Pagi berganti siang
Siang berganti malamKu tatap nanar langit yang menggelap
Walau ku letih, namun mata tak kunjung menutup
Ku teringat lagi tentang dirimuRupamu membayangi layar putih kehidupanku
Hilang, tapi tidak sepenuhnya hilang
Ragamu boleh pergi, tapi sebagian jiwamu seakan masih di siniSosok hangat yang dulu sangat ku rindukan, sekarang pun masih ku rindukan
Bukan masalah harta atau ketenaran, aku tak butuh semua itu
Justru kesederhanaanmu serta keunikan mu yang menjadi kunci pengambil hatikuTeringat lagi langkahku ke gang kecil di tengah jalan besar ibukota
Ke tempat yang kasat mata nampak kumuh, namun menyimpan kehangatan
Tak perlu kafe bintang lima,
menyantap soto daging favoritmu di gang itu, sudah sangat cukup bagikuHhh, soto seharga 20.000 rupiah itu.
Kalau kau membaca ini, mari kita ke sana lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear you,
PoesíaSekumpulan celotehan abstrak tentang jalan cerita kita dari sudut pandangku. Kisah yang tidak diketahui kapan tamatnya; tergantung dari pemeran utama cerita ini, yaitu kau.