Manusia memiliki kebutuhan yang bersifat naluriah akan keindahan sebab manusia dicipta dengan sensibilitas estetika yang mengikutinya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan keindahan untuk kesempurnaan pribadinya dan untuk kesenangan hidupnya. Abraham Maslow, seorang psikolog kenamaan, melalui penelitiannya menemukan bahwa manusia memiliki kebutuhan akan keindahan. Paling tidak untuk sebagian orang, kebutuhan akan keindahan begitu mendalam sehingga hal-hal yang serba jelek dan semrawut benar-benar membuat mereka muak. Ia juga meneliti kelompok mahasiswa tentang efek lingkungan yang indah serta lingkungan yang jorok dan tidak teratur atas diri mereka. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa keburukan, kejorokan, dan ketidakteraturan menimbulkan kejemuan serta melemahkan semangat. Sedangkan keindahan dan keteraturan menimbulkan semangat dan gairah hidup. Oleh karena itu, setiap manusia membutuhkan keindahan.
Keindahan membuat manusia lebih sehat, lebih semangat, bahkan lebih bergairah. Keindahan berkaitan erat dengan gambaran diri dan citra diri seseorang. Mereka yang tidak menjadi sehat dan senang oleh keindahan adalah orang-orang yang terbelenggu dengan gambaran diri yang rendah. Seseorang yang jorok akan merasa risih berada di restoran yang indah dan bersih sebab merasa bahwa dirinya tidak layak. Dalam penelitian Dr. Abraham Maslow, ada seorang pasien pria yang memiliki gambaran diri yang sangat rendah. Ia merasa hidup ini tidak ada artinya sehingga akhirnya ia bunuh diri di atas timbunan sampah. Fakta tentang dorongan ke arah kebutuhan akan keindahan ini dapat ditemukan di setiap orang melintasi segala lintasan umur, status sosial dan kebudayaan, dan ini dapat ditemukan dalam setiap peradaban dan dalam semua zaman, bahkan sejak manusia tinggal di Taman Eden.
YOU ARE READING
Manusia Abadi [SELESAI]
Non-FictionMembaca cerita ini, kamu akan memahami manusia lebih mendalam, agar dalam bertingkah laku dan berbudaya, dalam hidup di tengah-tengah masyarakat dan dunia ini, kamu akan diperlengkapi untuk menjalankan arti hidupnya di hadapan Tuhan dan sesama secar...