Berandalan : 20

164K 10.7K 794
                                    

Jan lupa vote gaes.
Tampol gambar bintangnya pake sendal 👍👍

_______________

"ke Gudang aja yuk Vi," kata Jovan lemas. Meletakkan kepalanya di atas tumpukan buku sebagai bantalan sambil menatap Violet dengan bosan.

Violet menurunkan buku dari pandangannya. Melirik Jovan dan tersenyum geli. Mereka sedang ada di perpustakaan dan ketenangan tempat ini sepertinya telah membuat Jovan mengantuk.

"Gak mau, aku masih pengen baca," jawab Violet.

"Bawa aja bukunya, elaaaah," jawab Jovan kesal.

"Dibawa kesana juga ntar disana gak bakal bisa baca," jawab Violet kembali pada buku ditangannya.

Jovan terkekeh mendengarnya. Diakuinya hal itu benar juga. Ia sudah membayangkan dan merencanakan banyak hal untuk dilakukan dengan pacarnya itu. Yang ia yakini memang Violet tak akan mungkin sempat membaca disana.

"Kalo bosen pergi aja, ngapain juga nungguin aku disini," kata Violet.

Jovan menghela nafas pelan mengangkat wajahnya. Kini jadi dagunya yang ia sanggakan di tumpukan buku itu.

"Enggak ah. Kalo gak deket-deket kamu banyak yang nempel soalnya," jawab Jovan.

Violet menertawakannya pelan. Sudah beberapa hari mereka pacaran dengan terang-terangan. Dan Jovan selalu mengikutinya kemanapun ia pergi untuk alasan yg sama.

"Apa aku pake kacamata aja ya Vi?" Tanya Jovan setengah melamun.

Violet kembali menertawakannya.

"Gak ngaruh kalo menurutku sih," jawabnya.

"Emang kamu bakal bisa ngenalin aku kalo aku pake kacamata?" Tanya Jovan menoleh.

"Yaiyalah," jawab Violet langsung.

Entah kenapa Jovan jadi tertawa geli, sebenarnya sungguh ingin tertawa terbahak-bahak, tapi ia tahan sekuat tenaga karena sadar sedang ada dimana. Bahkan kini wajahnya jadi memerah gara-gara itu.

"Kenapa sih?" Tanya Violet menatapnya heran.

"Terus kamu tuh dulu mikir apaan sampe nyangka aku gak ngenalin kamu gara-gara kacamata?" Tanya Jovan.

Wajah Violet langsung bersemu merah diingatkan Jovan tentang hal memalukan itu. Tapi sekarang ia jadi paham, benar juga yang Jovan katakan dulu. Mana mungkin tidak mengenali dia hanya karena kacamata. Karena kalau ia bayangkan Jovan memakai kacamata dan merubah penampilan, pastilah ia bisa mengenalinya juga.

"Ah Violet, kamu bego banget," batin Violet merutuki dirinya sendiri.

"Sekarang ngerti kan?" Tebak Jovan menunjuk wajah Violet tersenyum geli.

Violet menampik todongan jari itu menggunakan buku di tangannya dengan kesal. Lalu bangkit dari kursi.

"Kemana?" Tanya Jovan mengekorkan matanya.

"Nih, kembaliin buku," jawab Violet mengangkat buku di tangannya.

Jovan langsung meluruskan duduknya dan tersenyum dengan sumringah.

"Abis ini ke gudang?" Tanya Jovan bersemangat.

Violet memukul pundak Jovan dengan buku itu lagi sebelum beranjak pergi meninggalkan Jovan disana.

Violet berjalan masuk ke lorong rak paling ujung. Berjalan sebentar, ia lalu menyisipkan buku yang ada di tangannya diantara buku lain sesuai tempat yang seharusnya. Ia memekik terkejut saat seorang laki-laki berdiri di sampingnya dan menyapa.

Berandalan [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang