"Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak"
"Webster's Dictionary" menjelaskan "kerja" sebagai usaha atau karya nyata baik secara fisik atau mental yang dikerjakan oleh seseorang. Arti lainnya adalah 'pekerjaan atau sesuatu yang orang buat atau lakukan'. Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan, diperbuat atau sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah atau mata pencaharian. Sehubungan dengan itu, John Stott merumuskan pengertian kerja sebagai berikut. "Kerja adalah pengeluaran tenaga baik secara manual atau mental, atau kedua-duanya, dalam pelayanan terhadap orang lain, yang membuahkan kepuasan bagi si pekerja, manfaat bagi masyarakat, dan kemuliaan bagi Allah."
Istilah "kerja" juga digunakan dalam arti digaji oleh seseorang untuk melaksanakan suatu tugas pada waktu dan tempat tertentu -- menjadi pekerja atau karyawan. Sementara itu, Hassan Shadily menjelaskan kerja sebagai pengerahan tenaga (baik pekerjaan jasmani maupun rohani) yang dilakukan untuk menyelenggarakan proses produksi. Kerja adalah faktor penting sebab merupakan faktor produksi yang berpangkal pada manusia.
Jadi, kerja adalah sesuatu yang dilakukan dengan mengerahkan tenaga atau pikiran yang dapat menghasilkan uang atau materi, bahkan dapat memberikan kepuasan bagi si pekerja, manfaat bagi sesama dan kemuliaan bagi Allah.
Dalam Perjanjian Lama
Dalam bahasa Ibrani kata yang paling sering digunakan untuk "kerja" adalah "asa" dan kata bendanya adalah "ma'aseh". Penggunaan kata "asa" biasanya diterjemahkan sebagai 'melakukan' atau 'membuat'. Ketika "asa" diterjemahkan sebagai 'kerja', hal itu selalu menunjuk kepada pekerjaan dari bangsa dalam suatu proyek, misalnya mengerjakan tabernakel, Bait Allah, atau tembok Yerusalem (). Istilah Ibrani yang lebih sering digunakan adalah "ma'aseh", digunakan sebanyak 181 kali, artinya 'pekerjaan', 'perbuatan', 'aktivitas' () dan diartikan juga sebagai 'sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas' (). Istilah Ibrani lain yang lebih jelas artinya dengan pengertian dari kata "kerja" adalah "abad" (kata kerja), kata bendanya adalah "abodah". Kata ini berhubungan dengan "ebed", artinya 'pelayan', 'budak'. Kata "abad", misalnya di dan "abodah" di . Istilah "abodah" juga digunakan untuk 'kerja' dari kaum Lewi (). Kata "abad" dan "abodah" menunjuk kepada pengertian yang sama, yaitu 'melayani', 'pelayanan yang ditujukan kepada seseorang yang statusnya lebih tinggi'. Dengan kata lain, kerja adalah sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah Sang Pencipta. Arti lainnya adalah kerja itu merupakan ibadah yang harus dilakukan di hadapan Allah. Jika semua harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, istilah "abodah" ini mengandung makna pelayanan. Dengan motivasi melayani Allah, sesungguhnya kerja bukanlah hal yang lebih rendah dari pelayanan yang dilakukan dalam gereja.
