KEBUTUHAN AKAN PENGHARGAAN
Tidak dapat disangkali bahwa manusia membutuhkan penghargaan. Sering dalam kehidupan sehari-hari karena tersinggung harga diri seseorang dapat memusuhi, mencelakakan, bahkan membunuh sesamanya. Orang yang bekerja dan menghasilkan uang sering kali dilandasi motivasi demi kehormatan harga diri. Tuhan pencipta sangat menghargai manusia dan itu diucapkan yaitu, "Oleh karena engkau berharga di mata-Ku, dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau ..." (). Penghargaan itu pun tampak dalam karya keselamatan untuk manusia. Allah dapat saja berfirman untuk menyelamatkan manusia, tetapi Ia memilih mengorbankan anak-Nya sendiri sebagai korban tebusan yang membawa manusia terbebas dari maut yang kekal. Inilah penghargaan yang luar biasa dari Allah kepada kita yang sebenarnya tidak layak mendapatkannya. Pada sisi lain, Abraham Maslow berpendapat bahwa setiap orang memiliki kebutuhan akan penghargaan yang dibaginya menjadi dua, yakni pertama, harga diri yang meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan. Kedua, penghargaan dari orang lain yang meliputi prestis, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik serta penghargaan. Jadi, manusia jelas membutuhkan penghargaan, baik yang datang dari Allah pencipta, sesama, bahkan harga diri sendiri.
Manusia tidak akan pernah puas dengan apa pun yang di dapat untuk menunjang harga dirinya. Manusia baru puas jika ia memiliki persekutuan yang indah dengan Allah di dalam Yesus Kristus. Itulah sumber harga diri sejati. Mengapa di luar Kristus manusia tidak puas? Sebab dosa menyebabkan harga diri manusia rusak total sehingga tidaklah heran jika manusia disebut oleh Mark Twain mengidap penyakit yang kronis yang bernama tinggi diri dan rendah diri, dua-duanya adalah kesombongan. Manusia akan selalu memiliki perasaan tinggi diri jika berada di lingkungan yang ia anggap lebih rendah dari dia dan ia akan merasa rendah diri jika ia berada di lingkungan yang ia anggap jauh di atas dia. Perasaan ini sebenarnya tidaklah sehat sebab hal ini berarti ia belum menemukan harga diri sejati. Seorang murid Kristus akan dapat menerima dirinya apa adanya, tidak tergantung apakah lingkungannya lebih atau kurang dari dirinya. Pengikut Kristus yakin bahwa Tuhan memberi segala karunia pada setiap orang menurut rencana-Nya, dengan proporsi yang dikehendaki-Nya sendiri, semuanya berasal dari Allah. Hanya manusia yang telah ditebus oleh Kristuslah yang dapat berjuang dan menang atas segala kesombongan; apakah itu tinggi diri atau rendah diri, walau harus melalui proses yang Tuhan kehendaki.
KEBUTUHAN AKAN AKTUALISASI DIRI
Istilah ini meminjam istilah yang digunakan oleh Maslow. Maslow berpendapat bahwa setiap orang harus berkembang sesuai dengan kemampuannya. Setiap manusia memiliki hasrat untuk makin menjadi diri sendiri sesuai kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Jika manusia dapat berkembang dan menjadi diri sesuai dengan kemampuannya, ia cenderung lebih berbahagia dan menikmati pekerjaan yang dilakukannya. Dalam perspektif Alkitab ditemukan bahwa Allah menciptakan manusia dengan segala potensi yang melekat padanya. Ini berarti manusia dapat menggunakan potensi dan karunia yang ada padanya dengan semaksimal mungkin untuk kemuliaan Allah. Sebaliknya, jika manusia tidak dapat mengembangkan potensi dan karunia yang ada padanya semaksimal mungkin, dirinya akan merasa terhambat dan tidak jarang mendatangkan penderitaan diri sendiri, tidak dapat berbahagia seutuhnya. Karena manusia memiliki kebutuhan aktualisasi diri, maka sering orang bekerja dan menjadi sukses adalah orang yang bekerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Demikian juga orang yang memiliki talenta dan karunia baru akan merasa kebahagiaan surgawi ketika ia melibatkan diri dalam pekerjaan Tuhan.
META KEBUTUHAN
Manusia memiliki kebutuhan yaitu, apa yang disebut oleh Maslow sebagai meta kebutuhan. Meta kebutuhan ini juga diiringi dengan sifat untuk selalu ingin berkembang. Meta kebutuhan meliputi kebenaran, kebaikan, keindahan, sifat hidup, individualitas, kesempurnaan, sifat penting, kepenuhan, keadilan, ketertiban, kesederhanaan, sifat kaya, sifat penuh permainan, sifat tanpa usaha, sifat mencukupi diri, sifat penuh makna, dan sifat ingin tahu. Kebutuhan ini bukanlah kebutuhan primer, namun akan berpengaruh dalam kehidupan manusia. Semua kebutuhan akan memperoleh pemenuhan yang proporsional dari Tuhan, karena itu carilah Tuhan. Paulus memberikan dasar akan pernyataan tersebut. Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" ().
YOU ARE READING
Manusia Abadi [SELESAI]
Non-FictionMembaca cerita ini, kamu akan memahami manusia lebih mendalam, agar dalam bertingkah laku dan berbudaya, dalam hidup di tengah-tengah masyarakat dan dunia ini, kamu akan diperlengkapi untuk menjalankan arti hidupnya di hadapan Tuhan dan sesama secar...