Potensi moral manusia diberikan oleh Allah. Semula, manusia diciptakan sebagai makhluk yang bermoral supaya manusia dapat memancarkan kesucian Allah. Allah memberikan potensi moral sebagai suatu hak, suatu esensi dalam hakikat sebagai manusia. Moralitas manusia sangat dibutuhkan dalam hubungannya dengan diri sendiri, dengan sesama, dan juga dalam hubungannya dengan alam semesta. Dalam hubungan dengan diri sendiri, moralitas yang memancarkan kesucian Allah akan membuat ia sangat menghargai diri dan tidak menggunakan dirinya untuk maksud-maksud yang jahat dan tidak terpuji. Ia pun akan menempatkan diri secara benar ketika beribadah kepada Allah. Juga dalam relasinya dengan sesama ia tidak akan menempatkan diri di atas dan memandang rendah sesamanya, dan juga tidak menempatkan diri di bawah sehingga menghina dirinya sebagai ciptaan Allah yang mulia.
Moral adalah unsur penting menuju dunia yang semakin beradab. Moral juga merupakan elemen penting untuk kebahagiaan dan kesejahteraan manusia, baik secara pribadi maupun dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Iman Kristen memang tidak diturunkan berdasarkan moral, namun iman Kristen yang sehat dan benar pasti berdampak pada moralitas.
Moral yang baik hanya diperoleh jika seseorang mengenal Kristus. Hal ini dapat dipahami karena moral berasal dari Allah yang kekal dan tidak berubah. Moral yang benar lahir dari penghayatan dan pelaksanaan iman yang benar dalam bergereja, bermasyarakat, dan bernegara. Dengan moral yang baik dan benar, ilmu pengetahuan yang telah diperoleh seseorang akan digunakan secara bertanggung jawab dan bukan malah diselewengkan. Banyak kekacauan akan timbul akibat moral yang tidak benar dan bobrok, baik dalam hidup berkeluarga, kerja, bermasyarakat, dan bernegara.
Menurut Eka Darmaputra, Indonesia mengalami zaman kebangkitan agama. Anggota dari agama apa saja yang ada di Indonesia bertambah banyak. Rumah-rumah ibadah semakin dipadati oleh umat. Pertanyaannya, mengapa kebobrokan moral semakin terasa di saat fenomena kesadaran beragama semakin meningkat? Jawabnya karena agama hanya sampai di kulit saja. Tentulah jawaban ini termasuk umat kristiani sendiri yang tidak mampu menjadi garam dan terang di tengah kegelapan dunia sekitarnya. Jika moral manusia baik, niscaya kejahatan akan semakin tidak mendapatkan tempatnya.
YOU ARE READING
Manusia Abadi [SELESAI]
Non-FictionMembaca cerita ini, kamu akan memahami manusia lebih mendalam, agar dalam bertingkah laku dan berbudaya, dalam hidup di tengah-tengah masyarakat dan dunia ini, kamu akan diperlengkapi untuk menjalankan arti hidupnya di hadapan Tuhan dan sesama secar...