Di dalam Perjanjian Lama, kerja amat dihormati, khususnya pekerjaan keahlian. Orang-orang yang memiliki kemampuan untuk membuat barang-barang (tukang perak, tukang kayu, tukang tenun,) amat dihormati. Kerja adalah bagian utuh dari kehidupan manusia. Konsep ini lahir dari pandangan yang penuh penghargaan terhadap tanggung jawab kepada keluarga. Berkenaan dengan hal tersebut, Jerry dan Mary White mengutip pandangan William Barclay dari bukunya yang berjudul "Ethis in a Permissive Society," yang menyatakan, "Bagi seorang anak Yahudi kerja amatlah penting -- kerja adalah intisari kehidupan." Orang-orang Yahudi mengenal ungkapan "orang yang tidak mengajar anak lelakinya berusaha, sama saja dengan mengajarnya mencuri." Seorang rabi Yahudi sama kedudukannya dengan seorang dosen atau profesor di perguruan tinggi, tetapi menurut hukum Yahudi ia tak boleh menerima satu sen pun dari tugas mengajarnya; ia harus menguasai suatu bidang usaha yang dilakukannya dengan tangannya, dan dengan demikian ia memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, ada rabi yang menjadi tukang jahit, tukang sepatu, tukang cukur, atau tukang roti dan bahkan menjadi aktor. Bekerja bagi seorang Yahudi adalah kehidupan. Dengan demikian, semua jenis pekerjaan yang dikaruniakan Allah pada seseorang, harus diterima dengan ucapan syukur, tanpa harus menjadi iri dengan pekerjaan yang lebih mendatangkan keuntungan.
Ketika tinggal di Taman Eden, Adam dan Hawa ditugaskan Allah untuk bekerja, yakni mengusahakan dan memelihara Taman Eden. menerangkan dengan jelas bahwa Allah memberikan perintah untuk bekerja kepada manusia. Dalam tertulis perintah ini, "Enam hari lamanya engkau bekerja, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah engkau berhenti, dan dalam musim membajak dan musim menuai haruslah engkau memelihara hari perhentian juga." Klausa "enam hari lamanya engkau bekerja" dalam bahasa aslinya dituliskan dalam bentuk imperatif (perintah). Jadi, bekerja bukanlah suatu pilihan yang boleh dilakukan, boleh juga tidak. Kerja adalah suatu esensi dari manusia. Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang bekerja.
Allah tidak senang dengan kemalasan. Setiap orang harus memberikan sumbangan dalam menopang kehidupan keluarganya. memerintahkan kepada kita untuk mengamati dan belajar dari semut; semut bekerja keras untuk mengumpulkan makanan agar dapat hidup terus. Perjanjian Lama mencela kemalasan dan memuji kerja keras. mengatakan, "Orang yang bermalas-malasan dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak." Lebih lanjut dikatakan, "Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar" ().
Dalam Perjanjian Baru
Kata Yunani yang sering digunakan untuk "kerja" adalah "kopiao", artinya 'bekerja', 'bersusah payah', 'menjadi letih', 'kerja keras' (). Perjanjian Baru menguatkan konsep yang telah ada di dalam Perjanjian Lama tentang kerja. Seperti terlihat dalam yang berbunyi, "Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti dengan percuma, tetapi kami berusaha berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban siapa pun di antara kamu ...: Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." Teks ini merupakan perkataan yang tegas dan keras. Bagian ini tidak ditujukan kepada orang-orang sakit, lanjut usia, atau cacat. Bagian ini ditujukan kepada orang-orang yang sehat, tetapi malas atau memilih untuk tidak bekerja karena malas, terlalu rewel memilih pekerjaan atau tidak bisa diandalkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
Jadi, kerja adalah kegiatan yang mencakup segala sesuatu yang dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari, untuk melangsungkan kehidupan, bukan hanya sekadar kerja dalam pengertian suatu usaha yang menghasilkan uang. Kerja adalah bagian dari kehidupan dan karakter hidup manusia, yang harus dilaksanakan. Kerja bukan merupakan suatu pilihan, tetapi keharusan. Kerja berkaitan dengan pelayanan atau melayani dan merupakan dimensi fundamental dari keberadaan manusia di dunia ini.
YOU ARE READING
Manusia Abadi [SELESAI]
غير روائيMembaca cerita ini, kamu akan memahami manusia lebih mendalam, agar dalam bertingkah laku dan berbudaya, dalam hidup di tengah-tengah masyarakat dan dunia ini, kamu akan diperlengkapi untuk menjalankan arti hidupnya di hadapan Tuhan dan sesama secar...