Violet tak pernah merasa segugup ini datang ke sekolah. Bahkan hari pertama pun tak berdebar seperti ini. Beberapa anak menatapnya bingung, seolah menebak-nebak apakah dia ini anak pindahan atau bagaimana. Beberapa merasa asing dan tak asing secara bersamaan. Merasa pernah lihat tapi bertanya-tanya kapan juga pernah melihat gadis secantik itu.
Bahkan Violet ingin tertawa saat Roky dan Dani pelan-pelan menghadang jalannya. Roky malu-malu mengulurkan tangannya mengajaknya berkenalan. Violet tak menyambutnya tentu saja. Tersenyum saja menatapnya. Baru setelah menatap Violet beberapa saat dengan keheranan Roky dan Dani sadar.
"Anjir," umpat keduanya saling pandang seolah sama-sama bertanya "ini beneran apa gak sih?"
"Pagi," sapa Violet pada mereka.
"Aaaaargh," kesal Roky berlutut lemas.
"Lu kenapa?" Tanya Dani bingung.
"Gue nyesel banget anjir. Kenapa gak dari dulu-dulu gue pacarin si Vio," sesal Roky frustasi.
Seseorang datang menertawakannya sambil merangkul Violet.
"Lu ngapain?" Tanyanya.
"Cuekin aja Jo, obatnya abis," jawab Dani asal.
Jovan tertawa saja dan membawa Violet pergi. Violet menurut saja, bahkan jadi merasa lebih tenang saat Jovan berjalan merangkulnya. Seolah ada yang melindunginya dari tatap penasaran di sekelilingnya. Dani menendang bokong Roky pelan, sebelum berjalan mengikuti Jovan. Roky segera bangkit dan ikut juga.
Sepanjang jalan orang-orang menatapi Violet dengan heran. Para gadis yang dulu menatapnya tak rela ada di rangkulan Jovan kini hanya bisa ternganga. Tiba-tiba saja Jovan menarik kepala Violet, menyembunyikan wajahnya dalam dada.
"Apa lu liat-liat? Mupeng lo?" Kesal Jovan pada seorang lelaki yang baru saja menatap Violet dengan mata berbinar.
"Jaga tu mata!" Kata Roky menimpali, sedangkan Dani memukul lelaki itu pelan dan mendorongnya agar pergi.
Violet memukul Jovan karena jadi tak bisa bernafas. Jovan yang tak sadar, melepasnya dengan bingung.
"Gak bisa napas," gerutu Violet memukul dada Jovan pelan.
"Abis kamu cantiknya kebangetan sih," balas Jovan tak kalah kesalnya.
"Mana kacamatanya, pake aja!!" lanjut Jovan menengadahkan tangannya.
Violet menatap tangan itu sesaat lalu kembali menatap Jovan.
"Ya gak bawa lah. Kan udah pake ini," jawab Violet menunjuk matanya.
"Pake apaan?" Tanya Jovan menatap mata Violet lebih dekat.
"Ini," kata Violet membuka mata lebih lebar supaya Jovan bisa melihatnya lebih jelas.
Dan kemudian Violet mengerjap saat Jovan melayangkan satu kecupan di bibirnya. Menyadarkan dirinya sebentar lalu memukul kesal Jovan yang tertawa senang karena sudah berhasil mengerjai pacarnya.
"Aaaargh, siksaan macam apa ini Dan?" keluh Roky memeluk Dani.
Dani tertawa sengit sambil menepuk-nepuk punggungnya prihatin.
"Vio?" Kata seseorang mendapatkan atensi semua orang.
Dada Violet bergejolak sesaat mengetahui itu adalah Rafa yang memanggilnya. Kini jadi berdebar cemas. Berharap Jovan tidak melakukan hal nekat hanya karena seseorang mengenalinya.
Tapi wajah Jovan kelihatan makin geram saat Rafa menatapi pacarnya dengan seksama. Dari ujung kepala, turun ke kaki, naik lagi ke ujung kepala Violet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandalan [Terbit]
Romance#18+ Cerita menstrim... Tentang badboy (Mengandung gore, Adek² gosah kepo, cerita menstrim doangan ini) Jovan sedang dalam pelariannya dari kejaran polisi, saat sebuah jendela rusak memberinya jalan untuk "menyelamatkan diri". Menyelamatkan dirinya...