukas Dela dengan wajah penuh curiga. "Gue tau lo ada masalah, 'kan? Lo bisa cerita ke gue, kok."

Rania menatap sahabatnya ragu. Haruskah ia menceritakan hal yang sama seperti ke Nino? Terkadang, ada rasa tidak enak karena jarang berkontak dengan sahabatnya sendiri. Akibat ia terlalu mencurahkan waktunya pada sang suami seorang.

Dela merangkul pundak Rania. "Udahlah, ceritain aja. Enggak usah gengsi. Ayo, kita ke taman sebelah sana. Ceritakan semuanya."

Rania tidak memiliki pilihan lain selain mengiyakan. Apalagi Dela segera berjalan tanpa permisi. Rania memilih pasrah mengikuti langkah sahabat dan menceritakan segalanya. Setelah berumah tangga, menceritakan perihal marahan dengan suami bukan sesuatu yang mudah meski pada sahabat. Namun, dirinya juga tidak sanggup untuk terus menahan beban seorang diri.

Flower Husband✓ (Tamat)🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang