Berandalan : 10. Setengah Brengsek

198K 8.2K 577
                                    

Ok, ada yang ngira ending kemaren udahan gitu aja dan adegannya di skip...
Padahal sebenernya ending kemaren gantung kek biasanya 😆😆

WARNING 🔞🔞 buat adek² ngeyel yg masih setia baca..
Yang berikut ini jangan dicontoh yeee.

No edit, karena gw nganu(?) Mantengin adegan begituan 😅
_____________

Sedikit flashback untuk mengingatkan...
______________________________

Baru juga Violet berpikir begitu dan Jovan sudah menelusupkan tangannya dalam kaos.

"Jo," kata Violet melotot sambil tangannya menahan tangan Jovan.

Jovan tersenyum, menangkup dagu Violet lalu menyesap bibirnya dalam-dalam.
____


Violet mulai panik setelah lama Jovan tak juga melepaskannya. Tapi sekali Jovan melepaskan ciumannya Violet justru makin panik karena Jovan mendorongnya hingga terbaring di ranjang dan lalu segera naik menindihnya.

"Jo," pekik Violet saat tangan Jovan menelusup dalam kaosnya. Menjalar ke belakang langsung melepaskan pengait bra.

Jovan tersenyum menatap Violet. Mata Violet membesar dan jantungnya berdetak cepat ketakutan. Ia menelan ludah dan bernafas dengan berat. Violet takut dengan senyuman yang itu. Senyuman yang sama dengan saat Jovan ingin dipuaskan dulu.

Jovan mengecup bibir Violet sekilas. Lalu bangkit melepaskan hoodienya membuangnya sembarangan. Menyisakan singlet berwarna hitam di tubuhnya. Setelah itu membuat Violet terkesiap saat Jovan menyibakkan kaos yang dikenakan Violet.

"Jo, jangan!" panik Violet tahu betul apa yang akan dilakukan Jovan.

Violet memegangi bahu Jovan saat ia mulai merambat turun. Sontak memejam dan melenguh pelan saat Jovan menyesap ujung dadanya.

"Jo, Ahh..." kata Violet lirih, tak kuasa menahan desahnya sendiri. Meremas bahu Jovan menahan desiran yang menjalar hingga membuat kepalanya pening dan pandangannya menggelap.

Violet meraba leher Jovan. Dengan sisa-sisa kesadaran ia membelai dan merambat hingga rambut. Sesaat kemudian Jovan meraih tangannya itu. Mungkin sudah menduga apa yang akan Violet lakukan padanya.

Jovan melepaskan kulumannya dan lalu merangkak naik. Menahan tangan Violet di samping kepala dan lalu mendekatkan wajahnya. Cukup dekat hingga dahi mereka beradu dan hidung mereka berebut udara yang sama.

"Jangan paksa aku buat jadi pacar kejam Vi," kata Jovan pelan, tersenyum penuh ancama. Sukses membuat Violet kembali menelan ludah ketakutan.

Violet memejam kuat saat Jovan menenggelamkan wajah dalam lehernya. Menyesap aromanya kuat-kuat. Kini tangannya yang lain merengkuh leher Violet supaya tidak berontak menjauh saat ia mulai aksinya. Violet terbelalak menyadari Jovan sedang berusaha membuat tanda di sana.

"Jo, jangan di leher," kata Violet panik.

Jovan menahan leher Violet makin kuat supaya tidak kemana-mana. Ia lepaskan cekalannya pada tangan Violet tadi dan lalu merambat ke dada, meremasnya lembut. Setelah beberapa saat Jovan akhirnya selesai menandai daerah kekuasaannya. Menatapnya dengan bangga lalu tersenyum pada Violet.

"Tahu artinya apa kan?" tanya Jovan menatap mata Violet dengan lembut.

""Hmm," jawab Violet lirih.

Tanda itu artinya Violet adalah  milik Jovan. Dan Violet tahu sebaiknya tak membantah kalau masih menginginkan seorang Jovan yang manis dan bukannya Jovan yang kejam.

Jovan tersenyum puas dengan jawaban Violet. Kemudian membelai rambut Violet dengan lembut dan pelan-pelan mendekatkan wajahnya. Mengusap bibir  Violet dengan lidahnya dan lalu mengulumnya penuh nafsu.

Berandalan [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang