Sesuai judulnya yes, Bonus... Gak ada manisan paitan... Its just BONUS.
Basa yang telah basi.______________
"Oma," kata Jovan mengejutkan nenek saat datang ke kios penjual kain itu.
Nenek yang terkejut menatapnya sesaat untuk memastikan siapa bocah yang mengejutkannya. Sebentar kemudian setelah merasa memang mengenali wajah berkacamata dan rambut klimis itu nenek memukuli Jovan dengan kesal.
"Nakal," umpat nenek.
"Aduh aduh, ampun Oma," pekik Jovan tak berani menangkisi pukulan itu.
"Jovan kan cuma nyapa, kenapa oma kaget banget gitu," keluh Jovan mengelusi lengannya.Nenek tersenyum melihat Jovan menggerutu.
"Ngapain kesini? Nyari Vio?" Tebak nenek.
Tapi Jovan menggeleng.
"Nyari kain buat bikin kemeja oma," jawab Jovan dengan alasan yang sudah sedari rumah disiapkannya.
"Kemeja apa?" Tanya nenek bangkit dari kursinya.
"Bikin kemeja kembaran sama ayah," jawab Jovan sambil memperhatikan nenek memilah-milah gulungan kain.
"Mau warna apa?" Tanya nenek lagi.
"Kalo cowok ganteng-ganteng gini pantesnya warna apa ya oma?" Tanya Jovan terkekeh.
Nenek tersenyum dan geleng-geleng kepala tak habis pikir, lanjut memilah-milah gulungan kain.
"Jovan?" Panggil Violet baru datang entah darimana.
Jovan tersenyum menyapa Violet dan jadi menatap penuh curiga saat melihat Rizal datang bersamanya.
Violet menyadari tatapan penuh curiga itu. Dan cepat saja teringat kejadian beberapa minggu lalu saat ia pulang diantar bang Rizal dan Jovan marah luar biasa. Kini seketika jadi berdebar cemas dan menelan ludah susah payah.
"Udah balik Vi? Barangnya bener kan?" Tanya nenek mendapatkan atensi keduanya.
Violet tersenyum dan mengangguk.
"Tante Fitri titip salam buat nenek," kata Violet.
Nenek mengangguk saja menjawabnya.
"Sini, pilihin kain buat Jovan," kata nenek selanjutnya.
Violet menatap Jovan penuh tanya lalu menghampiri nenek juga.
"Mau dipake buat kemeja katanya, pilihin warnanya! Yang cocok buat yang ganteng-ganteng," kata nenek menepuk pundak Violet sambil tersenyum melirik Jovan dan kemudian pergi meninggalkan mereka berdua, lanjut memanggil Rizal entah untuk urusan apa.
Violet mulai memilah-milah gulungan kain dengan perasaan gelisah masih takut Jovan akan marah padanya.
"Warna marun mau jo?" Tanya Violet pelan.
Tapi beberapa saat tak ada jawaban. Violet menoleh pada Jovan. Rupanya Jovan masih menatapi Rizal penuh rasa penasaran hingga tak mendengarkan. Violet jadi ikut menatap ke arah nenek dan Rizal. Rizal sedang tertawa sedangkan nenek memukul pundaknya pelan sambil tersenyum. Mereka bercanda akrab seperti biasanya.
Violet kembali menatap Jovan. Ia masih serius menatapi mereka. Violet menghela nafas pelan lalu mendekat dan menggenggam tangan Jovan. Lembut sebenarnya namun Jovan yang terlalu serius dengan urusannya sampai terkejut dengan sentuhan pelan itu. Ia menoleh menatap Violet dengan bingung.
"Aku gak ada apa-apa sama bang Rizal, nenek deket sama dia karena emang dia yang sering bantuin nenek jualan disini," jelas Violet.
Jovan tersenyum dengan masam menatap tangan Violet yang menggenggam tangannya. Lalu kembali menatap wajah Violet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandalan [Terbit]
Romance#18+ Cerita menstrim... Tentang badboy (Mengandung gore, Adek² gosah kepo, cerita menstrim doangan ini) Jovan sedang dalam pelariannya dari kejaran polisi, saat sebuah jendela rusak memberinya jalan untuk "menyelamatkan diri". Menyelamatkan dirinya...